05. Danger

3K 486 12
                                    

Setelah moment uwu, sang ketua BEM tampan dan wakilnya yang cantik makan satu piring berdua, sekarang Arga dan Adit melakukan kebiasaan mereka setelah makan. Yaitu saling bersandar dan main hp. Membuat semua orang yang melihat gemes.

"Heh, kalian pacaran nggak sih?" Tanya Aska.

"Lo pikun ya? Gue sama Adit sahabatan dodol" Adit mengangguk

"Kok mesra banget?"

"Mesra apaan anjerr, gue sama Adit emang gini! Gue kan udah sahabatan lama banget ama dia" tapi siapa sih yang mau percaya kalau kenyataanya mereka kayak begitu?

"Ck, meragukan sekali lo berdua"

"Bodo ah" dan Arga bangun dari duduknya.

"Oy gue mau ketoilet" Adit ngangguk aja. Setelah itu Adit memutuskan untuk turun kebawah ngontrol anak anak.

"Buset gue gemes setengah mampus ama mereka ta!"

"Gue juga Rin, friendzone sialan banget dahh"

"Sabar atuh neng, ntar juga ada waktunya tu berdua lepas dari friendzone"

"Iya deh iya Raf!" Saat kembali dari toilet ternyata Arga tidak sendiri, dia bersama dengan Leon, temen seangkatan yang mengaku menyukai Arga, bermusuhan dengan Adit. Entah kenapa, rasanya dia pengen marah. Tapi dia bingung atas dasar apa dia mau marah?

Anjir kenapa gue jadi badmood lagi gini ya?

Adit terus menatap kearah Leon, padahal dia sedang memberikan arahan dan sedang menjadi pusat perhatian. Tapi Adit menatap keduanya hanya sebentar, dia balik fokus ke maba. Hingga ada anak cewek yang tiba tiba pingsan.

"Yahh mesty!! Mes bangun! Kak! Mesty pingsan!!" Tanpa menunggu tim kesehatan, Adit langsung menggendong si maba dan sontak saja hal itu membuat heboh. Masalahnya yang menggendong si maba ini sekaliber Aditya Taehyung, most wanted man di Jakarta. Idola banyak orang dan si maba beruntung sekali. Hal itu nggak luput dari Arga. Arga mengerutkan kening,

Kenapa Adit yang menggendong? Bukanya ada tandu dan tim kesehatan? Tunggu kenapa gue jadi gini?

"Arga?"

"Eh iya kak, maaf aku mau nyusul Aditya dulu" dan tanpa menunggu jawaban Leon Arga sudah berlari menjauh.

"Ck sial!"

Arga benar benar mengikuti Adit sampai ke rukes, si cewek sudah di tangani tapi Adit belum juga beranjak. Akhirnya Arga yang menghampiri Adit.

"Dit, lo kenal dia?" Adit tidak menengok kearah Arga.

"Nggak, tapi semua maba tanggung jawab gue juga" Arga mengerutkan kening mendengar nada bicara Adit.

"Dit, lo marah ke gue?"

"Nggak, cuma badmood" dan Adit berlalu meninggalkan Arga. Tentu saja Arga mengejar Adit, ternyata Adit kembali ke ballroom, sehingga Arga tidak bisa membicarakan masalah pribadinya dengan Adit.

Lo kenapa sih Dit?

Aditya benar benar marah, dan Arga benar benar resah. Saat sedang melamun, dia dikejutkan dengan suara Adit yang berteriak marah.

"SUDAH KUBILANG PERMINIM SENIORITAS!!"

"Dit tapi mereka-" Arga membolakan mata, gawat jika sampai Aditya mengamuk. Arga berlari dan memeluk Adit.

"Dit udah dit, kontrol emosi lo!"

"Minggir"

Duh kalo Adit udah kayak gini gue nggak bisa ngendaliin dia

"AKU BILANG MINGGIR!!"

"NGGAK!"

Arga melakukan satu hal yang fatal. Aditya dalam kondisi seperti ini tengah hilang akal. Dia mendorong Arga hingga jatuh kemudian dia menatap tajam anggotanya yang melanggar kesepakatan sementara Leon yang melihat Arga didorong pun akhirnya berlari dan langsung memukul Adit.

"Kak Leon udah!!" Adit semakin terpancing emosi dan balik memukul Leon dengan tenaga yang tidak main main, bahkan sampai membuat Leon terpelanting jatuh dengan hidung berdarah. Adit hendak menyerang Leon lagi namun di tahan oleh Arga dengan pelukan.

"Adit jangan gini Dit!" Tapi Adit kembali mendorong Arga dan menatap tajam Arga. Namun sebelum Arga jatuh, ditahan oleh Ezra.

"Bang Adit kontrol emosi bang" kalau Adit lagi seperti ini, tidak boleh dilawan dengan bentakan juga karena Adit akan semakin menjadi.

Disisi lain, Raka, Araf, Jendra, Chandra dan Noval berlari menghampiri Adit. Raka langsung memeluk adiknya. Sementara Dimas menyuruh Arga menjauh dan menyuruh tim kesehatan membawa Leon.

Aditya.. Lo kenapa hilang kendali lagi sih?

"Oh jadi seperti ini watak asli ketua BEM kita? Tch"

"DIAM LEON! Lo-" belum selesai Dimas bicara tiba tiba Adit mendorong abangnya dan pergi meninggalkan ballroom. Arga ingin mengejar Adit namun ditahan Ezra.

"Sepertinya abang gue juga marah karena lo bang. Lo disini aja, gue yang akan ngejar bang Adit" Raka mencekal tangan adiknya

"Lo-"

"Terserah lo mau nyuruh gue ngulang tahun depan gue jabani bang, tapi sekarang bang Adit cuma bisa sama gue" memang iya, Adit cuma bisa terkontrol dengan mudah sama Ezra. Karena Aditya sesayang itu sama adiknya.

Ezra lari nyusul abangnya, sementara Arga masih bingung apa kesalahan dia sehingga Adit marah padanya seperti ini.

"Lo sama Adit bukanya tadi baik baik aja dek?"

"Gue juga nggak tau bang" Dimas menghela nafas.

"Raka, tarik mereka berempat"

"Oke Dim" Irina merangkul Arga.

"Dia cemburu Ga, lo tau dia sama Leon gimana. Dan Leon ke elo gimana. Jelas banget dia jealouse"

"Lo ngaco Rin"

"Kalo lo bisa jelasin ke apa dia tiba tiba marah gue nggak bakal mikir dia cemburu" dan Arga hanya diam

"Tuhkan!"

"Sinting lo Rin. Gue sama Adit sahabatan, selamanya bakal gitu dan gue sama Adit sama sama straight" Irina menghela nafas dan lebih memilih diam.

Sampai kapan lo sama Adit begini Ga?

Sementara itu, Raka mendapat telfon dari Ezra kalau Adit hampir aja dilumpuhkan dan di culik kalo Ezra tidak segera menolong. Ezra juga membawa kabar bahwa profesor gila itu telah kabur dari penjara. Seketika Raka lemas memdengar hal itu.

"Ada apa ka?"

"Profesor gila itu melarikan diri, dan tadi Aditya hampir diculik"

"WHAT?"

Ospek hari ini akhirnya di akhiri satu jam lebih cepat dengan alasan insiden yang terjadi pada sang ketua BEM. Sedangkan si korban yang dibela Adit alias Zara masih berada di rukes bersama Agata.

"Hei Zar, lo jangan sedih terus dong"

"Ezra nggak peduli sama gue kak, gue juga bahkan udah membuat bang Adit marah kayak tadi"

"Bukan salah lo, mereka emang keterlaluan" Zara masih saja menangis, hingga Dimas datang dan memeluk Zara.

"Gue yakin Ezra hanya butuh waktu Zar. Lo tau Ezra sama kayak abangnya kan? Setiap marah butuh waktu buat ngademin hati. Lo nggak usah banyak mikir" Zara membalas pelukan Dimas.

"Iya bang" seluruh sahabat dan abangnya Adit datang ke mansion mewah keluarga Backer. Ternyata yang dimaksut Ezra dengan hampir diculik adalah Adit yang sengaja disrempet oleh orang jahat itu. Arga yang melihat kondisi Adit langsung panik.

"Adit! Kok bisa sampe kayak gini sih!" Namun sekali lagi, Adit tidak ingin bertemu siapapun.

"Tinggalkan aku sendiri"

____________

TBC

Just Extraordinary Friend [END]Where stories live. Discover now