15. Serendipity

2.1K 357 28
                                    

Aditya ditemani dua sepupunya Elios dan Chacha juga dua sahabat barunya Aaron dan Bagas kembali ke kampus. Dia meninggalkan semua tugasnya setelah mendapat telfon dari abangnya. Hal yang membuat syok adalah Adit membawa bayi ke kampus.

Sementara itu dikampus awalnya semua berjalan dengan baik, namun tidak setelah mahasiswa dibawa ke tanah lapang. Lapangan berlumpur, permainan menjijikan dan tak masuk akal, bentakan bentakan itu membuat BEM yang berada dikantor geram setelah mendengar laporan banyak maba yang pingsan dan menangis.

Arga dkk langsung menuju ke lapangan bersama para petinggi Senat. Mereka tengah sangat marah karena para senior melakukan hal yang berlebihan terhadap junior dan itu melanggar kesepakatan awal.

Saat mereka sampai lapangan hal yang pertama kali mereka liat beberapa senior cewek menjambak rambut maba, senior cowok menendang maba cowok dan Ezra yang sedang melindungi Nadine juga Zara dari para senior cewek.

Kondisi mereka semua mengenaskan, kotor penuh lumpur. Beberapa ada yang menangis dengan bibir bengkak entah diberi apa, ada juga yang celananya terdapat cap warna kuning yang mereka tau itu adalah pub si maba.

Lalu ada juga yang pingsan entah karena kepanasan atau hal lain. Hal ini jelas membuat darah petinggi Bem dan Senat mendidih.

"BERENTI! LO SEMUA KETERLALUAN!" Teriak Arga.

"SENIOR SIALAN!" Teriak Ezra.

"Berani lo ya!" Ada yang ingin memukul Ezra, namun saat ingin memukul seseorang menendang senior itu. Aditya pelakunya, Elios dan Chacha bersama anggota kepolisian ada dibelakang Adit.

"Bang Adit?!" Adit mencengkeram lengan Ezra.

"Lo ada yang luka dek?" Ezra menunjukan pelipisnya. Adit menggeram marah, namun kemarahan Adit membuat bayi dalam gendonganya menangis.

"B-bang lo ngehamili orang?" Ezra menatap horor abangnya. Adit menggeleng dan menyerahkan bayinya pada Chacha.

"Gue nemuin dia tanpa orangtua. Ntar gue ceritain"  Adit menatap sekeliling.

"Kak Adit" lirih salah satu cewek. Adit mendekati dia, dia bisa mencium bau kotoran manusia.

"Lo kenapa.dek?"

"Mereka kasih minum cabai kak" rahang Adit mengeras.

"ELIOS PANGGIL AMBULAN!" Teriak Aditya. Dia terus berkeliling, mereka dalam kondisi buruk. Saat menatap ke arah pohon besar seseorang disana membisikinya. Amarah langsung kembali berkobar dalam diri Adit.

"Kalian siap dipenjara rupanya?" Semua yang ada disana terdiam dan hening seketika. Tatapan tajam ia layangkan pada semua senior.

"Balas dendam huh? Tch. Hentikan atau kalian dipenjara?! Semua kembali ke ballroom, dan akan kuganti semua acaranya!" Semua maba menatap penuh binar pada Aditya.

Brak!

Aditya menendang meja yang ada disana. Kilatan matanya menyeramkan dengan rahang yangbkeras dan tangan mengepal erat.

"Bang"

"Sudah gue bilang tidak ada lagi balas dendam. LO SEMUA TOLOL HAH?! GAK NGERTI OMONGAN GUE IYA?! MENDADAK GOBLOK ATAU EMANG GOBLOK?!" tidak ada yang berani bersuara.

"JAWAB BAJINGAN!!"

"Dit ini tradisi-" Adit melempar gelas kearah Agam.

"BACOT TRADISI TRADISI PERSETAN SAMA TRADISI SU! LO MAU MAMPUSIN ADEK TINGKAT LO SEMUA HAH!" semua orang gemetar melihat aura dan kemarahan Adit.

Adit mengambil satu gelas air cabai itu kemudian mencengkeram salah satu senior cewek dan memaksanya minum bahkan sampai tersedak. Cengkraman dileher begitu kuatnya hingga terasa sangat sakit. Dia tersedak luar biasa sampai air keluar dari hidungnya namun Aditya nggak peduli. Tidak ada yang berani menyela, para sahabat pun juga tidak.

Just Extraordinary Friend [END]Where stories live. Discover now