21. 하루만

2.2K 328 3
                                    

Malam itu, Adit dan Arga makan bersama lalu kembali kekamar untuk tidur. Arga sudah berganti baju. Nipplenya masih mengeluarkan asi, tapi sudah tidak sebanyak tadi. Adit membantu Arga mengompres area dadanya.

Kia terleleap di tengah tengah, sementara Arga dan Adit masih bermesraan. Arga duduk di depan Adit sambil mengopres nipple kirinya sementara Adit mengompres nipple kanan Arga. Kalian tau betapa Aditya harus benar benar mengontrol hormonya agar tidak menerjang Arga. Karena sungguh sekarang Arga terlihat sangat seksi.

"Dit"

"Hm?"

"Lo inget nggak dulu kita sebenarnya musuh kan" Adit mengerutkan kening.

"Waktu SMP ya" Arga mengangguk konfirmatif. Dia beralih menghadap Adit. Adit membantu mengancingkan piama Arga.

"Inget nggak, kita hanya butuh waktu sehari untuk bermusuhan?" Adit terkekeh saat memori itu muncul dalam benaknya

"Hm ya, karena Kalila?" Jungkook mengangguk lagi.

"Dulu kita rebutan kalila kan?"

"Iya, sampai musuhan gitu terus kita juga tiba tiba baikan gitu aja" Adit terkekeh dan mengusak surai Jungkook.

"Hm ya, kita baikan saat kita terjebak di gudang berdua"

"Hanya dalam sehari ya untuk kita musuhan dan baikan, aku tak bisa lama lama bermusuhan denganmu"

"Ya, aku juga Ga. Sekarang lo harus tidur. Udah malam, nipple lo udah enakan kan?" Arga mengangguk dan membaringkan tubuhnya disisi kanan Kia, sementara Adit disisi kiri.

"Makasih Dit" Adit membelai kepala Arga.

"Sama sama, udah tidur"

"Malem Dit"

"Malem juga sayang" Arga memejamkan mata, pipinya memerah mendengar panggilan sayang dari Adit.

Setelah Arga benar benar tidur, Adit bangun dari tidurnya.

"Gue nggak akan biarin mereka nyentuh kalian semua" Adit memandangi wajah Arga, dia tersenyum dan mengecup kening Arga. Kemudian beralih ke Kia, dia mencium kening Kia.

"Papa akan selalu melindungi kalian berdua" Dia tau, ada yang mengawasinya. Ada yang ingin menyakitinya, tapi dia ditahan oleh suaminya. Iya, itu Aric dan istrinya.

"Aku mati bukan karenamu capt. Aku mati karena bertugas. Tolong rawat putriku. Aku akan pergi sekarang" Aditya tersenyum, dia mengangguk.

"Ya, pergilah dengan tenang paman. Gue akan menjaga putrimu" Aaric pergi bersama istrinya. Adit menghela nafas dan memutuskan untuk keluar kamar. Saat dia hendak menuju ke halaman belakang untuk merokok, disana ada Zara.

"Zara, lo ngapain masih disini dek? Tidur sana udah malem ini" Zara mendekati Adit dan memeluk Adit. Adit mengerutkan kening namun membalas pelukan Zara.

"Kenapa?"

"Bang Adit beneran sayang sama bang Arga?" Adit tau, Zara sakit hati padanya.

"Iya, gue beneran sayang Arga. Kenapa?" Zara menangis dalam diam.

"Zar"

"Sakit bang hiks" dia tau Zara suka padanya dari lama. Karena itu dia tak ingin memberi Zara harapan.

"Kenapa? Lo disakiti Ezra?" Zara cuma bisa miris, dia tau kalau abangnya Ezra nggak mungkin paham kalo dia suka.

"Bukan bang, gue suka sama lo"

"Zar lo bercanda kan?"

"Gue pikir lo tau kalo gue nggak lagi bohong bang" Adit memegang bahu Zara.

Just Extraordinary Friend [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora