03. Boy Meets What?

3.5K 469 26
                                    

Setelah upacara pembukaan sekarang giliran acara perkenalan dan demonstrasi Organisasi juga UKM di UPH. Semua udah bersiap di posisi, dan untuk yang pertama kali perkenalan adalah Senat dan Bem. Raka dkk sudah naik keatas panggung. Semua mata langsung tertuju pada sosok tinggi, gagah yang ada di barisan tengah, Aditya Taehyung.

Semua tersenyum ramah, bahkan Adit sempat bercanda dengan Arga membuat kesan bahwa muka dingin Adit tidak singkron dengan kepribadianya. Raka menyerahkan mic pada Adit, Adit mengerutkan kening dan menatap Raka seolah bertanya kenapa.

"Lo duluan" Adit mendengus dan kemudian meraih micnya.

"Hello guys, good morning!"

"Morning!!

"How are you today?!"

"I'm fine thankyou, and you?" Mereka semua menjawab dengan sangat kompak.

"I'm also fine Thanks, oke guys seharusnya yang mengawali perkenalan kakak yang tidak lebih tampan dariku yang disana itu" dan perkataan Adit membuat semua tertawa dan Arga bahkan mencubit lengan Adit.

"Tapi karena memang yang harus mengawali orang ganteng jadi mic diserahkan ke gue, jadi gue ganteng kan guys?"

"BANGET" dan senyum Adit makin lebar.

"Sialan lo Dit!" Sungut Raka sambil mengepalkan tinjunya. Sementara Adit hanya tertawa bahagia bisa mengejek abangnya.

"Oke mulai dari gue dulu, so gue mau tanya kalian udah ada yang tau tentang gue?"

"Aditya Taehyung, ber IQ 200, petarung tangguh, sniper jitu, memiliki photograpic memory, psikometri, bisa melihat masa depan dan seorang agen rahasia. Apakah itu benar kak? Saya dapat informasi seperti itu" dan apa yang dikatakan salah satu maba membuat para sahabat syok bahkan gemetar. Sementara Adit memilih untuk tetap tenang dan tersenyum.

"Dari mana lo dapat informasi ? Gila gue pengen banget kayak gitu beneran. Kayak manusia super, sayang gue nggak kayak gitu" sahut Adit santai.

"WOY! LO JANGAN ASAL NGOMONG YA!" Itu Ezra yang teriak. Ezra keluar dari barisan.

"Lo nyadar nggak kalo omongan lo bisa bikin celaka abang gue?!"

"Kok bikin celaka? Bukannya malah bagus, lo dan keluarga bisa terkenal"

"Karena terkenal itu banyak yang bakal berusaha ngeburu abang gue buat digunain otaknya sialan!"

"Ezra, nggak usah bentak bentak gitu dek" Ezra menatap abangnya dengan tatapan marah.

"Bang dia-"

"Iya zra, abang ngerti. Gini dek, gue nggak merasa memiliki kemampuan yang kamu sebutkan dan topik itu sangat sensitif untuk diungkapkan. Dulu gue pernah di sangka kayak gitu makanya Ezra sekarang marah. Dulu gue hampir dijadiin alat cuma gara gara disangka kayak gitu. IQ gue cuma 145, terus kemampuan lain gue, gue bisa liat setan. Udah itu aja. Gue emang bisa berkelahi tapi sekedar buat bela diri. Nggak ada yang lain lagi" Adit tersenyum kemudian menatap adeknya.

"Ezra takut gue diculik lagi" Ezra mendengus dan menatap tajam maba laki laki itu.

"Abang gue cuma orang biasa dengan kecerdasan superior normal. Lo nggak usah bikin gosip soal abang gue" Raka yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara.

"Jadi semua itu nggak benar dek, adek gue nggak kayak gitu" jawab si Raka bernada final. Adit menyuruh Ezra naik ke panggung. Ezra masih kesel sama anak itu akhirnya dia naik ke panggung dan dirangkulah sama Aditya.

"Ezra sangat takut apa yang terjadi padaku dulu terulang lagi, jadi ya dia memang sensitif dengan seperti ini" Ezra masih belum melunakkan ekspresinya.

Just Extraordinary Friend [END]Where stories live. Discover now