22. Rain

2.1K 329 13
                                    

Hujan deras mengguyur kota Jakarta, seluruh anggota keluarga Kim masih didalam mansion. Sementara Aditya tengah dirawat intensif di ruangan kusus oleh dokter. Azkia terus saja menangis, dia terus menatap kearah pintu, seolah mengerti jika papanya sedang berjuang didalam sana.

Elios dan Chacha sudah berangkat mengejar pelaku bersama dengan anggota Alpha Tim lainya, sementara Aaron dan Bagas ditugaskan berjaga disana.

"Uncle Ferres, Leon kembali" Ferres menoleh kearah Bagas dengan muka syok.

"A-apa?"

"Ini perbuatan Leon. Dia masih berambisi membunuh Aditya" Nada yang mendengar itu langsung menerjang suaminya.

"Seandainya saja kau tidak selingkuh semua ini takkan terjadi Fer! Lihat! Anakku sekarat didalam sana!!"

"Dia juga anakku Nad" Nada menatap sengit suaminya.

"Oh, kau lebih memilih anak dari selingkuhanmu daripada Aditya?!" Ezra yang sedari tadi menunduk dan menangis akhirnya angkat bicara.

"Seandainya hiks gue hiks menyadari itu hiks bang Adit nggak akan begini" Nada memeluk Ezra kembali.

"Ini bukan salahmu nak"

"Kenapa Leon selalu mengincar bang Adit mah? Apa salah bang Adit? Kenapa harus ada Leon diantara keluarga kita?" Disaat suasana sedang tegang, muncul seorang wanita yang dengan santai dan angkuhnya masuk.

"Angela" Nada yang melihat wanita itu naik darah.

"Mau apa kau kemari!!" Dia menyeringai

"Aku dan putraku juga berhak tinggal disini"

"Hei, belum ada kabar dari dalam?" Tanya Raka.

"Belum Rak" Raka memeluk Arga dan Kia.

"Sehabis ini, bawa Adit dan Kia kerumah lo saja Ga. Ada nenek sihir datang, tidak bagus untuk kalian bertiga"

"Bang, Adit akan baik baik aja kan?"

"Iya, dia cowok yang kuat kok"

Sementara itu Angela dan Nada masih saja bertengkar.

"BERISIK!" Teriak Ezra

"Kalian kalo mau berantem mending minggat dari sini! Nggak guna tau nggak!" Ezra menatap sengit papanya.

"Mending papah pergi" Raka dan Nouval merangkul Ezra.

"Stop zra, udah jangan emosi"

"Abang gue didalem sekarat bang tapi mereka berantem cuma masalah selingkuhan!"

"Heh Ezra, yang lo bela itu yang lo kawatirin bukan abang lo!"

"ANGELA!"

"Dia cuma anak pungut!!"

"Angela!!" Ezra dan yang lain tentu syok, kecuali Arga, Aaron dan Bagas.

"Memang kalau anak pungut kenapa? Dia jauh lebih baik daripada anak kriminal yang dibesarkan seorang jalang pelakor" Arga menatap tajam Angela. Angela yang dikatai begitu jelas tidak terima, dia maju hendak menampar Arga namun Arga lebih tangkas dari Angela. Seringai muncul di wajah Arga.

"Anak pungut yang membanggakan daripada anak seorang pelakor yang hanya bisa balas dendam tidak jelas dan hanya ada tindak kriminal diotaknya"

"Jika Leon yang kau banggakan ingin pengakuan dan kasih sayang, seharusnya dia datang dan memintanya tanpa ada rasa serakah. Karena bang Raka dan Ezra selaku anak dari istri sah papah Ferres lebih berhak" Angela tak diberi kesempatan menyela

"Kau pikir kau siapa? Seharusnya kau tau siapa posisimu. Untung papah masih mau menopang kehidupanmu. Padahal kau jalang yang membuat retak keharmonisan dalam keluarga Backer"

"Maksutmu apa Arga?"

"Iya mah, papah sebenernya tidak salah. Papah dijebak jalang ini" Arga mundur dan masih menyeringai.

"Dia memberi papah obat rangsang agar papah menerjangnya. Leon bukan anak papah, karena dia sudah hamil sebelum melakukanya dengan papah" Ezra mendekati Arga.

"Beneran bang?" Arga mengangguk konfirmatif.

"Leon memiliki jiwa keji karena papanya, Isac" semua yang ada disana syok.

"Dia putra Isac?"

"Ya, Angela ditiduri oleh pamanya sendiri, bukankah begitu Angela? Makanya Leon memiliki jiwa kriminal, tanaman Isac. Dia mengincar Aditya juga karena Isac"

"KURANGAJAR!!"

"Berhenti mengacau dikeluarga Backer bi, tolong maafkan papaku" semua menoleh kesumber suara. Semua terkejut karena Aditya berdiri diambang pintu.

"ADIT!!" Arga langsung memeluk Adit.

"Tolong maafkan papaku, dan tolong bujuk Leon berhenti bi"

"Maksut lo apa Dit?" Raka yang pertama kali bertanya.

"Iya bang, lo itu anak kedua keluarga Backer!" Bela Ezra.

Adit tersenyum dan membelai wajah Ezra.

"Gue tetep kakak lo, sekalipun kakak tiri Zra" Ezra menatap Taehyung tidak percaya

"Bang".

"Gue emang cuma anak pungut, papa Ferres nyelametin gue dari papa kandung gue sendiri" Adit menghembuskan nafas berat.

"Panjang ceritanya Zra"

"Sayang, lo sama Kia pulang ke Mansion Jeon, gue yang bakal menghentikan perbuatan papa gue"

"Lo mau apa Dit? Lo disini aja! Gue sama Kia gimana?" Aditya tersenyum, semua ini harus dihentikan bagaimanapun caranya.

Dia akan tetap pada keputusan yang sudah ia ambil dan ia jalankan. Apapun resikonya, hanya itulah satu satunya cara.

"Semua akan baik baik aja oke?" Angela diseret keluar oleh bodyguard sementara Adit mendorong Arga agar kembali tidur, dan menyuruh yang lain juga tidur. Saat semua sudah kembali tidur, barulah Adit menemui Aaron dan Bagas.

"Ron, lo jaga Arga dan Kia bersama Bagas. Pastiin mereka baik baik aja. Kabari Elios, kalo habis ini gue akan ngejar Isac. Sekaligus mengahiri semuanya"

"Dit-"

"Ron, lo udah janji sama gue"

"Dit gimana-"

"Nggak ada cara lain Ron"

"Dit lo nggak mikirin-"

"Gue udah mikirin ini Gas, Gue percaya semua akan baik baik aja, gue yakin Arga bisa ngelewatin semua ini"

"Dit, lo dan Arga baru nikmatin masa berdua. Lo-"

"Ini keputusan gue" Aron dan Bagas bertatapan kemudian menghembuskan nafas berat.

"Kita cuma bisa ngikutin perintah lo Capt, semoga memang ini jalan terbaik"

"Thanks, Gas Ron"

Aditya masuk kembali kedalam kamar, dia menatap Arga dan Azkia dengan senyuman sendu. Perlahan lelehan bening membasahi wajah Aditya. Dia mengambil kursi dan duduk menatap Arga dan Kia. Ia memejamkan mata, merasakan sesak didalam dada.

"Kalian berdua akan baik baik saja, papa janji"

__________

TBC

Just Extraordinary Friend [END]Where stories live. Discover now