Enam

8K 655 84
                                    

Sasuke mengeraskan rahangnya ketika melihat sekitar enam orang lelaki——yang Sasuke tau adalah sekumpulan para pecundang tengah mengerubungi seorang gadis, darahnya serasa mendidih saat jelaga hitamnya melihat salah satu dari mereka temgah berusaha menyentuh inti dari tubuh gadis itu. Sasuke tau jika ia terlambat datang. Entah apa yang telah mereka semua lakukan pada gadis itu.

Dengan kecepatan cahaya, Sasuke segera berlari dan mencengkram tangan kurang ajar lelaki tersebut dengan kuat sehingga membuat lelaki itu berteriak kesakitan. Jelaga hitamnya memandang tajam semua berandal yang ada disana, memberi peringatan pada mereka semua untuk diam atau tangan mereka semua akan bernasib sama dengan teman mereka yang kini masih menjerit kesakitan akibat cengkraman Sasuke pada tangannya yang kini menghasilkan bunyi kretek  pertanda bahwa jari tangan teman mereka retak atau bahkan patah. Tatapan mata Sasuke beralih pada lelaki yang kini tengah menjerit kesakitan, menatapnya tajam dan ia berkata pelan serta penuh dengan penekanan dan ancaman.

"Berani kau menyentuhnya, bukan hanya tanganmu yang terluka. Tapi kau akan kehilangan nyawamu."

Mereka semua mengangguk mengerti, terlalu takut untuk berurusan dengan Uchiha Sasuke, salah satu orang yang paling ditakuti oleh para siswa sekolah yang ada dikota itu.

Sasuke melepaskan cengkraman tangannya, masih menatap tajam pada segerombolan sampah yang membuat darahnya mendidih karena telah berani menyentuh miliknya.

"Jika aku melihat kalian mengganggu 'gadisku' sekali lagi, aku tidak akan segan-segan menghabisi kalian semua. Bahkan sekolah kalian! " Ancam Sasuke tak main-main. Ia memberi penekanan ketika menyebutkan kata gadisku.

Dan itu berhasil membuat gadis yang kini telah merapikan pakaiannya menghentikan aksinya sejenak. Ia memegang erat seragam sekolahnya yang sedikit terbuka, yang sedikit memperlihatkan dua gundukkan kenyal dibalik bra berwarna hitam yang membungkusnya karena kancing seragam sekolahnya yang hampir terbuka seluruhnya. Ia melanjutkan kegiatannya, mengancingkan satu persatu seragam bagian atasnya, serta merapikan kembali penampilannya yang acak-acakkan lalu menatap Sasuke dengan raut datar.

Sasuke masih setia menatap tajam para berandal yang sudah pergi menjauh, dengan berbagai umpatan pelan yang keluar dari pria itu. Dan Sakura sedikit menyunggingkan senyum tipisnya. Senyum yang selalu ia tampilkan diam-diam ketika ia menatap pemuda berparas tampan tersebut.

***

Nafas Sasuke sedikit terengah-engah ketika ia masih mencoba mengontrol emosinya. Pemuda itu mengepalkan kedua tangannya dengam gigi yang bergemelutuk. Umpatan pelan Sesekali terdengar dari pemuda mulut pemuda itu.

Ia berbalik, menatap kearah Sakura yang kini tengah merapikan pakaiannya, sedikit tercekat saat ia melihat sesuatu dibalik seragam sekolah bagian atas gadis itu yang hampir seluruhnya terbuka. Nafasnya perlahan memburu. Sasuke segera mengalihkan pandangannya kemana saja, asal tidak menatap gadis itu, terutama pada sesuatu yang ada dibalik kemeja berwarna putih yang tengah dikancingkan gadis itu.

Suara dehaman Sakura membuat Sasuke kembali menolehkan kepalanya kearah sang gadis yang kini masih menampilkan raut datar.

Kenapa gadis itu terlihat biasa saja disaat beberapa lelaki telah menjamah tubuhnya?

Emosi Sasuke kembali naik kepermukaan, ia menatap tajam kearah Sakura, lalu turun kearah leher gadis itu, dan mengetatkan rahangnya ketika melihat warna merah  samar yang tercetak disana.

"Apa yang sebenarnya kau fikirkan? "

Suara Sasuke begitu tenang ketika mengatakannya, tapi Sakura yakin kalau saat ini Sasuke tengah mata-matian menahan emosinya agar tidak kembali meledak. Dan Sakura tau bahwa ini akan berakhir buruk.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum