Delapan

8K 613 18
                                    

Lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi, Sakura dan Hinata keluar dari perpustakaan menuju kantin. Suasana kantin tidak begitu ramai ketika mereka memasuki area tersebut, mengingat jam istirahat sebentar lagi akan berbunyi. Sakura menunggu makan siangnya dengan raut datar seperti biasa, mengabaikan beberapa gadis yang menatap sinis kearahnya.

Ia segera melangkahkan kakinya ketika telah mendapatkan makan siangnya, mendudukkan dirinya dikursi yang berada disudut kantin seperti biasanya. Beruntung kursi itu kosong. Dan Sakura bersyukur karenanya.

Ia tersenyum kearah Hinata sekilas sebelum akhirnya menyantap makan siangnya dengan tenang.

"Sakura, maafkan aku. Jika bukan karena menolongku kau——"

"Kita lupakan itu, oke? "

Hinata mengangguk, rasa bersalah yang dirasakannya begitu besar ketika melihat para berandalan sekolah itu menyentuh bagian-bagian tubuh Sakura. Dan itu membuat hatinya begitu hancur. Ia bahkan menangis semalaman karena terlalu mengkhawatirkan Sakura. Ponsel gadis itu tidak aktif, dan Hinata terlalu segan untuk menghubungi Sasori.

Namun ketika ia melihat Sakura pagi ini, hatinya sedikit lega karena gadis itu baik-baik saja. Atau mungkin berpura-pura baik-baik saja. Entahlah.

Sedangkan Sakura yang melihat Hinata malah melamun berdeham pelan, mengalihkan atensi wanita itu padanya, dan Sakura kembali tersenyum. "Aku baik-baik saja, Hinata. Terima kasih karena kau menghubungi Sasuke untukku."

Dan mereka melanjutkan makan siangnya dengan tenang, sampai seseorang berjalan mendekat kearahnya dan keduanya sontak menoleh, menatap Shimura Sai yang tengah membawa makan siangnya dengan senyuman lebar.

"Bolehkah aku duduk disini? "

Sai masih menyunggingkan senyumnya ketika ia menatap dua gadis tersebut. Membuat Sakura mengangkat sebelah alisnya sedangkan Hinata menutup mulutnya menahan tawa.

Sai yakin jika ini terlihat begitu konyol dimata dua gadis didepannya. Terbukti dari tatapan aneh yang dilayangkan oleh Sakura juga sahabat gadis itu yang tengah mati-matian menahan tawanya. Ia tersenyum kikuk.

Sai bisa mendengar jika teman-temannya tengah menyorakinya, memberi dirinya semangat. Namun entah kenapa itu malah membuat dirinya kesal. Kesal karena rasa gugupnya bertambah hingga berkali-kali lipat. Ia menoleh, menatap teman-temannya dengan tatapan   'berhenti membuatku malu'. Lalu berhenti pada Sasuke yang kini tengah memelototinya.

Tunggu, kenapa Sasuke melotot kearahnya?

Tak ingin mencari tahu alasan kenapa pria pantat ayam itu melotot kearahnya, Sai kembali berbalik menatap ke dua gadis tersebut, ia bisa menanyakannya pada Sasuke nanti.  "Bagaimana? Bolehkan?" wajah pria itu dibuat senelangsa mungkin. Yang malah membuat tingkahnya semakin terlihat konyol.

Sakura menatap Sai datar kemudian mengangkat bahunya acuh, "Kau bisa meminta izin pada Hinata."

" Aku? " Hinata menyahut cepat, ia menunjuk dirinya sendiri,"Kenapa aku?" Ia sangat tau kalau pria berambut hitam itu tengah bertanya pada sahabatnya, bukan padanya. Tapi kenapa Sakura malah melemparkan pertanyaan itu pada dirinya? Tak ingin ambil pusing hinata akhirnya kembali berkata, "Duduklah. Kurasa Sakura tidak keberatan.

Senyuman Sai semakin lebar kala pemuda itu mendudukkan diri depan kedua gadis tersebut, ia kembali menatap teman-temannya dengan tampang sombong, dan mengabaikan Sasuke yang semakin melotot kearahnya.

" Ehem. " Sai berdeham pelan untuk mengalihkan atensi gadis bersurai merah muda itu padanya," Kau... Kau tidak penasaran denganku? "

Sakura kembali mengangkat alisnya," Kau bertanya pada siapa? "

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now