Limabelas

6.7K 634 69
                                    

Sasori berjalan mondar mandir didepan rumahnya dengan raut cemas. Sudah hampir satu jam Sasuke membawa adiknya pergi, namun sepertinya belum ada tanda-tanda mereka akan kembali. Pria itu mendongak, menatap langit malam yang berwarna hitam pekat. Sebentar lagi hujan turun, dan.. Kemana sebenarnya Sasuke membawa adiknya itu pergi? Ia bersumpah akan menghajar pemuda itu habis-habisan kalau sampai terjadi sesuatu pada Sakura.

Menghela nafasnya pelan, Sasori beranjak dari sana. Mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja ruang tengahnya dan menghubungi seseorang.

"Itachi, apa kau tahu kemana Sasuke biasa pergi? "

***

Mereka berdua kini berada didalam mobil milik Itachi. Menyetir dengan kecepatan rata-rata menuju tempat terakhir yang mungkin akan didatangi adiknya ketika tengah kacau.

" Semoga saja si bodoh itu berada disana. " Gumam Itachi pelan. Jujur saja ketika Sasori menceritakan tentang adik bodohnya yang begitu kacau membawa kabur Sakura begiti saja membuat dirinya begitu cemas. Ia mencemaskan Sakura, tentu saja. Sasuke akan melakukan apa saja jika pemuda itu tengah kacau. Termasuk menyakiti Sakura.

"Apa kau yakin kalau mereka ada disana? "

" Hn, kurasa begitu. Sasuke selalu pergi kesana untuk menenangkan diri. Aku yang memberikan tempat itu padanya, tanpa sepengatuhan orang tuaku. "

Sasori mengangguk singkat, berdoa dalam hati semoga saja apa yang dikatakan  Itachi memang benar. Bahwa Sasuke dan adiknya berada disana."  Semoga saja mereka benar-benar berada disana. "

***

" Kita bercinta sekarang! "

Suara itu begitu dalam dipendengaran Sakura. Sarat akan emosi dan juga kekalutan yang luar biasa. Tatapan mata pria itu juga begitu tajam, amat sangat tajam. Hingga ia merasa, bahwa onyx pekat itu kini tengah mengebor emeraldnya hingga ke dasar. Dan Sakura harus mati-matian untuk tidak mengarahkan pandangannya kearah lain, atau, dia akan kalah.  Dengan raut datar, mencoba menyembunyikan rasa terkejutnya yang luar biasa, Sakura balas menatap onyx pekat itu. Hingga tiga puluh detik kemudian, Sasuke semakin menindihnya, memagut bibirnya begitu kasar. Mencoba menyalurkan emosi yang pemuda itu katakan lewat sebuah ciuman.

"Aku menginginkanmu. " Bisik Sasuke disela-sela ciuman mereka." Aku sangat menginginkanmu. "

Sakura masih bergeming, memejamkan kedua matanya begitu erat, mengepalkan kedua tangan yang berada disamping tubuhnya dengan kuat. Mencoba melawan desahan yang hampir lolos dari mulutnya ketika tangan nakal Sasuke mulai menjelajahi seluruh tubuhnya dengan tergesa.

"Kenapa? Kenapa kau tak membalas ciumanku? " Tanya Sasuke. Sebelah tangan pria itu membelai punggung hingga pangkal pinggang Sakura secara belurang-ulang, menghantarkan rasa panas keseluruh tubuh gadis itu.

" Aku——"

"Kenapa? " Sasuke berbisik pelan," Bukankah kau ingin aku menyentuhmu? Seperti ini? " Tangannya berpindah kearah depan, bergerak pelan menuju dada Sakura." Kau menyukainya, kan? "

" Sasuke——"

"Diam! Jangan menyelaku. Nikmati saja apa yang akan aku lakukan padamu! " Sasuke kembali menawan bibir Sakura. Memagutnya secara bergantian. Sebelah tangannya meluncur kearah bawah, mengusap lembut pada bagian dalam milik gadis musim semi tersebut.

Tubuh Sakura menegang hebat, ia yakin sebentar lagi pelepasan pertamanya akan datang karena sentuhan pria itu, ini membuatnya gila. Namun sebisa mungkin gadis itu mempertahankan akal sehatnya agar tetap bekerja ditengah-tengah sentuhan Sasuke yang semakin menggila, atau ia akan kalah.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now