Duadua

5.9K 514 103
                                    

Orang itu turun dari taksi yang di pesannya. Menyerahkan beberapa lembar uang pada supir paruh baya serta mengucapkan terima kasih dan tersenyum lembut setelahnya. Ia memandang taksi yang kian menjauh sebelum akhirnya berbalik dan menatap bangunan milik seseorang yang selama hampir tiga tahun ini tidak ditemuinya. Tidak setelah kejadian itu.

Menghela nafasnya, seseorang tersebut melangkahkan kakinya memasuki bangunan yang membuat nafasnya semakin tercekat, seolah udara didalam paru-parunya terkuras habis. Seorang pelayan mengucapkan selamat datang padanya, dan ia membalasnya dengan senyum lembut.

"Ada yang bisa kami bantu, Nona? "

Seseorang——yang diketahui sebagai seorang gadis itu mengangguk lemah seraya mengedarkan pandangannya menyusuri seisi ruangan yang tampak lenggang. Rambut sebahunya tampak bergoyang indah ketika gadis itu mengangguk.

" Bisakah aku bertemu dengan Haru— maksudku pemilik restoran ini? "

Pelayan wanita 3berusia tiga puluh tahunan itu mengangguk singkat," Kau sudah mempunyai janji dengannya? "

Sang gadis menggeleng," Aku temannya. "

" Ah... " Pelayan itu menyunggingkan senyumnya, sedikit mengerti dengan perkataan gadis cantik didepannya," Kau bisa menemui dia diruang kerjanya. Kau tinggal berjalan lurus dan berbelok ke sebelah kiri. Dia ada disana. "

" Baiklah, terima kasih. "

***

Gadis itu menatap sendu pria itu, pria berambut merah yang kini tengah melamun diruang kerjanya. Ia bisa melihatnya, pandangan mata pria itu terlihat begitu kosong. Apa yang temgah difikirkannya?

Menghela nafasnya, ia mengetuk pintu tembus pandang didepannya beberapa kali, menunggu sang pemilik untuk menyuruhnya masuk. Atau mungkin langsung mengusirnya detik itu juga.

Namun, setelah hampir lima menit ia menunggu, pria itu masih bergeming. Terlalu asik dengan lamunannya sampai-sampai tak mendengar ketukan pada pintunya yang terbilang cukup keras. Kembali menghela nafasnya, gadis itu memutuskan untuk membuka pintu tersebut, berjalan perlahan mendekati pria tampan yang kini semakin terlihat dewasa di usianya yang ke dua puluh lima dan mendudukkan tubuhnya disebrang pria itu. Dan ia kembali terpesona, entah untuk yang keberapa kalinya. Perasaannya selalu sama ketika menatap wajah tampan itu, ia selalu merasakan perasaan yang menyenangkan dan juga menyakitkan diwaktu yang bersamaan.

Gadis itu masih memandang sosok itu, mengagumi karya Tuhan yang begitu sempurna. Keindahan nyata yang mampu membuat tubuhnya bergetar ketika membayangkannya. Membayangkan pria itu memasukinya. Berada dalam dirinya.

Ia menggeleng pelan, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk bersuara, mencoba mengalihkan atensi pemuda itu dari lamunannya.

"Melamun ditempat kerja, eh? " Ucapnya pelah. Namum mampu membuat tubuh pria itu menegang selama beberapa detik. Dan ia tersenyum karenanya.

Pria itu, yang tak lain adalah Haruno Sasori, menatap tajam kearahnya. Ia bisa melihat kilat kebencian dari manik hazel itu, manik hazel yang selalu membuat dirinya luluh ketika menatapnya.

"Apa yang kau lakukan disini? "

Nada bicara itu seolah menusuk ulu hatinya, begitu nyeri dan membuat dirinya sesak nafas. Ia menghela nafasnya, mencoba menekan rasa tak menyenangkan yang berada didalam perutnya saat ini, membalas tatapan tajam hazel itu dengan pandangan sendu," Hanya ingin menyapamu saja. Sudah lama aku tak melihatmu. Bagaimana kabarmu?" katanya lembut.

Sasori memalingkan wajahnya, "Apa yang kau inginkan?"

"Aku merindukanmu. "

Merindukannya? Sasori kembali menatap gadis itu dengan pandangan tak percaya," Kau... Merindukanku? "

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now