Empatdua

8.6K 430 74
                                    

Keesokan harinya Sakura melakukan aktifitasnya seperti biasa setelah malam sebelumnya ia berhasil lolos dari ultimatum kakaknya dan menghela nafas lega. Sebenarnya Sakura ingin membicarakan hal yang ia bicarakan dengan Sasuke pada sang kakak, namun ketika melihat wajah lelah yang sangat kentara dari lelaki itu, ia mengurungkan niatnya dan membiarkan sang kakak beristirahat.

Pagi ini Sasuke datang untuk menjemputnya, dan Sasori yang kini tengah berada di halaman depan rumah seraya menikmati secangkir kopi hanya menatap pemuda itu tanpa mengatakan apa-apa.

Sakura kembali mendesah, memilih tak menghiraukan tingkah sang kakak yang tampak sedikit melamun di hari ini. Ia bisa menanyakan alasan kenapa sang kakak bersikap seperti itu nanti setelah pulang sekolah, karena pagi ini ia hampir terlambat.

"Aku berangkat, kak. "ucap Sakura seraya mengecup pipi Sasori sekilas dan mulai melangkahkan kakinya setelah mendapatkan anggukkan dari lelaki berambut merah itu.

Ia membuka pintu gerbang, menatap Sasuke yang kini tengah bersandar pada mobil hitamnya yang membuat pipi Sakura kembali memanas.

Padahal lelaki itu hanya bersandar, tapi kenapa terlihat sempurna?

Sakura berdeham pelan, mencoba menenangkan kerja jantungnya yang menggila, "Kau tidak masuk?" tanyanya.

Sasuke hanya menggeleng pelan, "Sepertinya kakakmu dalam suasana hati yang buruk pagi ini. Aku tidak ingin memperburuknya."

Sakura mengangguk setuju, Sepertinya begitu. Sepertinya dia sedang punya masalah. Aku akan menanyakannya nanti. " Jelas Sakura, gadis cantik itu masuk kedalam mobil setelah Sasuke membukakan pintu untuknya." Terima kasih." Imbuhnya.

Sasuke memutari mobilnya setelah memastikan Sakura duduk dengan nyaman, dan ikut mendudukkan dirinya disamping gadis itu, di belakang kemudi, lalu mulai melajukan mobilnya sedikit lebih cepat mengingat mereka berdua hampir terlambat.

Mereka sampai di sana ketika suasana sekolah sudah sangat ramai. Dan ketika mereka berdua memasuki ruang kelas, teriakan bahagia Naruto serta tatapan lega yang ditunjukkan oleh Hinata adalah hal pertama yang mereka lihat. Sakura segera mendudukkan dirinya disamping Hinata, sedikit meringis ketika mendengar teriakkan Naruto akibat lemparan tas gendong yang dilakukan oleh tepat pada kepala jabriknya. Dan Sakura menghela nafas karenanya. Karena menurutnya sikap Sasuke sedikit keterlaluan.

"Kau baik-baik saja? "

Sakura mengangguk, menyimpan tas punggung diatas meja dan tersenyum kearah Hinata," Tentu. " jawabnya santai.

Hinata menghela nafas lega," Aku khawatir padamu karena kau mabuk, dan Sasuke yang membawamu. Kau tahu apa maksudku, kan? " Gadis itu sedikit meringis ketika mengatakannya, ia takut jika orang yang sedang mereka bicarakan mendengarnya.

Tubuh Sakura sedikit menegang karena perkataan Hinata, ia tahu benar apa maksud temannya itu. Dan ia bingung harus menjawab apa, tidak mungkin ia mengatakan jika apa yang dikhawatirkan oleh Hinata benar-benar terjadi, kan?

Kedatangan guru yang mengajar pelajaran pertama membuat Saku menghela nafas leganya karena ia tak harus menjawab pertanyaan dari sahabatnya. Suasana berubah menjadi hening dan mereka memulai pelajaran dengan tenang.

***

"Hinata, maukah kau mengantarku ke perpustakaan? " Sakura bertanya seraya membereskan alat tulis yang berserakan.

" Tentu." Hinata tersenyum, "Tapi nanti setelah Sai kemari. Dia bilang ada yang ingin bertemu denganmu."

Tangan Sakura yang tengah membereskan buku terhenti, ia menangkat alisnya tinggi, "Siapa?"

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum