Tigadua

5.6K 469 55
                                    

Sudah sekitar satu jam sejak Sai mengajaknya makan bersama. Dan kini mereka hanya berputar-putar mengelilingi kota tanpa arah yang jelas. Sakura tau  bahwa Sai belum siap mendengar jawaban yang akan ia berikan, tapi ia ingin segerq menyelesaikan ini. Sungguh.

"Kita kemana lagi, Sai? " Tanyanya. Emeraldnya masih setia menatap keluar jendela, dimana pemandangan malam tampak begitu indah.

Sai hanya menyunggingkan senyumnya, selain saat ini ia tengah fomus menyetir, ia juga tak berniat menjawab pertanyaan gadis musim semi itu.

" Sai, aku bertanya padamu. "

" Aku tau. " Sai meliriknya sekilas." Beri aku waktu sedikit lagi." Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu sebelum mendengar jawabannya. Tambahnya dalam hati.

Sakura hanya menghela nafasnya dan mengangguk. "Baiklah."  Sepertinya ia harus mengabari Sasori jika ia akan pulang telat.

Hening selama beberap saat, mereka berdua memilih menikmati keheningan yang terkesan canggung itu. Setidaknya itu menurut Sakura. Karena ia tau, sebentar lagi ia akan mematahkan hati pemuda baik hati disampingnya. Tanpa di komando emeraldnya berkaca-kaca, dan Sakura segera menghapusnya sebelum pemuda itu menyadari dirinya hampir menangis.

Mobil tiba-tiba berhenti, dan Sakura segera menoleh, "Kau akan kemana?" Ia sedikit mengernyit melihat Sai yang kini temgah melepaskan sabuk pengamannya.

"Aku akan ke minimarket sebentar. Aku haus. " Katanya seraya membuka pintu mobil,"  Kau ingin sesuatu? "

Sakura menggeleng," Tidak. "

" Baiklah. "

Sementara itu tak jauh dari tempat mereka berdua, Sasuke  menggertakkan giginya, menatap tajam dengan jelaga hitamnya kearah Sai yang tengah berjalan menuju minimarket. Ia memukul setir mobil dihadapannya dengam begitu kuat.

" Brengsek! "

Satu umpatan meluncur bebas dari mulut pemuda tampan itu. Hatinya harap-harap cemas saat ini. Benarkah? Apa Sakura menerima Sai sebagai kekasihnya sekarang? Apa yang harus ia lakukan?

Sialan! Ia tak bisa menemukan satupun jawaban dari pertanyaan yang memenuhi otak jeniusnya.

Ia harus bicara dengan Sakura setelah ini. Harus.

Setelah menatap mobil Sai sekali lagi, Sasuke memutuskan untuk mengemudikan kembali mobilnya menjauhi kedua orang tersebut.

Dan itu semua tak luput dari penglihatan Sai yang baru saja keluar dari minimarket dengan menenteng kantung kresek ditangannya, pemuda itu menghela nafasnya sebelum akhirnya kembali masuk kedalam mobilnya.

Maaf, Sasuke.

***

"Kenapa wajahmu kacau begitu? "

Itachi yang tengah berjalan dari arah dapur dengan sekaleng soda ditangannya mengernyit heran, menatap Sasuke yang kini memejamkan matanya diatas sofa.

"Baru juga kemarin kau kembali, dan kau sudah seperti ini? Kali ini masalah apalagi?"  Jujur saja, Itachi merasa iba dengan masalah yang dihadapi oleh Sasuke. Tapi ia juga tak bisa melakukan apapun untuk membantunya. Setidaknya untuk saat ini.

"Sakura, apa dia baik-baik saja? "

" Kau belum menemuinya? "

Bukan jawaban yang diberikan kakaknya, melainkan sebuah pertanyaan. Dan Sasuke hanya menggeleng lemah," Belum. "

" Kenapa? "

" Dia sedang bersama seseorang sekarang. "

Itachi kembali mengerutkan keningnya, menyimpan soda yang telah ia minum diatas meja," Siapa? " Tanyanya penasaran.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now