Duabelas

7K 591 62
                                    

Sai meletakkan tas punggungnya secara asal diatas meja belajar. Pria itu masih menyunggingkan senyumnya bahkan sejak dua jam yang lalu. Tepatnya setelah ia mengantarkan gadis musim semi yang menurutnya begitu unik. Ia tahu bahwa ia terlihat bodoh sekarang, tapi ia tak peduli. Ia terlalu senang sekarang, entah karena apa. Apa karena gadis berambut merah muda bermata emerald yang meneduhkan itu, Sai?

Sai terkekeh pelan, mengiyakan begitu saja pertanyaan yang melintas diotaknya, ketika ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang, dan senyuman pemuda tampan itu tersungging semakin lebar. Ingatannya kembali pada kejadian dua jam yang lalu, dimana gadis itu, Haruno Sakura tersenyum kearahnya dengan begitu tulus, dan jangan lupakan ucapan terima kasih yang dilontarkan oleh gadis itu, juga... Gadis itu mengetahui namanya!Iya, Haruno Sakura mengetahui namanya! Bukan sebatas mengetahui kalau dirinya adalah salah satu dari teman Sasuke. Astaga! Kenapa ia bisa sesenang ini hanya karena seseorang mengetahui namanya!

Pemuda itu menggeleng pelan, ia merasa otaknya sedikit rusak sejak ia mulai memperhatikan gadis musim semi itu beberapa minggu yang lalu. Ayolah, semua orang tahu jika dirinya adalah salah seorang dari beberapa orang yang mampu membuat kaum hawa menjerit karena lirikan matanya. Yang artinya bahwa dia adalah salah satu penghuni sekolah tertampan. Bisa dikatakan sebelas dua belas dengan Uchiha Sasuke! Akan sangat konyol jika orang-orang mengetahui bahwa dirinya yang tampan dan rupawan juga menawan mencoba menarik perhatian dari salah satu murid yang selalu dipandang sebelah mata oleh para murid wanita disekolah itu. Tapi sekali lagi, Sai tak peduli. Toh, teman-temannya juga sudah mengetahui itu bahkan mendukungnya. Kecuali Uchiha Sasuke, Sai merasa jika pria itu tak menyukai jika dirinya mendekati gadis musim semi tersebut, tapi kenapa?

Seketika pertanyaan itu memenuhi isi kepala Sai, melihat sikap yang ditunjukkan Sasuke beberapa waktu yang lalu, ketika pertama kali ia mendekati Sakura, itu terasa aneh baginya. Sasuke memelototinya, seolah-olah ingin memakannya hidup-hidup. Kenapa Sasuke bersikap seperti itu? Apa mungkin yang dikatakan Ino itu memang benar, bahwa Sasuke dan Sakura saling mengenal? Lalu masalahnya apa? Bukankah wajar jika ia mendekati seorang gadis? Kenapa Sasuke harus merasa keberatan, disaat pria itu bebas mendekati perempuan yang ia inginkan.

Sai menghela nafasnya ketika ia tak menemukan satupun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi otaknya. Ia bangkit dari ranjangnya dan mengambil ponsel yang ada disaku celananya bermaksud untuk menghubungi seseorang.

"Sasuke, bisakah kita bertemu sekarang? "

" Untuk? "

" Ada yang ingin aku tanyakan padamu. "

" Tentang? " Astaga! Apa pria pantat ayam itu tidak bisa berbasa-basi sedikit saja?

" Sakura. " Jawab Sai sebal.

" Aku sibuk! "

Sialan!

Sai memelototi ponselnya, ketika sambungan ditutup begitu saja secara sebelah pihak. Ingin rasanya ia melemparkan ponsel itu kearah dinding sekarang juga, tapi ia urungkan. Terlalu sayang jika ponselnya hancur hanya karena ia merasa sebal dengan seseorang.

Jadi, yang ia lakukan hanyalah melempar ponsel tersebut kearah ranjangnya, sebelum ia memutuskan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dengan berbagai macam fikiran yang masih memenuhi otaknya. Berharap ia mendapatkan jawaban didalam kamar mandi sana.

***

Sementara itu Sasuke hanya bisa mengetatkan rahangnya, meremas ponsel yang ada digenggamannya dengan begitu kuat, sebelum ia melemparkan ponsel tak bersalah tersebut kearah dinding yang ada dihadapannya. Terdengar bunyi yamg begitu keras ketika ponsel berwarna hitam metalik tersebut membentur dinding  sebelum akhirnya hancur menjadi beberapa bagian beberapa detik setelahnya.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now