Sembilanbelas

6.2K 559 144
                                    

Sakura melambaikan tangannya kearah Sai, dengan senyum manis yang terpatri indah diwajah cantik gadis musim semi tersebut. Ia bergegas kembali kebawah setelah mendengar ponselnya berbunyi. Dan ia tahu kakaknya telah menunggu dibawah sana.

"Aku duluan, Sai. " Katanya lembut. Tidak ada wajah datar yang biasa ia tunjukkan pada siapa saja yang ia temui.

Sai mengangguk singkat, tersenyum ramah kearah Sasori yang kini menatapnya dengan pandangan.... Entahlah, Sai tidak mengetahui apa maksud tatapan kakak dari gadis musim semi tersebut, "Hati-hati." ucapnya pelan.

Setelah mobil yang membawa Sakura melaju, pandangan pemuda itu menyendu, dengan senyuman miris yang terpatri diwajah tampannya. Tanpa kata, pria itu melangkahkan kakinya menuju tempat parkir, dimana mobilnya masih berada disana.

***

Sakura segera memasuki kamarnya sesaat setelah ia tiba dirumahnya. Sasori menjemputnya, sesuai janji pria itu tadi pagi, tentu saja. Namun Sakura sama sekali tidak keberatan karenanya, karena ia selalu merasa senang ketika menghabiskan waktu bersama pria itu, pria yang amat ia sayangi selama hidupnya. Pria yang memberikan kasih sayang padanya menggantikan peran orang tua mereka yang telah berada di surga.

Ia melepaskan seragamnya, menggantinya dengan pakaian santai dan segera melangkahkan kakinya menuju ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya. Tak ada niatan dirinya untuk mandi malam ini meskipun badannya terasa amat lengket karena keringat. Biarlah, ia akan mandi sebelum tidur nanti.

Fikirannya mulai berkelana pada kejadian tadi sore, dimana Sai, seseorang yang beberapa minggu ini gemar sekali mengganggu hidupnya dengan segala tingkah laku yang menurutnya begitu konyol. Namun entah kenapa ia tidak merasa keberatan sama sekali. Pertanyaan Sai yang tak terduga membuat Sakura merasa terkejut. Hanya sedikit, tapi tetap saja itu membuat tubuhnya menegang selama beberapa detik. Dan berbagai pertanyaan langsung memenuhi otaknya sesaat setelah pemuda itu berbicara.

Dari mana Sai mengetahuinya?? Apakah dari Ino? Tapi sepertinya itu tidak mungkin, karena Ino tidak tahu menahu tentang itu. Atau Hinata? Itu juga tidak mungkin, gadis itu bahkan berkali-kali meminta maaf ketika mengatakan bahwa dia memberikan nomor ponselnya pada Sai. Jadi dari mana pemuda itu mengetahuinya?

Sakura menghela nafasnya, memejamkan matanya sejenak, sebelum akhirnya membukanya kembali ketika ia mendengar pintu kamarnya diketuk, dan ia mengulas senyumnya saat sosok yang begitu ia kenali menyembul dibalik pintu.

"Masuklah. "

***

Malam itu, Uchiha Sasuke terlihat lebih segar dari pada tadi siang. Wajah tampannya juga terlihat lebih segar. Sepertinya pemuda itu baru saja selesai membersihkan diri. Dia mengenakan pakaian santai, dengan kaos lengan panjang berwarna biru tua, serta celana hitam selutut. Pemuda berambut gelap itu merebahkan dirinya diatas  sofa, menatap jam yang menggantung di dinding dengan pandangan kosong, dan kembali melamun.

Saat ini yang ada difikirannya hanya gadis itu. Gadis berhelaian merah muda dengan mata emerald berwarna hijaunya yang cerah. Entah kenapa tubuhnya terasa panas ketika ia mengingat kembali malam itu, malan dimana ia hampir menyentuh gadis itu.

Tidak, Sasuke sudah menyentuhnya, hanya saja belum seutuhnya. Dan entah kenapa keinginan itu semakin besar. Apakah jika ia berhasil menyentuh gadis itu seutuhnya, dia akan bisa memiliki Sakura selamanya?

Ia tersenyum miris. Yang ada Sakura akan benar-benar meninggalkannya jika ia sampai melakukan hal tersebut. Bukankah ia begitu bodoh?

Ya, Seorang Uchiha Sasuke memang begitu bodoh.

Suara pintu apartemen yang diketuk membuyarkan lamunan Sasuke tentang gadis musim semi itu. Ia segera bangkit dari sofa dan berjalan menuju arah pintu, dimana seseorang tengah menunggunya diluar sana, yang entah siapa. Itachi? Mungkin saja.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now