Duadelapan

5.7K 456 88
                                    

Sekitar satu bulan setelahnya, Sasuke kembali mengacuhkan Sakura. Pria itu terlihat lebih dingin dari biasanya dan juga tak tersentuh. Itu bukan hal yang Sakura inginkan. Namun Sakura tahu, bahwa sejak kejadian malam itu, dimana mereka menghabiskan malam panas bersama, Sasuke merasa bersalah kepadanya. Terlihat dari pandangan sendu pemuda itu ketika menatap diam-diam kearahnya. Pemuda itu juga tak banyak bicara ketika mengantarkannya pulang pada pagi harinya. Sasuke hanya tersenyum kaku dan enggan menatap kearahnya.

Sakura menghela nafasnya, memilih membereskan buku-bukunya dan tersenyum kearah Sai yang berdiri diambang pintu dan berjalan kearahnya.

"Sai. " Ucapnya.

Sai balas tersenyum. Sedikit berbasa basi dengan Hinata yang berada tepat disamping Sakura, gadis itu sepertinya sama seperti dirinya, terlihat begitu mengkhawatirkan Sakura yang beberapa minggu terakhir seolah kehilangan semangat hidupnya.

Onyx pekat Sai berpendar keseluruh kelas, hanya terdapat beberapa siswa disana, dan pandangannya berakhir pada dua bangku dibelakang Sakura, dimana hanya ada Naruto yang tengah sibuk menyalin catatan yang ada dipapan tulis tepat dibelakangnya, Sai menghela nafasnya." Sasuke, dia.... "

" Hm. Dia tidak masuk. " Sela Sakura cepat.

" Lagi? "

Sakura hanya mengangguk, memasukan buku terakhir yang ia pinjam diperpustakaan ketika jam istirahat tadi." Ya, lagi.

Sudah hampir satu minggu pemuda itu tidak masuk sekolah, dan selama itu pula Sasuke tidak memberinya kabar. Ia bahkan telah menanyakan keberadaan pemuda itu pada Itachi, namun Itachi hanya berkata.

" Aku tidak tau dimana Sasuke, Sakura. Ia tidak memberiku kabar selama satu minggu ini. Dan dia juga tidak berada diapartemennya. "

Sakura tau bahwa Itachi berkata jujur. Karena ia bisa melihat raut khawatir dari onyx hitam pria itu. Jadi, kemana sebenarnya Uchiha Sasuke pergi?

Entahlah, tapi satu hal yang Sakura yakini. Saat ini Sasuke tengah berada disuatu tempat untuk menenangkan diri. Sakura yakin bahwa pemuda itu baik-baik saja.

"Aku yakin Sasuke baik-baik saja. "

Sakura mendongak, menatap lengan pucat Sai  yang kini menepuk kepalanya dengan lembut. Senyum menenangkan pemuda itu berikan untuknya." Ya, kau benar. Sasuke pasti baik-baik saja. " Sakura tersenyum tipis,"Terima kasih, Sai."

" Apapun untukmu. " Sai kembali tersenyum, ia bertemu tatap dengan Hinata yang kini memberikan pandangan ibanya pada Sakura, dan Sai mengangguk mengerti dengan kode yang diberikan gadis berambut gelap itu untuk menghibur Sakura. "  Maukah kau menemaniku jalan-jalan? " Tanyanya pada Sakura.

Sakura mengangguk singkat." Baiklah." Emeraldnya bergulir menatap Hinata, " Kau juga harus ikut. "

Sai mengangguk menyetujui ucapan Sakura. Pergi bertiga bukanlah ide yang buruk. Mereka bertiga berteman dekat sekarang. Entah sejak kapan.

"Maafkan aku, Sakura. Tapi hari ini aku harus pulang cepat. Ayahku mengajakku untuk makan malam bersama. "

Sai tau itu hanya alasan Hinata, namun pemuda itu benar-benar berterima kasih kepadanya. Ia yakin jika Hinata menyuruhnya untuk menghabiskan waktu bersama dengan Sakura. "  Kalau begitu aku akan mengantarkanmu pulang sebelum aku pergi dengan Sakura. " Ia menatap Sakura, meminta persetujuan gadis itu,"  Bagaimana? Kau keberatan. "

" Tidak, Ayo."

***

Sore itu, Sai membawanya ke sebuah wahana permainan yang berada tak jauh dari sekolah mereka. Sakura sedikit mengernyit, merasa heran kenapa Sai membawanya ketempat seperti itu. Namun ketika ia melihat senyuman Sai yang ditujukan untuknya, mau tak mau Sakura ikut menyunggingkan senyumnya.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Where stories live. Discover now