Tigaempat

5.3K 426 58
                                    

Sasori mengumpat pelan ketika ia mendengar suara gedoran pintu diluar sana. Sialan! Ia hampir terlelap dan suara itu benar-benar mengganggu telinganya. Orang gila mana yang bertamu jam sebelas malam?

Sasori segera berjalan menuju ruang tamu dengan langkah yang terburu, atau pintu rumah mereka akan rusak karena orang gila diluar sana. Ia segera membuka pintu itu sesaat setelah kembali mengumpat dengan keras, dan sedikit terkejut melihat seseorang yang berada dibalik pintu itu.

Uchiha Sasuke berdiri dengan angkuhnya. Menatap dirinya dengan seringai menyebalkan.

Tentu saja, seharusnya ia sudah menebak ini sebelumnya. Hanya Uchiha Sasuke yang berani menggedor bahkan  membobol rumahnya kapan pun pemuda itu mau. Sialan!

" Apa-apaan kau, Uchiha! " Sasori berseru sebal. Jelas sekali jika pria berambut merah itu tengah emosi.

Sasuke hanya memandang Sasori dengan tenang. Sebelum ia melangkahkan kakinya masuk kedalam, sedikit menabrak bahu Sasori yang menghalangi jalannya. Dan Sasori yakin jika pemuda itu sengaja melakukannya.

"Sialan! " Umpat Sasori. Memilih mengikuti Sasuke yang kini mendudukkan dirinya disofa ruang tengah rumahnya." Kenapa malam-malam kesini? Kau ingin menemui adikku?"

Sasuke menggeleng pelan.

" Lalu? Aku rasa itu hal penting sampai-sampai kau mengganggu tidur nyenyakku.."

"Aku tidak yakin menurutmu itu hal yang penting atau bukan. Tapi, aku ingin menanyakan satu hal padamu. "

" Katakan! " Hanya itu yang dikatakan Sasori, matanya hanya terbuka separuh akibat rasa kantuk yang luar biasa. Tubuhnya juga lelah karena hari ini restoran benar-benar ramai.

"Aku ingin menanyakan tentang Rin."

"Lagi? "

Sasuke mengangguk.

" Aku sudah menjelaskan semua yang aku tau padamu, Sasuke. Aku tidak menyembunyikan apapun lagi. " Sasori menatap Sasuke dengan serius. Punggung tegapnya ia sandarkan pada sandaran sofa untuk menahan tubuh lelahnya," Terserah padamu kau mau percaya atau tidak. "

Sasuke tau benar perkataan Sasori itu benar adanya. Pria yang beberapa tahun lebih tua darinya itu telah mengatakan semuanya padanya. Tapi, masih ada yang mengganjal dihatinya saat ini, tapi apa?

Selama ini Sasuke mencari jawabannya, tapi hasilnya selalu sama. Nihil.

"Aku minta maaf karena menyembunyikan hal sebesar itu padamu. Sejujurnya aku terlalu takut saat itu. "Sasori membuang nafasnya lelah," Aku takut kau akan semakin terluka. Dan jika kau terluka, aku tak yakin jika Sakuraku juga akan baik-baik saja. "

Sasuke tersenyum tipis."Kau melakukan hal yang benar, Kakak. Masalahnya bukan ada padamu atau siapapun. Tapi...." pemuda itu memejamkan matanya, kembali membayangkan hari-harinya yamg begitu kelam, "semua masalah itu ada padaku. Aku yang terlalu terpuruk pada kenyataan. Aku yang terlalu terpuruk karena penghianatan Rin. Dan aku——"

"Cukup. Kau tidak perlu meneruskannya. " Sasori menyela ucapan Sasuke dengan cepat." Kau tidak harus menyalahkan dirimu sendiri atau siapapun saat ini. Yang harus kau lakukan saat ini hanyalah selesaikan masalahmu, masalah kalian. "

Sebenarnya Sasuke sedikit bingung dengan ucapan Sasori. Ia mengerti ketika pria itu mengatakan bahwa ia harus menyelesaikan masalahnya. Tapi masalah kalian?

Siapa 'kalian' yang Sasori maksud?

Apakah dirinya dengan Sakura, atau....

Dan senyuman Sasuke perlahan terbit ketika ia mengerti maksud dari ucapan pria itu. Sasori benar, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan dia.

KARENA AKU, HARUNO SAKURA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang