Bagian 5. Rahasia Terakhir Ilmu kejantanan 2

61.2K 979 35
                                    

Maaf kalau ada kesalahan atau typo ...

-----------

Keesokan harinya aku diajak oleh kakekku kebetulan hari ini hari minggu, untuk menemui pelanggannya. Menurut kakek pelanggannya sesuai dengan ilmu yang kupelajari sekarang.

"Sep, cukup kamu perhatikan apa yang kakek lakukan mengerti !" Perintah kakek, aku menganggukan kepala.

Ternyata letaknya cukup jauh dari yang pernah aku singgahi, letaknya 2 jam dari kampungku ! Sedikit dekat ke kota Cianjur tapi masih pinggirnya. Kami pun telah tiba, rumahnya cukup besar dan terlihat sebuah mobil terparkir disana. Aku yakin dia orang kaya.

"Assalamualikum ... punten !" Salam kakek, karena pintu rumahnya terbuka.

"Waalaikumm salamm ... eh aki ... mangga kalebet (silahkan masuk) jawab penghuni rumah seorang perempuan memakai kerudung usianya masih muda sekitar 30 an. Aku dan aki masuk.

"Tunggu sebentar Ki, lagi di kamar mandi ... ini teh siapa ?" Ujarnya dan kemudian menunjuk padaku.

"Tidak apa-apa, ini teh cucu aki !" Jawab kakek, aku mengangguk.

"Oh, cucunya ... waduh ganteng sekali !"

"Ini teh penerus aki !"

"Oh begitu, jadi tiasa mijit seperti aki ?"

"Muhun ... !"

"Wah ... jadi sudah ada penerusnya rupanya ! Ki, saya kebelakang dulu ya !" Kata perempuan itu dan masuk ke dalam.

Aku memperhatikan foto yang terpasang di dinding, ternyata punya 2 anak masih kecil, sepertinya suaminya pegawai negeri. Tak lama seorang perempuan agak tua datang sambil membawa minuman dan makanan kecil.

Akhirnya muncul seorang laki-laki perawakannya agak sedikit gemuk, berkumis memakai kaos dan celana pendek.

"Punten, ini teh Ki ... mau sekarang ?" Tanyanya.

"Engga apa-apa ... boleh !"

"Ya udah kita ke atas aja ya !" Kakek mengangguk, kami berdua mengikuti laki-laki itu menuju lantai atas.

"Ini teh siapa ki ?" Tanyanya.

"Oh, pun incu ... sekarang teh lagi belajar pijat !" Jawab kakek.

"Oh ... jadi ada penerus ya !"

"Iya, maaf pak Ayub engga apa-apa kan kalau Dasep ikut ?" Tanya kakek. Ternyata namanya pak Ayub.

"Engga apa-apa atuh Ki ...!"

Kami pun tiba di sebuah kamar, di kamar ini agak kosong hanya ada beberapa tumpukan kotak mainan, lantainya di lapisi karpet di pojok ada kasur busa untuk satu orang. Kemudian pak Ayub menutup pintu kamar dan di kunci, mungkin khawatir ada yang masuk.

"Sekarang Ki !"

"Ya silahkan !"

Kemudian pak Ayub membuka semuanya kecuali celana dalam coklatnya. Aku duduk tidak jauh dari situ. Pak Ayub pun berbaring tengkurap kebetulan ada bantalnya satu. Kakek menyimpan tasnya dan mengeluarkan sebotol minyak. Dan mulai memijit biasa dulu, sesekali mereka mengobrol ngaler ngidul dari  keluarga sampai masalah politik, mungkin karena sama-sama bapak-bapak jadi begitu.

Kemudian tubuh pak Ayub membalik terlentang, terlihat tonjolan di selangkangnya, tidak besar atau kecil yang kulihat, sesekali dia melirik ke arahku, entah malu diperhatikan seperti itu. Tapi kakek bersikap biasa.

"Umur berapa incu teh Ki ?"

"Ayeuna teh kelas 2 SMU !"

"Wah sudah remaja atuh ! Jadi dia teh penerus aki ?"

DASEP SI TUKANG PIJATWhere stories live. Discover now