Bagian 28. Om Wijaya dan Rahasianya 3

35.5K 778 34
                                    

Setelah selesai makan kita kembali ke hotel untuk istirahat, aku sendiri karena lelah langsung tertidur. Aku bangun sore hari dibangukan oleh mas Johan ketika kutanya ternyata sudah pukul 5 sore. Aku bangun dan mandi dan mas Johan ternyata sudah mandi duluan.

"Sep, nanti malam kamu mulai mijit lagi Tuan Wijaya ya ! Tapi jangan terlalu berlebihan !" Ujar mas Johan.

"Maksud mas ?"

"Dia straight alias masih normal bahkan dia termasuk ... hipersex tapi untuk perempuan ... cuman ... " lanjut mas Johan. Tapi aku sudah tahu sejak memijat om Wijaya tempo lalu.

"Jangan khawatir mas aku sudah tahu kok !" Jawabku tersenyum, mas Johan terkejut.

"Kok kamu tahu Sep ?" Tanyanya heran. Aku pun menjelaskan semua pada mas Johan walau dari ekpresinya tidak percaya.

"Ya sudah, kalau kamu tahu ! Kita turun makan malam setelah itu aku antar ke villanya dia !" Ujar mas Johan. Aku mengangguk.

Setelah selesai makan, aku di bawa mas Johan ke villa nya om Wijaya. Villanya om Wijaya berbentuk rumah khas Bali walau ada sentuhan modern. Ada dua lantai, lantai bawah ruang tamu sekaligus dapur kecil dan kamarnya di lantai atas. Di depan villa ada kolam renang yang berbentuk setengah lingkaran bila dilihat seperti menyatu dengan laut.

Om Wijaya sedang santai di ruang tamu, sambil menonton televisi. Dia menggunakan kimono putih, ketika kami datang dia tersenyum. Setelah mengobrol sedikit aku dan om Wijays naik ke kamar tidur atas. Hampir sama seperti kamarku, ada balkon yang cukup luas di depannya.

Aku meminta om Wijaya untuk tengkurap di tempat tidur, om Wijaya membuka kimononya dia hanya menggunakan celana dalam putih. Perutnya buncit, dadanya cukup kekar ada sedikit bulu halus didadanya. Aku mengambil sesuatu yaitu minyak memijit. Sementara mas Johan mengawasiku.

"Siap om, saya pijit !" Kataku pada om Wijaya, dia mengangguk.

"Itu apa Sep ?" Tanya mas Johan.

"Oh ini minyak khusus memijit, ramuan racikan keluarga saya ! Apa tidak apa-apakan saya pakai ini ?" Tanyaku, om Wijaya memberi tanda tidak masalah.

Aku masih memakai pakaian karena ini murni memijit bukan yang ++ . Aku menjadi diriku sendiri sebagai tukang pijit beneran. Aku mulai memijit sesuai standar biasa, dari pundak, punggung, pinggang, kemudian ke paha, betis dan kaki serta yang terakhir tangan. Begitu berulang-ulang terdengan erangan halus dan desahan kecil dari mulut om Wijaya. Sesekali aku memercikan minyak ke telepak tanganku. Sudah 1 jam memijat bagian belakangnya om Wijaya. Setelah itu aku meminta dia membalik tubuhnya.

"Ahhh ... enak sekali ! Aku belum pernah dipijit sepetti ini sebelumnya !" Ujar om Wijaya tersenyum.

Aku tersenyum dan mulai memijit kembali dari dadanya ke perutnya yang buncit, kepinggang, menuju paha, betis dan kaki. Setelah itu tangan. Kali ini aku mengatakan tentang yang kurasakan ketika memijit tentang beberapa penyakit. Om Wijaya menatapku terdiam.

"Om mau dipijit ... kemaluannya ?" Kataku pelan. Om Wijaya dan mas Johan terkejut atas pertanyaanku.

"Saya tahu om ! Tapi bukan karena diberitahu mas Johan tapi ketika memijit tempo hari saya sudah mengetahuinya, om Wijaya mengalami lemah syahwat, alias tidak mampu ereksi lagi.

"Emang kamu bisa menyembuhkannya ?" Tanya om Wijaya seperti ragu.

"Saya akan berusaha om, lagi pula saya inikan turunan tukang pijit asli jadi saya bisa melakukan apapun termasuk untuk hal seperti ini !" Jelasku. Om Wijaya mengangguk.

Aku mengambil lagi minyak yang berbeda di tasku, aku memang mempersiapkan semua kalau-kalau diperlukan.

"Apa itu ?" Tanya om Wijaya.

DASEP SI TUKANG PIJATWhere stories live. Discover now