Bagian 53. RESTU DAN MAAF 2

19.3K 520 26
                                    

Irwan lega sekaligus bahagia mendengar Dasep sudan bangun dari komanya, dia merasa bersalah karena dia, Dasep menjadi seperti itu. Dia sangat marah dan bermaksud mencari Mitha tapi dia telah kabur ke luar negeri bersama Gerry.

Irwan sendiri tidak menganggap dirinya playboy, kalau boleh jujur, Irwan yang dulu dan sekarang berbeda. Tak ada seorang pun tahu bahwa sejak kecil sampai usia 12 tahun dia bertubuh gemuk. Dia tidak tahu kenapa seperti itu, padahal makannya biasa. Nyokapnya mengatakan dia anak yang sehat. Irwan kecil mendapat julukan Ndut oleh teman-temannya. Hal itu membuatnya minder, dia iri pada kakaknya Syarif yang gagah dan ganteng disukai kaum wanita.

Irwan pernah menyukai seorang perempuan tapi ditolak, karena gemuk. Sejak itu dia berusaha berdiet dan berolah raga dan pada umur 15 tahun tubuhnya sudah kurus dan tinggi. Tapi itu belumlah cukup untuk menarik para kaum hawa, memasuki SMU dia mulai ke gym untuk membuatnya sedikit berotot. Dan hasil sangat berbeda di banding dulu, sekarang siapa yang tak kenal dirinya baik lelaki yang iri terutama perempuan yang ingin menjadi pacarnya apalagi Irwan masuk tim Basket sekolahnya, berwajah ganteng, bertubuh atletis.

Pengalaman seksualnya pertama kali dengan salah satu pacarnya ketika kelas 2 SMU dan ternyata dia sudah tidak perawan. Wanita itulah yang menginginkannya, hal itu terjadi di rumah pacarnya yang sedang kosong karena ortunya sedang tidak ada. Sejak itulah Irwan mendapat julukan playboy. Tetapi tidak selalu berhubungan sex setiap pacaran.

Semakin lama Irwan berpengalaman dalam hal percintaan dari mulai tipe cewek, keinginan mereka, sifat para cewek sampai gaya bercinta. Apa lagi ketika kuliah di luar negeri tepatnya di Australia. Semakin mengukuhkan dirinya sebagai seorang playboy kelas berat dia bisa mendapatkan siapa pun perempuan yang diinginkannya. Di tambah setelah lulus dan mulai bekerja di perusahaan mamanya. Tampan dan kaya.

Status sosialnya memudahkan dirinya bergaul dengan kalangan atas. Dia menemukan perempuan yang berbeda kelas ketika berpacaran dan motivasinya. Siapa juga yang mau menolak dirinya sudah ganteng dan kaya pula, semakin lama Irwan mulai merasa bosan, cape dengan gaya hidup seperti itu.

Apa lagi bila bertemu dengan perempuan yang mendominasi dirinya dengan tameng kelembutan dan manja agar keinginan dirinya terpenuhi. Biasanya dia mengetahui hal itu terjadi setelah seminggu pacaran. Tapi dengan mudah dia bisa melepas jerat mereka. Tidak baginya ketika bertemu dengan Mitha, perempuan itu sangat susah di singkirkan dia terus menempel.

Pertemuannya dengan Dasep, merubah segalanya dia tak percaya kalau dirinya menyukai seorang lelaki yang sama seperti dirinya, bahkan dia tidak terbersit dalam pikirannya sejak dulu untuk menyukai laki-laki. Walau dalam perjalanannya dia tahu gay itu ada, dia selalu bertemu yang seperti itu. Sejak SMU sampai sekarang tapi dia bersikap biasa saja terhadap yang seperti itu, bergaul tapi bila berlebih akan marah.

Dasep yang merubah dirinya seperti itu, awalnya dia ingin melupakan hal itu tapi justru semakin lama semakin kuat dalam dirinya, apa lagi Mitha mengetahui rahasianya. Dia takut nyokap mengetahuinya.

Tapi pada akhirnya mamanya sudah tahu, Irwan memang menyukai Dasep tapi dia kini sudah mempunyai seseorang lelaki di sampingnya. Dia tidak cemburu pada Gunawan, karena walau bagaimana pun hatinya masih galau. Benarkah dia seorang gay hanya karena menyukai satu orang lelaki ? Ya hanya pada Dasep seorang sementara dengan lelaki lain dia biasa saja.

Suatu hari mamanya ingin berbicara dengan dirinya, dia terkejut tidak biasa seperti itu tapi akhirnya ingin tahu apa yang dibicarakan nyokapnya itu.

"Irwan, mama ingin tahu sejauh apa perasaanmu sama Mitha ?" Irwan tertegun.

"Biasa saja kok ma !" Jawabnya.

"Serius ?"

"Tentu, aku sudah tidak punya perasaan apapun padanya tapi dia tetap ngeyel dan bahkan mengaku hamil ! Memang sih pernah hubungan seperti itu, tapi dia sudah tidak perawan lagi, itupun hanya beberapa kali dan sudah lama sekali !" Jelasnya tanpa ditutupi kepada mama. Sementara mama menatap putranya itu.

"Mama tahu semuanya, termasuk kehamilannya ! Sekarang jawab dengan jujur perasaanmu dengan lelaki namanya Dasep ?" Irwan tertegun, dia yakin Mitha pasti memberitahu semuanya.

"Aku menyukainya mah !" Jawab Irwan terus terang.

"Sebagai seorang kekasih atau sebatas sex seperti yang kamu sering lakukan pada perempuan ?" Tanya Sinta.

"Aku dan Dasep belum pernah sejauh itu mah ! Tapi ada yang berbeda kurasakan ketika bersamanya, yang tidak pernah aku rasa ketika bersama perempuan. Sebagian besar perempuan mendekatiku bukan cinta tapi ada hal tersembunyi !" Jelas Irwan,

"Apa kamu pernah menyukai lelaki sebelumnya ?"

"Belum pernah, hanya pada Dasep !" Irwan menunduk.

"Bagaimana perasaanmu sekarang ? kamu gay atau bukan ?" Tanya Shinta, sementara Irwan terkejut.

"Kalau aku seorang gay, mama marah ?" Shinta menatap putranya itu.

"Tidak, itu urusanmu !" Irwan terdiam.

"Aku ... gay mah !" Irwan sudah mengambil keputusan. Shinta tertegun.

"Yakin ? Dasep kan sudah punya pacar sekarang !"

"Iya ma, tapi aku yakin di luar sana ada Dasep lain yang aku bisa temukan !" Ujar Irwan mantap dia tidak perduli apapun.

"Kamu sudah siap dengan segala resikonya ?"

"Siap ma !"

"Termasuk kehilangan harta warisan demi seseorang lelaki yang kamu cintai ?" Tanya mamanya sambil tersenyum misterius.

"Siap ma, harta masih bisa dicari !" Tiba-tiba Shinta tertawa. Irwan tertegun.

"Kenapa mama tertawa ?"

"Kamu begitu polos Irwan, tidak ada cinta sejati di dunia gay sayang ! semua hanya sex dan sex tidak ada lain kalau sudah bosan ya sudah cari yang lain ! Selain itu kita di Indonesia pandangan tentang gay berbeda dengan di luar sana !" Jelas mamanya. Irwan terdiam.

"Betul mah, Irwan masih polos tapi aku yakin dan akan mencari siapapun orangnya !" Jawab Irwan.

"Kalau begitu, bagaimana kamu menikah saja ? Sambil mencari lelaki yang kamu inginkan itu ? Itung-itung mama ingin seorang cucu darimu bukan milik orang lain, bila sudah bertemu, gampang cerai dan kamu pindah ke luar negeri !" Pendapat mamanya Irwan menatap mamanya tidak mengerti.

"Jamgan khawatir, perempuan pilihan mama tidak seperti Mitha dia tidak akan macam-macam, bahkan jadi istri penurut !" Shinta menatap kembali putranya itu.

"Bagaimana ? Itu sih terserah kamu Irwan ! Lebih baik pikirkan baik-baik, apapun keputusanmu mama terima !" Ujar Shinta menepuk pundak anaknya dan berdiri lalu pergi.

Irwan semakin galau dengan apa yang ditawarkan mamanya padanya, dan harus diakui sulit menemukan seseorang lelaki, bahkan Tommy juga tertawa ketika diberitahu tentang ide mamanya itu.

"Gila ya, nyokap lu wan ! Menurut gue itu perjodohan terselubung persis kakak lu !"

"Iya gue ngerti Tom !"

"Elu yakin ... elu gay ?"

"Entah lah ... !"

"Wah susah juga sih kalau begitu ! Terserah elu dah. Tapi menurut gue saran nyokap elu boleh juga tuh, sambil memantapkan perasaan elu sendiri !"

-------

Irwan menghela nafas, dia memandang pemandangan indah di depannya, untuk sementara pikirannya sudah sedikit ringan.

"Maaf den, anu tukang pijitnya sudah datang !" Irwan di kejutkan dengan kedatangan pak Akhmad penjaga villa di puncak, dia ingin menenangkan diri dan berfikir, tapi ketika sampai disini tubuhnya pegal-pegal dan meminta dipanggilkan seorang tukang pijit beneran bukan yang lain. Yang dia tahu hanya Dasep.

"Oh, laki-laki atau perempuan ? Sudah tua atau masih muda ?" Tanya Irwan

"Ya laki-laki atuh den, umurnya tidak muda tidak tua juga 27 tahunan !" Jawab pak Akhmad  tersenyum.

"Ya, sudah mana ? Bawa kesini !"

"Ini den, tukang pijitnya ! Namanya Jamal !" Pak Akhmad memperkenalkan pada Irwan, sementara dia menatap lelaki di depannya bertubuh tegap kekar dan memakai tongkat.

"Oh ya sudah bawa ke kamarku !" Ujar Irwan berbalik menuju kamar, sementara pak Akhmad membawa tukang pijat bernama Jamal ke kamar.

Bersambung ....

DASEP SI TUKANG PIJATWhere stories live. Discover now