Bagian 38. SYARIF DAN IRWAN 1

27.9K 661 21
                                    

Aku terkejut ternyata lelaki itu ! Siapa lagi kalau bukan Irwan, ya dia. Kok bisa ? Aku merasa malas kalau dengan dia, entah kenapa mungkin saja karena kejadian lalu yang tingkahnya sangat menyebalkan itu, tapi mau tidak mau karena ini pekerjaanku dan sekarang klienku jadi harus menerima siapa pun itu.

"Masuk !" Perintahnya.

"Kok tahu nomornya !" Kataku padanya.

"Itu sih gampang, elu kan memberikan hp nya sama gue !" Jawabnya cuek.

"Katanya bukan homo !" Kataku sambil nyindir. Aku menatapnya dia memakai kaos putih ketat, celana pendek, brewokan, rambut ikal berantakan, bahkan kamarnya pun sama seperti baru bangun tidur, aku melihat koper yang terbuka, baju dan celana berantakan, khas cowok banget sih !

Tapi ini hotel bukan rumah jadi harus dibedakanlah. Dia duduk di tempat tidur dengan cuek sambil memainkan hp nya, aku sendiri jadi kesel, ini orang sebenarnya maunya apa sih !

"Maaf mas, kalau gitu saya pergi ya !" Ujarku sambil membalikan badanku.

"Serius ... ? Gue udah bayar mahal loh !" Katanya sambil tersenyum.

"Lalu mas maunya apa sih ?" Tanyaku jengkel.

"Ya dipijit lah, katanya lu bisa mijit !" Aku menarik nafas supaya tenang.

"Baik, sekarang mas buka bajunya !" Perintahku, tanpa diduga dia membuka kaos nya dan bertelanjang dada, dia hampir sama dengan Syarif badannya. Cuman bulunya membentuk garis lurus tipis dari dada ke perutnya,

"Sekarang celananya !" Perintahku lagi. Dia kembali membuka celana pendeknya, sekarang tinggal cd putih ketat dengan tonjolannya.

"Apalagi ? ini dibuka juga !" Sambil menunjuk cd nya.

"Tidak usah, sekarang tengkurap !" Perintahku lagi tapi tak dilakukan dia malah menatapku tajam.

"Sekarang giliran elu dong yang dibuka ! Masa cuman gue aja yang dibuka !" Katanya padaku.

"Mas kan pengen dipijit doang jadi mas yang buka baju, kalau saya tidak usah !"

"Ya, engga bisa dong !" Ujarnya protes. Aku menghela nafas dan menurut apa yang dikatakannya lalu simpan tas ku dimeja dan ku buka baju dan celanaku hanya sisa cd ku saja,

"Sudah !" Kataku. Dia tersenyum. Aku mendekat dan dia membalikan tubuh.

"Tunggu sebentar ! Apa itu ?" Sambil menunjuk ke botol ditanganku yang ku ambil dari tasku tadi.

"Ini minyak mas untuk memijit !"

"Bukan racun kan ?"

"Bukan, masa saya mau meracuni mas ini bukan untuk diminum tau ini buas olesan di tangan !" Kataku jengkel.

"Ya, bisa aja kan !" Ujarnya cuek.

"Ya udah periksa nih !" Kataku sambil memberikan botol padanya. Dia mengambil botol minyak dan diperiksa sambil dicium.

"Dapet dari mana nih ?" Tanyanya lagi seperti seorang polisi pada penjahatnya.

"Itu minyak warisan leluhur, di buat keluarga saya sendiri !" Jawabku berusaha tenang menghadapi orang selalu membuat kesal dan emosi.

"Serius ?"

"Iya ! Keluarga saya itu tukang pijit, minyaknya juga harus khusus engga boleh sembarangan !" Jawabku dia menatapku.

"Oke !" Dia kembali tengkurap.

"Mas, apa engga dirapihin dulu tempat tidurnya ?"

"Emang, kenapa ?"

DASEP SI TUKANG PIJATOnde histórias criam vida. Descubra agora