Bagian 21. Pijat Panggilan 1

42.6K 759 20
                                    

Aku mulai memijat tubuh pak Akbar pelatih tim futsal kampus, pak Akbar bertampang arab tubuhnya termasuk kekar dia mungkin sering olah raga, itu terlihat ototnya termasuk keras dan sedikit kenyal ketika ku sentuh, pijatanku aku mulai seperti biasa dari pundak, punggung, pinggang dan menuju pinggul, paha, betis serta yang terakhir kakinya.

Terdengar desahan dan erangan dari mulutnya, aku memutuskan tidak berbicara apapun ketika kurasakan sesuatu di tubuhnya. Yang jelas pak Akbar termasuk sering melakukan aktivitas seks ! Setidaknya 1 atau 2 kali sehari entah dengan siapa. Ya setiap ku pijit seseorang semua rahasianya seperti ku ketahui. Aku mengetahui penyakit, aktivitas apa saja, termasuk kejantanan seseorang !

"Pak, sekarang di balik tubuhnya !" Perintahku pada pak Akbar, dia menurut dan terlentang.

Aku menatap tonjolan di celana boxernya sudah membuat tenda. Tapi dia terlihat cuek dengan hal itu.

"Ternyata kamu, bisa mijit Sep ! Aku pikir mijit biasa saja !" Ujarnya, nafasnya naik turun.

"Maksud bapak apa ?" Aku sedikit heran.

"Iya, tukang pijit biasa bukan beneran !" Aku mengerti dengan apa maksudnya.

"Jarang sekali aku menemukan tukang pijit yang sebenarnya !" Katanya lagi.

"Bapak suka dipijit ya ?" Tanyaku.

"Engga terlalu sering sih !"

"Kenapa pak ? Apa selalu pegal dan linu ? Padahal bapa punyak tubuh bagus dan sering olah raga, kalau sesuai aturan tidak mungkin seperti itu pak !" Kataku tersenyum. Mukanya sedikit memerah dan menatapku.

"Iya juga sih !" Jawabnya, sepertinya dia menyadari aku tahu sesuatu.

Aku mulai memijit dadanya, perut, pinggang, paha, betis dan kaki lagi seperti tadi. Pak Akbar memejamkan matanya terdengar erangan kecil. Aku memijat kembali ke atas dari betis sekarang ke pahanya. Sekarang ke pinggang, antara pinggul dan selangkanya. Dari tonjolannya itu aku pastikan punyanya termasuk besar dan panjang.

"Mau saya buka pak ?" Tanyaku, pak Akbar menatapku .

"Emang yang itu mau dipijit juga ?" Tanyanya.

"Kalau bapak mau, tapi ini bukan dikocok ya ! Ini beneran dipijit ada tekniknya !" Jawabku sambil tersenyum.

"Terserah !" Ujarnya sambil menelan ludah. Dadanya terlihat naik turun.

Aku mulai membuka boxernya dan ternyata tidak memakai celana dalam, terlihatlah benda besar, coklat dan panjang berurat dengan bulu jambut yang termasuk rimbun. Sekarang dia telanjang. Ku ambil minyak ku oleskan ke telapak tanganku.

"Siap pak ?" Bisikku padanya, pak Akbar mengangguk pelan.

Aku mulai memijat diarea selangkangnya, kemudian ke area dua bola ke bawah, terdengar erangan dan desahan dari mulut pak Akbar, tubuhnya agak mengejang. Kemudian tangan ku mulai menyentuh batang yang keras, menuju atas kekepalanya yang terlihat sudah mengeluarkan cairan bening,

"Aaaahhhh ... !" Erangnya tubuhnya menggeliat. Aku sendiri mulai berdebar sudah cukup lama tidak menyentuh kontol seseorang lagi terakhir dengan om Burhan, aku juga mulai berkeringat dan menelan ludah.

Pijatanku mulai kebawah dari kepala, batangnya kembali. Pijatanku kembali ke area selangkangnya. Desahan, erangan semakin terdengar dari mulut pak Akbar, tubuhnya pun semakin tidak menentu.

"Ssseeeppp ... aaapppaaa yyyaaaannnggg ... kkkaaammuu lllaaakkkuuukkkaaannnn ... aaaaahhhhkkhhhh ...!"

Aku memijat kembali batangnya dan kepalanya. Tanpa diduga pak Akbar menarik tanganku dan meraih kepalaku sehingga wajahku tepat di kontolnya.

DASEP SI TUKANG PIJATUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum