Bagian 37. KLIEN MISTERIUS 2

26.2K 578 21
                                    

Aku semakin berani menggerakan dan menggoyangkan tubuhku mengikuti irama musik, sesekali kusentuh tubuh, wajah, dan lengan lelaki yang sedang duduk di kursi. Sementara lelaki itu sesekali bergerak ingin melepaskan diri dan terus memaki. Dia merasa sudah dipermainkan oleh teman-temannya. Tapi aku tidak perduli ! Aku kan sudah dibayar jadi apapun harus aku lakukan.

"Buka ... buka ... !" Terdengar teriakan. Aku awalnya bingung buka apa ? Cd ku atau ... aku tahu sekarang.

Perlahan aku menuju kebelakang lelaki itu setelah itu ku belai dan kusentuh dengan lembut wajahnya kurasakan pipi dan dagunya yang sedikit agak sedikit kasar karena kumis dan bulunya di cukur tidak bersih. Setelah itu tanganku menuju kepundaknya sedikit memijatnya, perlahan kali ini tanganku ke kancing kemejanya untuk membukanya. Sementara itu wajahku kudekatkan dan sekarang berada disamping wajahnya, kutatap sekilas hidungnya yang mancung, kumisnya sudah dicukur tapi kasar, begitu pula dagunya ada bulu kasar kesannya jantan dan macho beruntung sekali wanita yang mendapatkannya.

Pada saat itu dia hanya terdiam tidak lagi memaki atau bergerak untuk melepaskan diri. Aku yakin dia merasakan hembusan nafasku dipipinya, perlahan tanganku membuka dua kancing atas kemejanya dan perlahan telapak tanganku memasukinya kuusap dan kubelai dadanya yang termasuk kekar berotot itu. Setelah itu kulepas dan menjauh dari dirinya. Aku kembali menari dan menggoyangkan pinggulku entah seksi dan erotis atau tidak.

Sekarang aku sudah berada di depan lelaki yang duduk di kursi, sementara para penonton masih ada yang berteriak atau bersuit, sisanya terdiam memperhatikanku menari termasuk lelaki yang memintaku menari tadi, matanya tajam ke arahku.

Akupun mendekat dan duduk di pangkuan lelaki itu, tanganku kembali mulai bergerak mengusap dan membelai tubuh dan lengan kekarnya. kubuka sisa kancing kemejanya kali ini  semua terlihat jelas bulu halus disekitar tengah dadanya, tidak banyak tipis. Hanya dadanya terbentuk sempurna kekar dan ada absnya.

"Sssiiaallaannn ... aappaa yyaanngg ... kkaamuu lakkuukkaan ... !" Kali ini bukan hanya makian tapi  justru ditambah desahan dari mulutnya tubuhnya mengejang. Ketika ku sentuh dan kubelai dadanya. Pinggulnya bergerak ingin melepaskan diri.

Aku bangun dari dudukan di pahanya dan mulai menari lagi, tiba-tiba musik dimatikan suasana sunyi tidak terdengar suara apapun aku berhenti dengan nafas terengah. Ternyata lelaki yang memintaku menari yang menghentikan musiknya.

"Irwaaaan ... an*ing ! gue tahu elu biang keroknya, lepasin gue ... !" Kembali terdengar makian dari lelaki yang masih terperangkap. Lelaki itu mendekat yang ternyata bernama Irwan ke lelaki yang duduk di kursi dan melepaskan penutup matanya.

"Suprise ... !! Teriaknya disambut tertawaan dari yang lain.

"Engga lucuuu ... siaalaan semmuaa ...! Nafasnya terengah. Lelaki bernama Irwan membuka tali tangannya.

Lelaki bernama Syarif berdiri dia nampak marah, pada semua terutama pada lelaki bernama Irwan tangannya terlihat mengepal seakan ingin memukul.

"Tenang ... bro ... !" Irwan mengangkat kedua tangannya.

"Sialan lu !" Ujarnya mendengus kesal.

"Man, ambilin minum ! Syarif kehausan nih, sekalian meredakan ketegangannya !" Lelaki itu tersenyum pada lelaki di depannya.

"Gue emang marah sama elu tahu !"

"Iya, gue ngerti tapi ... ketegangan gue maksud emang beneran !"

"Apa maksud elu !"

"Elu ... hoorrnnyyy ... baby ... yeah !" Sambil menunjuk kedepan celananya,

"Sialan ... !" Mukanya memerah ketika matanya melirik ke arah celananya. Semua tertawa.

DASEP SI TUKANG PIJATWhere stories live. Discover now