Bagian. 17. Kisah Di Kampus 3

42.6K 775 10
                                    

Aku hanya terdiam melihat mereka berdua, tapi mereka tidak mau melihatku, seperti angin lalu setelah menyapa A Dodi langsung pergi begitu saja ! aku sih cuek saja tidak perduli.

"Yuk kita pergi ! Ujar A Dodi. Baru saja beranjak pergi tiba-tiba terdengar teriakan seorang perempuan.

Kami berhenti, dan melihat ternyata seorang cewek cantik berdiri di sana menatap tajam pada A Dodi. A Dodi memintaku untuk menunggu sebentar dan menghampirinya. Aku tidak mendengar pembicaraan mereka, tapi melihat ekpresi keduanya seperti bertengkar. Aku diam saja itu urusan mereka. A Dodi akhirnya pergi meninggalkan tuh cewe sebaliknya juga sama.

A Dodi dan aku menuju parkiran dan menyuruhku masuk ke dalam mobil, dan mobil pun melaju pergi. Di perjalanan kami diam tak berbicara apapun. Aku melihat terpana dengan gedung bertingkat di sepanjang jalan.

"Sep, kamu pernah ke Jakarta sebelumnya ?"

"Belum A baru kali ini ?" Jawabku.

"Oh ... kalau begitu aku akan mengajak berkeliling Jakarta !" Katanya.

Dan kami pun keliling kota Jakarta, baru kali ini melihatnya secara langsung yang selama ini aku hanya melihat di tv, seperti orang kampungan beneran. Akhirnya kami sampai di sebuah mall yang lebih besar dari mall dekat kosan ku.

Aku menatap takjub melihat isi dalamnya mall tersebut. Kami hanya berkeliling dan mencari makanan pada akhirnya. Selama makan kami mengobrol hal lain. Setelah makan melihat ke bioskop dan menonton film. Tak terasa hari menjelang malam. A Dodi mengantarkanku ke kosan.

"Sep, kamu kenal Arif ?" Aku terkejut dengan pertanyaan dia.

"Iya, tapi hanya sekilas dia kosan disini !" Jawabku apa adanya. A Dodi mengangguk. Dan setelah itu berpamitan.

--------

Beberapa waktu kemudian aku mendapat pesan dari om Burhan, kebetulan hari sabtu libur. Pesan itu akan ada yang menjemputku ke kosan, aku diminta membawa beberapa pakaian. Aku bingung tapi kulaksanakan. Hari sabtu pukul 8 pagi ada yang menjemputku ternyata mang Mamat sopir om Burhan. Selama perjalanan kami mengobrol dan menanyakan keadaanku. Mobil pun berbelok kesebuah hotel. Mang Mamat mengatakan bahwa om Burhan menungguku di sana. Dia menyebut lantai dan nomor kamar yang ditempatinya.

Aku masuk agak ragu karena ini pertama kalinya aku masuk ke sana, aku menanyakan pada petugas hotel dan membawaku ke lift menuju lantai tujuanku, aku keluar untuk mencari nomor kamarnya setelah ketemu. Aku terdiam dan entah kenapa dadaku berdebar keras di depan pintu kamar om Burhan. Disaat sedang seperti itu, pintu kamar terbuka dan berdiri om Burhan memakai kaos ketat dan celana pendek. Dia tersenyum padaku.

"Kok kamu diam saja, ayo masuk ... !" Sambil menarik tanganku dan masuk ke dalam kamar.

"Om !" Seruku kaget.

Om Burhan menutup pintu kamar sementara aku dalam keadaan dalam pelukannya. Tasku jatuh, Dadaku semakin berdebar dalam pelukannya aku merasakan kehangatan dan kenyamanan. Om Burhan sendiri setelah menutup pintu. Membalas pelukanku dengan erat.

"Sudah lama kita tidak bertemu !" Bisiknya ditelingaku. Aku mengangkat wajahku dan mata kami saling bertatapan.

Kulingkarkan tanganku ke lehernya, sementara tangannya berada di pinggangku. Perlahan om Burhan menciumku dengan lembut aku merasakan kembali kehangatan bibirnya. Kami pun perpagutan, perlahan om Burhan melepas ciumannya deru nafas kami terdengar jelas. Satu persatu om Burhan membuka pakaianku, begitu pula denganku. Akhirnya hanya celana dalam saja yang kami kenakan. Aku menelan ludah melihat sesuatu yang sudah mengeras disana. Begitu pula dengan diriku !

Kembali bibir kami berpagutan, memeluknya erat sekali. Om Burhan mendorongku ke tempat tidur, yang empuk tubuhnya yang kekar menindihku. Kami berpelukan, berciuman, dan saling menekan bergesekan serta bergulingan. Desahan, erangan, rintihan terdengar dari mulut kami berdua.

DASEP SI TUKANG PIJATOnde histórias criam vida. Descubra agora