Bagian 56. WANGSIT 2 ! 1

22.7K 541 21
                                    

Suatu malam, Dasep sedang duduk di tempat tidur sambil menonton televisi sementara Gunawan juga hendak pergi tidur tapi ke kamar mandi dulu, tak lama Gunawan keluar dia menggunakan kaos tipis saja dan boxer, kebiasaan tidur pakai cd saja agak sedikit berubah, hanya sesekali seperti itu. Dasep tidak melarang karena dia juga seperti itu.

Gunawan naik ke tempat tidur dan masuk ke selimut dan duduk di sebelah Dasep, Dasep kemudian memeluknya dan menyandar kepalanya di pundak Gunawan.

"Bagaimana mengajarmu di yayasan  ?" Tanya Gunawan sambil mengecup rambut Dasep.

"Semua baik mas ... tapi anu ... !" Dasep merenggangkan tubuhnya dan menatap Gunawan.

"Ada apa ? Katakan saja ?" Ujar Gunawan mendekat dan mengecup lembut bibir Dasep.

"Aku bertemu dia lagi mas !" Jawab Dasep, dia pernah bercerita tentang seorang anak bernama Daniel pada Gunawan, kali ini dia kembali menceritakan tentang kejadian tadi yang di alaminya. Gunawan tersenyum.

"Lalu ?" Tanyanya, Dasep kembali memeluk Gunawan.

"Mas apa bisa kita ... mengadopsinya !" Dasep menarik nafas.

"Tentu saja bisa !" Jawab Gunawan, Dasep menatap kembali padanya.

"Tapi kita kan ... aku sudah jatuh cinta padanya mas !" Dasep terdiam. Gunawan mengangkat wajah Dasep, dia mengerti apa yang dirasakannya.

"Kenapa tidak coba ? Apa lagi yayasan itu punya keluarga Irwan bukan ?" Jawab Gunawan.

"Mas tidak keberatan ada seorang anak di antara kita, padahal belum lama kita seperti ini !"

"Tidak kok, sayang ! Justru aku senang !" Gunawan tersenyum, Dasep memeluk Gunawan dan mencium bibirnya.

"Andaikan kamu hamil justru lebih senang lagi he .. he ...!" Gunawan tertawa kecil.

"Ah mas ... !" Dasep memukul pelan Gunawan.

"Kita tidur yuk !" Bisik Gunawan pada Dasep mengangguk. Dia mematikan tv. Dan kemudian berbaring saling berpelukan.

"Bagaimana tanganmu sekarang ?" Tanya Gunawan sambil memijit kecil lengan Dasep.

"Sudah baikan mas, sejak mas memijatnya ! Bahkan tadi memangku Daniel sudah kuat !" Dasep tersenyum.

"Syukurlah, apa sudah bisa mijit ?"

"Belum mas !" Dasep memeluk Gunawan dan saling berpelukan serta bertatapan.

"Sudah jangan dipaksakan !" Dasep mengangguk, perlahan mereka berciuman dan berpagutan. Perlahan Gunawan mendorong tubuh Dasep.

Sekarang Gunawan setengah menindih tubuh Dasep, tangan Dasep melingkar ke leher Gunawan. Mereka kembali berciuman berpagutan.

"Boleh ?" Bisik Gunawan nafas mereka mulai memburu, Dasep mengangguk. Dasep membuka kaos Gunawan, begitu pula Dasep dibuka kaosnya oleh Gunawan.

Kembali keduanya berciuman dan berpagutan. Bergulingan di tempat tidut, kali ini Dasep di atas tubuh Gunawan, dia menatap wajahnya dan menyentuhnya mata, hidung serta bibir kembali dicium lembut, bibir Dasep mencium leher dan dada Gunawan menuju ke puting coklat kiri kanan di hisapnya.

"Aaahhh ... sayang !" Desah Gunawan sambil mengecup kepala Dasep.

Setelah puas Dasep menuju perut dan ke tonjolan di boxer Gunawan yang telah terbentuk tenda, di sentuhnya benda keras itu, dicium ujungnya dihisapnya dan dijilatinya. Tubuh Gunawan mengejang.

"Buka saja sayang !" Erang Gunawan. Dasep kemudian membuka boxernya dan terlihat sekarang batang kontol coklat berurat yang telah mengeras dan memerah.

DASEP SI TUKANG PIJATNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ