Bagian 47. COBAAN DATANG 2

20K 602 21
                                    

Tak terasa kerja praktekku selesai, selama di situ aku tidak pernah bertemu dengan mas Irwan sekali pun, lebih banyak bertemu dengan "nyai ratu" alias mba Mitha. Bahkan pernah tanpa sengaja bertemu dengannya di koridor kantor tapi dia seakan tidak mengenaliku dia terus berlalu tanpa menoleh sama sekali.

Hari ini aku pamitan pada atasan bagian ku, dia mengatakan big bos hendak bertemu. Aku tertegun tapi aku mengangguk. Dan menuju ruangannya di paling atas gedung perkatoran. Di sana aku bertemu dengan sekretarisnya dan mengatakan kalau pak Direktur hendak bertemu denganku, si mba mengangguk, aku disuruh duduk dulu menunggu karena ada tamu dahulu.

Akupun duduk menunggu, tak lama keluar dua lelaki dari ruangan Direktur dan mba sekretaris masuk. Tak lama dia keluar dan memanggilku karena pak Direktur ingin bertemu. Akupun masuk dan melihat mas Irwan berubah dari yang terakhir bertemu, dia tampak gagah dan ganteng, seperti mas Syarif maksudnya lebih rapi tidak cuek seperti dulu.

"Permisi, maaf !" Sapaku pada pak Direktur mas Irwan.

"Masuk, duduk disini !" Jawab mas Irwan sambil menunjuk ke kursi didepannya tetapi wajahnya tetap pada laptopnya. Aku mengangguk dan duduk.

"Gini, Sep ... besok kamu sudah mulai kerja, kamu masuk saja seperti biasanya oke !" Katanya, aku sendiri bengong.

"Anu ... mas eh pak ! Saya kesini mau pamitan bukan kerja, kan sudah beres prakteknya ?" Jawabku sementara dia menatapku.

"Tentu saja aku tahu, Sep ... apa kamu mau ... seterusnya seperti ini ?" Tanyanya aku tertegun.

"Maksud pak Direktur ?" Aku bingung.

"Ini kesempatan untuk kamu berubah menjadi lebih baik, aku tahu kamu belum lulus tapi itu tidak masalah, kalau untuk gaji itu bisa di atur!" Jelasnya. Aku terdiam apa aku menerima atau tidak tapi sebenarnya aku ingin keluar dari pekerjaan ini.

"Sep, pekerjaan "itu" ada waktunya, sementara ini untuk masa depan kamu sendiri !" Katanya sambil menekankan kata itu, aku tahu maksudnya.

"Tapi pak !"

"Sep, kamu tidak perlu berpikit dua kali, aku melihat kemampuanmu selama ini kamu teemasuk bagus !" Ujarnya.

"Baiklah pak kalau begitu, terima kasih !" Akhirnya aku menjawab karena kapan lagi ada kesempatan ini. Dia tersenyum.

"Bagus, Sep !"

"Tapi ... !"

"Jangan khawatir, soal itu kamu belum sepenuhnya bekerja jadi, masih bisa kuliah dan lainnya !" Ujar mas Irwan.

"Ya, sudah ... terima kasih pak ?" Jawabku, aku menghela nafas.

"Kalau begitu, kamu boleh pergi ! Oh ya satu lagi, pakaian kamu jangan putih hitam lagi, pake yang saja biasa ke kantor !" Aku mengangguk. Dan keluar dari ruangan pak Direktur. Dengan hati yang lapang.

---------

Keesokan harinya aku ke kantor itu lagi dan kali ini aku diminta ke bagian kepegawaian untuk urusan adminitrasi, selain itu juga untuk mengetahui di bagian mana aku akan ditempatkan. Setelah itu aku pergi untuk bertemu atasanku, ternyata sesuai dengan jurusanku yaitu akuntansi, jadi di bagian keuangan.

Pak Saeful nama atasanku, berkacamata berkumis tipis dan orangnya baik, aku mengenalnya ketika 2 minggu kerja praktek di bagian ini bersama temanku, dan seterusnya di bagian lain. Dia menerima surat yang diberikan dari bagian kepegawaian.

"Baiklah Sep, saya menerima kamu bekerja di bagian ini ! Saya sudah melihat kemampuan kamu jadi tidak masalah. Tapi kalau boleh saya tahu ... sepertinya kamu dekat dengan pak Direktur, kenal sejak kapan ?" Tanyanya aku tertegun hendak bilang apa, tapi aku menceritakan tidak semuanya pertemuan dengan mas Irwan dan juga mas Syarif.

DASEP SI TUKANG PIJATWhere stories live. Discover now