Bagian 31. Aku, Johan dan Dodi 2

30.3K 667 30
                                    

"A boleh nanya engga ?" Tanyaku padanya.

"Silahkan saja Sep !"

"Ada hubungan apa A Dodi dengan Tommy ?" Dia terkejut dengan pertanyaanku.

"Maksud kamu apa aku engga ngerti !"

"Maaf A, gini Aa tahu aku pindah kosan kan dan itu memang kosan  Tommy, kamarnya juga dekat kamarku, aku pernah beberapa kali ke kamarnya. Ada sesuatu yang menarik perhatianku di kamar Tommy ada foto berdua Aa sama dia !" Aku menatap A Dodi sebenarnya foto itu biasa tapi terlihat akrab dan dekat. A Dodi terdiam.

"Kita temenan aja ko Sep ! Tapi itu dulu sebelum semua berubah !" Jawab A Dodi.

"Emang kenapa A ? Apa karena dia menjadi gigolo ?"tanyaku lagi.

"Bukan, ada hal lain yang membuat kita tidak lagi berteman !" A Dodi menghela nafas.

"Oh ... gitu ya !"

"Satu lagi A, apa A Dodi suka padaku !" A Dodi menatapku kemudian dia tertawa.

"Iya, aku sama kamu Sep !" Aku tertegun. "Tapi hanya ttm saja kok !" Jawabnya sambil merangkul pundakku sekarang kami sedang berada di balkon apartemen setelah mandi dan sarapan hari minggu ini.

"Ttm itu apa A ?" Aku tidak mengerti.

"Teman tapi mesra Sep !" Jawabnya.

"Oh ... !" Aku mengangguk.

"Kamu punya pacar Sep ?" Aku terdiam.

"Belum A tapi memang ada yang dekat dengan ku sekarang !"

"Siapa ?"

"Mas Johan !" Aku menceritakan semuanya pada A Dodi, dia tampak terkejut.

"Johan ? Kakaknya Arif ?" Aku mengangguk.

"Kamu tahu ?" Tanyanya heran.

"Iya A !" A Dodi menggeleng kepalanya.

"Kamu tahu kan Arif itu seperti apa ?" Tanya A Dodi seperti khawatir.

"Emang kenapa A ?"

"Homofobia ! Dia benci sekali sama banci atau gay seperti itu !" Ujar A Dodi aku tertegun.

"Ah masa A ?"

"Serius, sudah dua kali dia menghajar cowok yang berani padanya !"

"Tapi A ?" Apa harus aku katakan tentang kejadian waktu itu ya ? Pikirku.

"Kenapa ? Kamu pernah bertemu dengannya ?" Tanya A Dodi menyelidik seperti tahu sesuatu.

"Iya A !" Aku menghela nafas dan kembali bercerita mengenai kejadian waktu itu, aku percaya pada A Dodi sambil muka merah karena malu. A Dodi terkejut.

"Kamu serius !" Aku mengangguk.

"Sep, kamu tuh harus hati-hati dari mulai sekarang !"

"Emang kenapa A !"

"Kamu tuh punya daya tarik seksual yang membuat orang suka padamu ! Aku tidak mau kamu tuh kenapa-kenapa !" Aku tertegun dan menyadari bahwa aku mudah terbawa suasana dengan seseorang. Sejak menyadari bahwa aku seorang gay itu pasti tidak akan mudah, baik buat lingkunganku ataupun tambatan hidup alias kekasih.

"Iya A ! Aku mengerti semuanya, terima kasih atas semua perhatiannya padaku !" Jawabku sambil tersenyum.

-----------

Sudah hampir dua minggu ini aku tidak ada pekerjaan. Mas Johan juga jarang menelponku aku tahu dia sibuk, aku juga tidak terlalu berharap banyak tentang perasaanku padanya, mungkin hubungan kami hanya sekedar seksual saja.

DASEP SI TUKANG PIJATΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα