Bab 1

2.6K 130 6
                                    

" Ya Allah.. Terima kasih .. kerna kau telah menyedarkan kami.. dan membawa kami pulang ke jalan mu Ya Allah.. "

" Aku tahu ini yang terbaik.. tolong redha kan hati kami Ya Allah... "

" Sungguh cinta yang terlarang ini menyakitkan Ya Allah.. Bantu kami.. "

" Andai benar dia jodoh ku , jodohkanlah kami diwaktu yang tepat. Hilangkanlah perasaan cinta yang terlarang ini Ya Allah. "

" Kuatkan kami.. Sesungguhnya.. Hanya pada-Mu aku serahkan segala urusan ku Ya Allah. Makbulkanlah doa ku ini... "

Diatas bentangan sejadah terduduknya Felisha sambil menadahkan tangan berdoa pada Tuhan dengan teresak-esak.

Rintihan demi rintihan Felisha luahkan. Berjuraian air matanya jatuh membasahi hampir seluruh pipinya.

Kesakitan yang dirasakan disudut hatinya kini benar-benar tidak tertahan. Meski hanya sebentar Felisha dan Qashaf terleka dalam menyemai cinta terlarang itu..

Namun keperitan yang dirasai oleh dua jiwa remaja ini amatlah menyakitkan apabila mereka berdua saling mencinta hampir sepenuh hati.

Seperti Felisha , Qashaf yang baru sahaja selesai menunaikan solat subuh turut meluahkan rintihan hatinya pada Sang Pencipta.

" Ya Allah , Ya Rahman , Ya Rahim. Maafkan kami Ya Allah. Kami terleka dalam mengejar manisnya cinta manusia..."

" Meski kami tahu cinta itu adalah cinta yang terlarang , tetap saja kami melanggar segala hukum yang ada.. "

" Demi menyemai cinta yang tak pasti itu.. Maafkan kami Ya Allah.. "

Tertunduk Qahsaf sedang tangannya menadahkan doa. Air matanya berguguran jatuh sederasnya.

Dengan mata yang terpejam Qashaf cuba bertenang dan kembali berdoa.

" Ya Allah.. Sesungguhnya Engkau tahu apa yang terbaik buat hamba-hamba-Mu.. "

" Maka berikanlah yang terbaik buat kami berdua Ya Allah.. "

" Jujur , perasaan ini menyakitkan Ya Allah.. "

" Berikanlah yang terbaik buat kami.. "

" Hanya pada-Mu aku meminta Ya Allah. Makbulkanlah doa-doa ku ini Ya Allah. "

Lalu dengan tangan yang menggigil Qashaf menyapukan kedua-dua tangannya ke pipinya yang dibasahi air mata itu sebagai tanda mengaminkan doa-doanya.

Bersama hati yang patah dan fikiran yang bercelaru , kedua-dua jasad ini menghabiskan masa mereka dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Perlahan-lahan senaskah Al-Quran dibuka lalu dialunkan dengan merdu. Air mata yang masih menitis diusap lembut. Dengan sedaya upaya ayat-ayat Al-Quran itu cuba dialunkan sebaik mungkin.

Usai membaca Al-Quran kedua-dua jasad ini cuba melupakan perasaan mereka yang sudah berkecai.

Jam didinding ditenung lama oleh Felisha. Jam menunjukkan 7 pagi. Dengan segera telekung dibuka dan sejadah dilipatkan. Diatas katil , Felisha melabuhkan diri.

Sebiji telefon berjenama Samsung diambil lantas dibuka. Melihat saja pada paparan skrin telefon itu , mata Felisha kembali bergenang.

Gambar Qashaf dan Felisha jelas terpapar di skrin telefon tersebut. Maka hadirlah sebuah perasaan yang bernama rindu mengetuk sang hati yang remuk itu.

" Ya Allah.. "

" Tolong aku.. "

Rintih Felisha yang meminta pertolongan dari Allah untuk menghentikan perasaan rindu yang terlarang ini. Air mata Felisha terus menitis dengan derasnya.

PenantianWhere stories live. Discover now