Chapter 14

428 18 0
                                    

"Darimu aku belajar arti cinta. Yang tak harus memiliki, namun selalu meyakini,"

_Sanaya Chandra_

Author POV

*****kring.....kring......

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Yang menandakan bahwa kegiatan dibsekolah telah berakhir.

"Nay!! Ki!!! Gue duluan yaa!!! Udah dijemput sama sopir!!! Daaaah!!!" ucap Zahra pada Sanaya da Kia.

"Tiati Lo," jawab Kia.

Lalu Zahra pun sosoknya menghilang dibalik pintu. Tinggalah Sanaya dan Kia di dalam kelas. Mereka beriringan menuju gerbang sekolah menunggu jemputan.

"Na!!" panggil Kia.

"Hmmm," jawab Sanaya.

"Gue sakit hati Nay, liat Ary tadi kek gitu sama Zahra. Meskipun gue tau Zahra temen gue, sahabat gue. Tapi tetep aja liat Zahra sama Ary kaya tadi hati gue sakit Nay," ucap Kia lirih sambil mengusap pipinya yang basah karena air matanya.

"Kenapa harus diliat??? Kalo itu nyakitin lo?" ucap Sanya.

"Ya, gimana nggak diliat. Lagian mereka kan tadi di depan kita," jawab Kia.

"Yaudah sii, mending lupain. Jangan dibuat rumit," ucap Sanaya seadanya.

Kia tidak tahu bahwa jaaauuuuh di lubuk hati Sanaya yang paling dalam dirinya menangis menahan sakit hati. Dirinya hancur sama seperti Kia. Namun, apa boleh buat?? Ini konsekuensinya. Berani mencintai harus berani patah hati.

Tak lama mobil yang menjeput mereka pun datang dan mereka pulang ke rumah sendiri sendiri.

___________••••__________

"WES NASIBE KUDU KOYO NGENE, DUWE BOJO KOK RA TAU NGEPENAKKE. SENENG..."

"DIEM KAMPRETT!!!"

"paan sih lo dek," ucap Farrel.

Yaaa manteman. Asal kalian tahu Farrel itu atau kakak Sanaya, cuma tampang doang sangar padahal kelakuannya tukang onar.

"Apaan nyanyi bojo bojo, emang lo dah kawin?" tanya Sanaya.

"yeee nih bocah Nikah dulu kaleee baru kawin!!" jawab Farrel.

" Ck. Apabedanya sih Kak," ucap Sanaya.

"Bedanya yaaa, kalau nikah tuh ada ijab qobulnya, saksi, dan penghulu, sedangkan kawin itu atas dasar mau sama mau gitu," ucap Farrel panjang lebar.

"ooooh," ucap Sanaya.

"Dah tau kan??" tanya Farrel.

"Belum," jawab Sanaya.

"Tau ah. Ngomong Sama makhluk kusut bikin erosi mulu," ucap Farrel.

"Emang lo tanah kak? Kok erosi," jawab Sanaya dengan polosnya.

"BODO NAY!!! BODO!!!" ucap Farrel emosi.

"YO WIS BEN!! DUE BOJO SEK GALAK!! YO WES BEN SENG OMONGANE SENGAK!!.."

"BRISIK PAIJO!!"

"PAIJO, PAIJO DITINGGAL KE BOJONE, JARENE RA KUAT NGRAGATI WEDAK PUPURE PAIJO, PAIJO,..."

"DIEMMMM!!!!"

Kadang kalo akur maunya peluk pelukan sekarang lagi pada ribut aja pada teriak-teriak. Dasar!!

Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga sembari menunggu ayahnya pulang dari kantor dan ibunya yang sedang ke rumah temannya.

"Dek!" ucap Farrel

"APA!!!" ucap Sanaya nyolot bin sewot plus melotot.

"weeeh selowww mbak, ngegas bae lo," ucap Farrel.

"Hmm,"

"Gimana hubungan lo sama Ary?" tanya Farrel penasaran. Karena menurutnya cinta diam-diam itu hal tersulit untuk dilakukan. Namun apalah daya, para cewek lebih menyukainya.

"Bisa aja," jawab Sanaya seadanya. Membicarakan hal itu membuat hatinya berdenyut nyeri dan menangis tatkala tak mampu mengucapkan perasaannya secara langsung kepada Ary.

"Kalau lo jatuh cinta, lo siap nggak siap harus nerima konsekuensinya yakni siap patah hati," ucap Farrel.

"SOK BIJAK!!" ucap Sanaya.

"Yeee kampret lo. Dikasih tau nggak percaya," ucap Farrel kesal dengan tingkah Sanaya yang kadang kadang berubah-ubah.

"Hmm,"

"Assalamu'alaikum,"

Lalu serentak kakak dan adik tersebut yang sedang asik menonton serial kartun anak kembar kepala botak yang dimana diabtara mereka salah saty rambutnya cuma sehelai, mengalihkan fokus mereka ke arah seseorang yang baru saja datang.

"tumben kalian akur," ucap Chandra Selaku papa dari Sanaya dan Farrel.

"Akur salah, berantem salah, susah bener jadi anak ganteng ya Allah," ucap Kak Farrel.

"Yaaaa tumben aja gitu, biasanya kan pada lempar bantal atau perang mata," ucap Chandra santai.

"Yaudah si Pah, jangan ganggu mereka, mumpung akur itu," ucap Putri, mama dari Farrel dan Sanaya sambil cekikikan.

"Untung mereka orang tua, kalo nggak, udah Farrel buang tuh," gerutu Farrel yang masih bmampu didengar oleh mereka.

"Kok Mama sama Papa bisa bareng?" tanya Sanaya.

"Ketemu di depan rumah tadi," jawab Chandra papanya.

"O," ucap Sanaya.

"Yaudah kalian ke kamar gih!! Udah malem ini. Kalian kan sekolah besok," ucap Mama.

"Hallah baru juga jam delapan. Bilang aja kalo mau mesra mesraan bareng Papa," cibir Farrel.

"Bilang aja cemburu," sahut Chandra papanya.

"Udah!!! Sana masuk. Besok kalo sampe telat, nggak Mama kasih makan kalian," sembur Putri, mamanya.

"Siap!!! Bu Bosss!!!" ucap mereka kompak.









Hollla!!!!!! Perhatian!!! Kalian baca harus teliti. Karena itu ada POV Sanaya, Author, Rakha. Jadi biar nggak bingung. Makanya harua TELITI oke???.

Thanks for your attention. Don't forget to VOTE and COMMENT. Kalo masih amburadul mohon MAKLUM karena baru pertama kali nulis.

See youuuuu😘

RakSa (END)Där berättelser lever. Upptäck nu