Chapter 21

355 18 2
                                    

"terlalu dini untuk memahami, terlalu rumit untuk diungkit."     ~Sanaya Chandra.

Author POV

Bel masuk sudah berbunyi bahkan, Rakha sudah kembali ke kelasnya setelah bertemu dengan Sanaya di Perpustakaan. Sekarang, tinggallah Sanaya seorang diri di Perpustakaan.

"kenapa gue bisa segampang itu curhat sama  Rakha?"  -ucap batin Sanaya

Sanaya tidak habis pikir dengan dirinya saat ini. Dia bingung akan curhat dengan siapa sehingga dia memilih Rakha sebagai teman curhatnya. Lalu, kenapa hatinya berdenyut kala Rakha memandangnya??

"Woy!! Dicariin disini rupanya," ucap Kia membuyarkan lamunan Sanaya yang tengah bingung dengan hatinya.

"Zahra mana??"tanya Sanaya karena tak kunjung melihat Zahra.

"Di kelas tuh, lagi ngerjain tugas." jawab Kia.

"Ada guru?" tanya Sanaya lagi.

"Jamkos." jawab Kia.

"Lo ngapain di Perpus dari tadi?? Mana perpus sepi gini lagi." ucap Kia pada Sanaya karena bingung dengan tingkahnya hari ini.

"Cari novel," jawab Sanaya dengan nada cuek andalannya.

"yaudah, ke kelas yuuk! Males di sini, mendadak sesak napas," ucap Kia pada Sanaya.

Yaaa Sanaya paham Kia sangat alergi dengan buku-buku. Bahkan buku pelajaran dibiarkan sampai berdebu. Katanya, kalau liat buku hawanya selalu sesak napas.

"Dasar aneh!" ucap Sanaya tak habis pikir dengan Kia.

Mereka pun pergi menuju kelas sambil cekika-cekiki tidak jelas. Hingga sampailah mereka di depan kelas.

"YO WES BEN TAK LAKONI NGANTI, SAK KUAT-KUATE ATI,,,,!!! PESEN KU MUNG SIJI, SENG NGAATI-ATI!!"

"ya ampun, baru aja tenang, langsung rusuh," ucap Sanaya pelan.

"WOY DIEM ANZENGGG!!!" bentak salah satu murid pada Hendra.

Memang benar, kelasnya kelas MIPA, yang katanya para muridnya kalem dan cerdas. Tapi kelakuannya??? Mirip anak IPS. Apakah mereka salah jurusan atau otak mereka geser kebanyakan makan rumus fisika, kimia, dan matematika??

"Nayy!!! Nayy!!" panggil Hendra pada Sanaya.

"apa?" jawab Sanaya.

"Lo tuh kayak Matematika tau nggak," ucap Hendra.

"Maksudnya???" tanya sanaya sambil memicingkan matanya.

"susah ditebak, susah dikira, eeeeaaa," jawab Hendra mulai absurd.

Sontak saja Sanaya melepas sepatunya dan langsung melempar Hendra dengan sepatu miliknya. Daaaaan

         Brruuukk

"sialan! Siapa yang lempar woyyy!!!" teriak Hendra bersungut-sungut dengan wajah memerah menahan amarah.

"mampus!!" ucap Sanaya.

Sedangkan Kia hanya tertawa terbahak melihat kegagahan Sanaya  dalam melempar sepatu. Karena sepatunya pas dan tepat kena kepala Hendra.

RakSa (END)Where stories live. Discover now