19 || Setelah Hukuman Mati

2K 202 3
                                    

Selamat membaca dan menikmati kisah Avner dan Maura

♛Chapter nineteen♛
-
-
-
-
'Siapa pun yang sudah menyakitimu, tak pantas untuk bernapas dengan tenang.'




        Maura terisak pelan. Diam-diam ia bergetar ketakutan ketika mahkluk aneh didepannya ini menyeret ia entah kemana. Sepanjang jalan Maura tak melihat apapun, matanya ditutup, dengan leher, tangan dan kaki yang dirantai. Makhluk itu nampak begitu kasar menarik Maura hingga menimbulkan goresan disana-sini.

Maura berusaha mendongak ketika merasakan tarikannya telah berhenti. Makhluk itu berhenti, Maura pun ikut berhenti.

Maura meringis ketika tubuhnya di dudukkan dengan paksa. Penutup matanya di buka. Perlahan binar cahaya temaram memasuki Indra pengelihatan nya. Maura menoleh ke sekeliling. Sebuah ruangan luas seperti lapangan sepakbola. Berisi kan begitu banyak makhluk berbentuk serupa dengan makhluk tadi di sana. Nampak bersorak menonton.

Maura mengedarkan pandangannya lagi. Di depannya sekarang, seorang makhluk aneh berkepala banteng dengan golok yang begitu besar di tangannya nampak menatap Maura tajam. Membuat gadis itu diam-diam bergetar semakin ketakutan.

Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?

Maura berusaha memberontak ketika makhluk itu menarik Maura mendekat. Ia menangis berontak, apa pun itu pasti bukan lah hal yang baik sekarang. Maura berusaha menendang keras kaki salah satu mereka. Membuat makhluk itu agak meringis dan spontan melepaskan cengkramannya pada Maura. Gadis itu berusaha lari menjauh secepat yang ia bisa, ia berusaha kabur. Namun Maura melupakan satu hal. Kadua kakinya telah dirantai dan ia tak bisa kemana-mana.

Maura terjatuh di tanah akibat tersandung. Penonton bersorak-sorai menikmati pertunjukan. Apa lagi ketika makhluk itu mendekati Maura dan menatapnya marah. Dengan kuat makhluk itu menginjak kedua kaki Maura. Mengambil sebongkah kayu lalu memukulkan kembali ke kaki Maura tanpa ampun.

Gadis itu menangis sudah mati rasa. Makhluk itu mengambil cambuk, dengan tanpa balas kasih mencambuk punggung Maura. Kaos yang gadis itu kenakan dirobek dengan paksa. Salah satu dari mereka menjambak rambut Maura keras hingga ia mendongak keatas. Makhluk itu menyeringai puas mempermalukan gadis ini.

Makhluk berkepala banteng itu mendekat bersiap melaksanakan tugasnya. Sorakan penonton semakin riuh seperti melihat hal yang begitu menarik. Maura merasakan kepalanya benar-benar sakit luar biasa. Tubuhnya mati rasa. Maura menangis takut dan kesakitan. Dua detik sebelum ia tenggelam dalam kegelapan. Samar-samar Maura mendengar sesuatu. Sebuah ledakan hebat dan suara penuh ketakutan berbisik di kedua telinganya.

"Bertahanlah, amour. Aku disini sekarang."


|BINDING DESTINY|






            
                  Suasana ruangan itu mencekam bukan main. Kabut hitam pekat menguar dari tubuh Avner yang termenung duduk di samping peraduan. Menatap gadis dengan tubuh penuh luka itu nanar. Seorang pria tua berjubah biru gelap dengan topi runcing itu nampak tengah mengusap luka di tubuh Maura dengan cairan berwarna bening. Dengan mulut bergumam.

Avner memperhatikan dengan seksama. Tiba-tiba saja pintu kamar itu di ketuk. Menampilkan sesosok pengawal yang nampak membungkuk hormat di belakang Avner. Ia nampak ketakutan melihat Avner yanh kini sedang berada dalam wujud iblisnya. Pengawal itu nampak bergetar hebat. Ketakutan.

Binding destinyWhere stories live. Discover now