20 || Rencana mereka

2K 189 1
                                    

Selamat membaca dan menikmati kisah Avner dan Maura

♛Chapter twenty♛





Let's begin!



      Isabelle memasuki kamar Axel dengan wajah kusut. Ia duduk di peraduan dengan wajah pias. Isabelle menatap Axel yang nampak sibuk pada cermin ajaib nya seperti biasa. Isabelle menghela napasnya pelan. Ia merubah posisinya menjadi duduk.

"Axel," panggilnya pelan.

Axel menghentikan kegiatannya. Ia berbalik menatap pada Isabelle dengan aneh. Melihat wajah Adiknya yang putus asa seperti itu adalah hal langka.

"Wajahmu nampak semakin jelek jika begitu," ujarnya.

Isabelle menghela napasnya. "Axel, entah mengapa aku merasa bersalah."

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu, gadis itu kadang aku merasa begitu membencinya. Namun entah mengapa saat tak sengaja mendengar ucapan Tabib pada nya, aku merasa bersalah. Aku iba padanya, aku juga tidak tahu mengapa namun, Axel, saat tahu ia akan lumpuh karena ramuan yang kau beri, aku merasa menyesal," jelas Isabelle dengan kepala menunduk.

Axel menyentuh bahu Isabelle dengan lembut. Berusaha menenangkan adiknya yang nampak bergetar. "Ayolah, itu hanya perasaan mu saja. Ingat tujuan awal kita. Kau akan bersanding dengan Avner dan gadis itu akan kita lenyapkan. Aku bisa membalaskan dendamku dan kau bisa memiliki Avner, ingat?"

"Tapi aku tidak yakin, Avner seperti nya sangat mencintai gadis itu."

Axel menyentuh pipi Isabelle lembut. "Hei, dengar. Gadis itu bahkan tak ada apa-apa nya jika disandingkan denganmu. Percayalah, Avner akan mencintaimu suatu saat nanti."

Isabelle menatap Axel sendu kemudian mengangguk. Axel tersenyum membawa Isabelle itu dalam dekapannya. Diam-diam Axel tersenyum licik. Tak apa jika rencana Isabelle tak berjalan lancar. Yang terpenting rencana balas dendamnya, akan segera terlaksana.






|BINDING DESTINY|


          Loucy menatap keluar jendela kamarnya dengan wajah sendu. Langit biru yang bersinar cerah tak mampu menghilangkan rasa gundah di dalam lubuk hatinya. Sudah hampir satu minggu sejak penobatan Avner di laksanakan, dan Ares belum menampakkan wujudnya hingga sekarang.

Wanita bergaun putih itu menutup jendela kamarnya. Ia berjalan menuju keperaduan dengan wajah sendu. Ucapan Ares kala itu masih terngiang jelas dalam Indra pendengaran nya. Kata-kata manis yang membuat Loucy terbuai lagi dan lagi.

"Pulang lah ke negerimu. Setelah semuanya berjalan sesuai rencana. Aku akan menjemputmu. Kita akan memulai hidup bersama. Kau dan aku akan bahagia, selamanya."

Loucy merebahkan tubuhnya. Waktu terus berlalu dan ucapan Ares kala itu hanyalah omong kosong. Sia-sia saja ia mempercayai pria itu. Loucy menghela napasnya berat. Diam-diam menangis merasakan sakit, rasanya sesak karena harapannya mendadak menguap. Rasa percayanya tiba-tiba saja hilang.

Sungguh Loucy merasa muak.

"Nak!"

Pintu kamarnya terbuka lebar. Asgard masuk dengan wajah tenang. Pria berjubah putih dengan ornamen emas itu mendekati putrinya yang berbaring membelakangi nya sekarang.

Binding destinyWhere stories live. Discover now