26 || Rencana kabur

1.6K 159 4
                                    

Selamat membaca dan menikmati kisah Avner dan Maura

👑 chapter twenty six👑
-
-
-
-
-
'Aku bisa jadi manis, bisa juga bengis, tergantung kau memperlakukan ku seperti apa.'






          Setelah semua kebingungan yang menimpanya kini Maura akhirnya dapat menghirup udara bebas, Avner mengijinkan Maura untuk berjalan-jalan melihat seisi istana. Awalnya Maura hanya berdecak menganggap jika Avner hanya mengatakan omong kosong, ia tak akan bisa keluar, ada sesuatu yang aneh menghalanginya untuk beranjak selangkah saja dari kamar ini.

Dan kau tahu apa reaksi dari pria itu saat mendengarnya?

Dia tertawa begitu kuat, membuat Maura bingung dimana sebenarnya hal yang dirasa pria itu lucu?

"Keluarlah!" Katanya kala itu.

Hah, lucu sekali pria ini.

Jika keluar dari kamar ini segampang itu, sudah sejak tadi Maura melakukannya.

Maura awalnya tidak mau, sampai Avner dengan tiba-tiba menggendong nya keluar kamar. Membuat Maura bersorak bahagia seolah mendapatkan lotre uang lima miliar saja.

"Amour, perhatikan jalanmu!"

Maura tersadar dari lamunannya, Avner yang semula sudah berada di depan berbalik lagi kebelakang, ia menggenggam tangan Maura dengan lembut. Menuntun gadis itu berjalan dengan benar.

"Ini ruang latihan prajurit, semua prajurit berlatih di sini," jelas Avner.

Kayak jaman kerajaan aja pake prajurit.

Maura mengalihkan pandangannya, sebuah lapangan besar itu nampak ramai oleh puluhan pria bertubuh menawan yang tengah berlatih masing-masing. Ada yang memanah, bermain pedang, cambuk, berkuda dan banyak lagi.

"Wow, ganteng banget," ucap Maura tanpa sadar begitu melihat pria bertubuh bagus tengah mengusap keringatnya.

Avner yang mendengar itu berdecak kesal, hatinya memanas, auranya berubah menjadi hitam. Avner marah, ia tidak suka. Berani sekali Maura memuji pria lain di hadapannya.

"Apa maksud mu!" Katanya ketus.

Maura menoleh dengan bingung. "Hah, kenapa?"

"Kau baru saja memuji pria lain di depanku!"

"Hah, apaan? Gue kagak muji, gue ngomongin fakta. Emang kenyataan nya kali badan mereka bagus-bagus, ganteng lagi. Sirik aja lo!"

Avner naik pitam, cukup sudah, Maura keterlaluan. Ia akan membalas gadis ini nanti.

"Bicaralah bahasa yang aku mengerti!" Ucap Avner kesal. "Lagi pula tubuh ku jauh lebih bagus dari pada prajurit itu!"

Avner membuka jubah nya, berniat menunjukkan perut indahnya yang selama ini selalu bersembunyi didalam balutan kain.

"Lihatlah!" Sentak Avner sambil menunjukkan tubuh bagian atasnya yang sudah tidak berbalut apapun.

Maura berteriak kaget, Avner benar sekali, tubuh pria itu memang bagus, lebih bagus dari pada para prajurit di tempat ini. Tapi tetap saja kan hal yang dilakukan Avner tidak pantas, dikira Maura tidak bisa tergoda apa.

"Lo gila ya! Pake lagi baju lo! Dasar mesum!" Ucap Maura kesal.

"Kenapa?! Kenapa aku harus memakai nya lagi, jadi benar kau lebih suka melihat tubuh pria lain dibandingkan aku?! Benar begitu!" Avner sudah semakin kesal, ia marah dan cemburu luar biasa.

"Kalau iya kenapa, hah?!"

Avner mengerang marah, ia menatap Maura tajam sebelum memungut jubahnya di tanah lalu berlalu pergi, meninggalkan Maura sendirian disana. Avner sudah benar murka, ia selalu tidak pandai jika harus mengendalikan emosinya. Suasana hatinya memburuk, karena Maura.

Binding destinyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz