Part 3.

855 145 4
                                    

Nayeon berjalan lesu menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan dia hanya memikirkan apa yang telah ia katakan pada Kyungsoo. Bukan sebagian, namun semua masalahnya ia katakan pada Kyungsoo. Nayeon benar-benar tidak sadar saat mengatakan hal itu. Terlebih saat mengingat bagaimana ekspresi santai Kyungsoo saat menanggapi cerita Nayeon.

Nayeon menghela nafasnya, ia sudah sampai di rumahnya. Gadis itu kembali melebarkan senyumnya saat memasuki rumahnya, itu memang selalu ia lakukan untuk menutupi semua masalah yang terjadi di sekolahnya. Dia tidak bisa menemukan kebahagiaan di sekolah, maka ia akan tetap mendapatkan kebahagiaan di dalam rumah.

"Aku pu--"

"Eonnie!" Adik perempuan Nayeon bernama Nakyung berlari ke arah Nayeon dengan gembira. "Hari ini aku mendapatkan nilai tinggi!" Nakyung menyodorkan kertas hasil ujiannya ke arah Nayeon, disana tertulis nilai B.

Nayeon langsung menatap datar adiknya itu, ia menyesal karena sempat senang dengan kabar yang Nakyung katakan. Ia pikir nilai Nakyung akan lebih tinggi di atasnya, ternyata sama saja.

"Aku pikir kau mendapatkan nilai A" Nayeon mengembalikan kertas itu pada Nakyung, meninggalkan Nakyung yang masih terdiam di tempat. Melihat kakaknya yang meninggalkannya, Nakyung pun mengejar kakaknya itu.

"Setidaknya aku sudah mengalahkan nilaiku yang kemarin" Nakyung berusaha membuat kakaknya itu memberikan pujian padanya.

Nayeon memang seperti itu, sangat enggan memberikan pujian untuk adiknya. Sebelum adiknya itu melampauinya, maka Nakyung belum pantas mendapatkan pujian.

Nakyung mengerucutkan bibirnya, lagi-lagi ia gagal. Entah apa lagi yang harus ia lakukan agar kakaknya itu terkesan padanya. Segala sesuatu telah ia lakukan. Mulai dengan membantu orang tua mereka, belajar agar mendapatkan nilai yang bagus, bahkan ikut berjualan roti agar mendapatkan uang jajan. Nakyung tidak pernah meminta uang jajan secara cuma-cuma lagi, ia akan mengantarkan roti pesanan lalu mendapatkannya.

"Ah kau sudah pulang, Nayeon" ibu Nayeon yang bernama Im Taeyeon keluar dari dapur dengan membawa sekeranjang roti yang siap dikirim kepada pemesan. "Bagaimana belajarmu hari ini?"

Nayeon terdiam, ia baru ingat jika ibunya akan bertanya hal ini. Tapi, apa yang harus ia katakan? Dia membolos?

"Itu..." Nayeon terlihat gugup untuk menjawab. Hal itu disadari oleh Nakyung yang kini ikut membantu ibunya.

"Apa eonnie tidak sekolah?" Nakyung menatap curiga ke arah Nayeon, membuat Nayeon gelagapan menanggapinya.

"Apa itu benar?" Taeyeon terlihat terkejut karena ekspresi Nayeon yang seakan membenarkan perkataan Nakyung.

"Mianhae" Nayeon menunduk, tidak ada gunanya juga ia berbohong.

"Aigoo kau masih saja sering melakukannya. Nayeon-ah, ingat dimana kau bersekolah sekarang. Kau tidak bisa lagi melakukan hal itu" Taeyeon manatap serius anaknya itu.

Nayeon hanya mengangguk, dia sungguh menyesal melakukannya. Padahal Nayeon sudah berjanji agar tidak membolos lagi, karena ia tau biaya sekolah SOPA sangat mahal.

Taeyeon tersenyum setelahnya, mengusap lembut surai hitam Nayeon. Bagaimanapun ia tidak bisa marah pada anak-anaknya, karena ia begitu menyayangi mereka.

"Jangan lakukan lagi, arra?"

Nayeon mengangguk antusias, meyakinkan ibunya jika ia tidak akan melakukan hal itu lagi. Nakyung pun ikut tersenyum melihat interaksi itu.

Meskipun keluarga mereka begitu sederhana, namun mereka merasa cukup bahagia dengan keluarga yang lengkap.

~Just Friend?~

Just Friend?✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ