Part 31

475 61 25
                                    

Nayeon berhenti di samping pintu, kepalanya condong ke depan untuk mengintip isi kelas. Saat itu kelas masih sepi, hanya ada Suho dan Irene di dalam. Nayeon bernafas lega, teman sebangkunya itu belum datang ternyata. Namun ada kekhawatiran juga, jika kelas masih sepi, Nayeon akan mengalihkan perhatiannya pada siapa? Sekarang ia bimbang, antara harus masuk atau tidak.

"Sedang apa?"

Nayeon hampir saja memukul orang di belakangnya jika ia tidak segera berbalik. Kyungsoo menatapnya dengan mata bulat, itu terlihat lucu. Tanpa mereka sadari jarak mereka begitu dekat. Nayeon menyadarinya lebih dulu, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ah ternyata kau sudah datang" Nayeon bergumam, namun dapat di dengar oleh pemuda itu.

"Tentu saja, aku selalu datang awal. Kau yang aneh"

Nayeon langsung menatapnya dengan kesal, "Aneh apa maksudmu?"

"Biasanya kau datang setelah Pak Lee berjalan menuju kelas"

Nayeon terdiam, seterlambat itukah dia? Lalu menggelengkan kepalanya, pemuda ini suka sekali membuatnya terlihat bodoh.

"Aku tidak selambat itu. Ingatlah, terkadang aku datang lebih awal darimu" Nayeon tak mau kalah, menatap mata Kyungsoo setelah menyombongkan dirinya. Namun Nayeon tetaplah Nayeon, ia yang menatap namun ia yang terpesona dengan tatapan Kyungsoo. Ah dia benar-benar bodoh.

"Jadi kau datang lebih awal untuk mengajakku bertengkar?"

Nayeon terdiam lagi, memikirkan ucapan Kyungsoo. Gadis itu menggeleng kuat.

"Aku tidak ingin mengajakmu bertengkar, untuk apa aku berurusan denganmu? Merepotkan sekali" Nayeon berucap sinis, entah bagaimana Kyungsoo berhasil membuat mood nya memburuk pagi ini.

Nayeon membalik badannya, hendak masuk kelas. Namun langkahnya terhenti saat Kyungsoo menahan bahunya.

"Sebentar, ada yang harus kutanyakan padamu"

Nayeon menggigit bibir bawahnya, apakah Kyungsoo akan menanyakan 'itu'? Astaga Nayeon belum siap, ia tak tau harus menjawab seperti apa nanti.

Kyungsoo mengeluarkan secarik kertas dari sakunya. Kyungsoo memasukkan kepala Nayeon di antara kedua tangannya yang sedang memegang kertas itu, membuat Nayeon terkejut karena kertas itu tepat di depan wajahnya. Kyungsoo mendekatkan kepalanya di pundak Nayeon, seketika itu juga tubuh Nayeon meremang.

"Kyungsoo yang tampan, gomawo sudah membantu Tzuyu. Roti ini spesial untukmu, jangan berikan pada anjingmu atau aku akan menangis" Kyungsoo membacakan isi kertas itu, berhasil membuat Nayeon malu setengah mati.

Ingin rasanya kabur dari sana, namun tubuhnya di kunci oleh kedua tangan Kyungsoo. Oh astaga, ini memalukan namun menyenangkan di saat bersamaan.

"Aku akan membalasnya. Aku membantu Tzuyu karena gadis itu sudah seperti adikku. Dan maaf, aku tidak sengaja memberikan rotimu pada anjingku, karena aku tidak membaca pesan ini lebih dulu"

Seketika Nayeon membalikkan badannya menghadap Kyungsoo, menatap pemuda itu dengan kesal. Padahal Kyungsoo mengatakan padanya jika roti itu akan ia makan sendiri, tapi lihatlah, pemuda itu mengingkari janjinya.

"Kau jahat sekali" Nayeon mempoutkan bibirnya namun dengan tatapan yang tajam.

"Mau bagaimana lagi? Surat ini berada di dalam rotinya, aku tidak bisa langsung menyadarinya. Aku bahkan hampir memakannya jika tidak kubelah lebih dulu" Kyungsoo mengajukan protesnya, namun itu tak membuat Nayeon mengubah ekspresinya.

"Yang pasti kau jahat! Sangat jahat!" Tangan Nayeon tergerak untuk memukuli Kyungsoo, membuat pemuda itu berusaha melindungi dirinya. "Sudah kubilang kau harus memakannya sendiri! Tapi kau memberikannya pada anjingmu! Jahat sekali! Kau tau berapa lama aku membuat roti itu?! Aku membuat yang spesial tapi kau--"

Just Friend?✔Where stories live. Discover now