Part 25.

504 68 33
                                    

Nayeon kembali ke kelas dengan wajah lesu, apa yang terjadi di ruang istirahat Chanyeol sangat mengganggu pikirannya. Nayeon berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mendatangi ruang istirahat Chanyeol lagi. Bahkan Nayeon tidak sempat bertanya tentang hidung Chanyeol yang terluka karena terkena bola basket, Chanyeol langsung menyuruhnya kembali ke kelas dan berjanji akan menjemputnya saat pulang nanti.

Nayeon mendudukkan dirinya di tempat duduknya lalu menjatuhkan kepalanya di meja. Dia memilih untuk mengabaikan Kyungsoo di sampingnya, seperti biasa, pemuda itu selalu saja sibuk dengan buku-bukunya.

"Kau terlihat buruk" celetuk Kyungsoo membuat Nayeon langsung menoleh padanya.

"Mengapa kau selalu menge--akh" Nayeon langsung memegang pipinya saat kaleng dingin itu terkena kulitnya. "Apa itu untukku?"

Ctass-!

Kyungsoo tak menggubris pertanyaan Nayeon, membuka tutup kaleng itu dengan santai. Nayeon mengerucutkan bibirnya, tentu saja itu bukan untuknya. Gadis itu kembali menjatuhkan kepalanya, tak ada yang bisa diharapkan dari Kyungsoo.

Tak

Nayeon menegakkan tubuhnya, menatap kaleng minuman dingin yang baru saja Kyungsoo letakkan di mejanya. Matanya langsung menatap Kyungsoo yang kembali fokus pada bukunya. Pemuda itu selalu saja membuatnya penasaran karena sikap diamnya, itulah yang menarik dari Kyungsoo.

"Untukku?"

"Kau tidak mau?"

"Aku mau! Tentu saja!" Nayeon langsung menyambar minuman kaleng itu, meneguknya dengan cepat karena dia sungguh merasa haus setelah kejadian itu. "Aahh~ lega sekali"

Kyungsoo melirik Nayeon, ekspresi gadis itu terlihat aneh. Kyungsoo dapat menebak sesuatu ysng menegangkan baru saja terjadi lada Nayeon. Entah apa yang terjadi padanya, namun Kyungsoo merasa sudah sangat mengenal Nayeon karena hafal beberapa tingkahnya.

"Terjadi sesuatu?"

Nayeon meletakkan kembali minuman kalengnya, mengangguk perlahan sebagai jawaban. Kyungsoo mendengus.

"Ada apa?"

"Aku datang ke ruang istirahat Chanyeol, ternyata aku memasuki ruang ganti baju mereka. Ahh rasanya sangat memalukan" Nayeon memegangi kepalanya, ingin rasanya ia lenyap dari muka bumi jika mengingat kejadian itu lagi.

"Siapa yang menyuruhmu ke sana?" Kyungsoo tetap menatap setiap huruf dan angka di bukunya.

"Tidak ada, aku sendiri yang ingin pergi. Setelah mendengar cerita Sehun tentang Chanyeol, aku mengkhawatirkannya"

Kyungsoo menghentikan kegiatan membacanya, melirik sekilas ke arah Nayeon yang tengah tertunduk sedih.

Dia selalu mengkhawatirkan gadis itu, dan gadis itu mengkhawatirkan sahabatnya, rasanya pedih namun tidak bisa melakukan apapun. Kyungsoo sebenarnya juga tidak sadar jika ada seseorang yang selalu mengkhawatirkannya. Seperti itulah takdir, terlalu sulit dimengerti dan tidak ada yang tau bagaimana akhirnya.

"Jangan pergi ke tempat itu lagi, kau tidak tau bagaimana orang-orang di dalamnya"

"Iya, tidak akan" Nayeon kembali menjatuhkan kepalanya ke meja, berusaha terpejam agar bisa tertidur sebentar.

Kyungsoo melirik sekilas, dapat ia lihat wajah tenang Nayeon. Berdosa sekali rasanya mencintai kekasih dari sahabatnya, namun hatinya terlalu mutlak memilih gadis di sebelahnya itu.

"Mimpi indah"

Tanpa Kyungsoo sadari, Nayeon mendengar ucapannya.

Untukku?~

Just Friend?✔Where stories live. Discover now