4. Marah

2.3K 84 0
                                    



Bel pulang telah berbunyi. Nevin mengemaskan alat tulis dan buku - bukunya. Matanya melirik ke Hizla sekilas, gadis itu terlihat terburu-buru.

"Gue duluan Vin." Seru Devan.

Nevin menengok ke Devan. Kemudian ia mengangguk. "Ya."

Devan terlihat juga pamit pada Hizla. Mereka terlihat dekat. Oh iya, Nevin belum tau siapa yang duduk di sini? Orangnya bagaimana? Apa akan marah?

Nevin berdiri lalu berjalan keluar kelas. Perasaannya kini senang karena masuk kesekolah baru yang lebih baik dari sekolahnya yang lama. Guru - guru disini sangat baik dan ramah. Ia belum bertemu dengan guru yang killer.

Saat berjalan menuruni tangga Nevin tak sadar kalau dibelakangnya ada Hizla yang berjalan dengan terburu-buru. Ketika ia sadar kalau ada perempuan dibelakangnya, Nevin sedikit mempercepat jalannya.

Tapi ia merasa tak nyaman, akhirnya ia berhenti sejenak dan membiarkan Hizla berjalan didepannya. Ia berhenti tanpa berbalik badan.

Bruk

"Adoh." Teriak Hizla, lagi lagi saat ia pulang sekolah selalu saja menabrak punggung laki-laki bertubuh kuat. Hizla mendongak untuk melihat siapa orang di depannya ini. "Kenapa berhenti sih?"

"Lo jalan duluan aja. Lagian ngapa lo nabrak gue kalo tau gue berenti?"

"Hizla tu barusan masih nge-chat bang Azriel tau, jadi nggak ngeliat ke depan."

"Makanya nggak usah main hp kalo lagi jalan. Bisakan berenti dulu?"

"Iya maaf."

Nevin berdecak kesal. "Udah cepet jalan duluan. Jangan liatin hp mulu jatoh baru tau rasa lo! "

Hizla menggenggam ponselnya lalu berjalan melewati Nevin yang tengah kesal itu. Nevin menatap Hizla yang berjalan dengan santai tanpa menatap dirinya. Setelah jarak antara Hizla dan ia cukup jauh, Nevin mulai melanjutkan jalannya.

* * *

Hizla berjalan menuju gerbang sekolah, ia kesal karena Azriel tak membalas pesannya. Ia berhenti di depan gerbang, tepatnya di tempat pak satpam.

Abang Azriel

Bang...

Jemput...

Bang ishh

Bales kek

Jangan jahat sama Hizla T_T

Abang Azriel Jeremy Ganteng Sadoch

Hizla mengerucutkan bibirnya, benar-benar menyebalkan. Biasanya Abang nya itu selalu cepat membalas pesan yang ia kirim, tapi dimana Abangnya sekarang? Suara derum motor besar dari arah dalam sekolah membuat Hizla mendongak.

Terlihat Nevin dengan helm full face miliknya akan melewati Hizla. Tapi ia berhenti si depan cewek itu.

"Hizla boleh nebeng?" Tanya Hizla dengan mata berbinar.

"Nggak." Jawab Nevin singkat.

"Trus ngapa berenti didepan Hizla?"

"Cuma mau tanya, Lo disini ngapain? Gantiin satpam?" Seru Nevin, lalu tersenyum miring dan meninggalkan Hizla.

Alis Hizla hampir menyatu ia ingin berteriak namun tak jadi karena ponselnya berdering dan bergetar.

Drrttt drttttt

HizlaWhere stories live. Discover now