24. Sekilas tentang Arkan & Alasan Steffany

1.4K 62 5
                                    

Eiyoooo, I'm back.....!!!





Happy Reading...!!!!

.

"Selamat pagi my uwu family!"

Mendengar itu, sontak keluarga kecil Hizla menengok ke arahnya. Ia baru saja menapakkan kaki di anak tangga terakhir. Hizla tersenyum menatap keluarga kecilnya itu.

"Pagi our little girl." Seru mereka bersamaan, membuat Hizla melongo.

"Kok bisa kompak gitu, janjian ya? Hihi. Lagian Hizla udah gede tau." Gadis itu duduk di samping Azriel setelah meletakan tas di dekat kaki kursi. Shilla yang kini terlihat sibuk mengambilkan nasi untuk suaminya menatap Hizla.

"Kamu dimata Mama masih seperti Hizla yang selalu minta buatin jus tomat dek." Ujarnya, lalu meletakan piring yang ia pegang didepan Aland.

"Seperti Hizla yang dulu minta di ajarin sepeda sama Papa." Sambung Aland.

"Dan yang selalu minta main petasan bareng abang." Lanjut Azriel yang terlihat belum terlalu sehat.

"Iya deh, iya." Ucap Hizla lalu ia mengambil nasi goreng yang sudah dimasakkan oleh sang Mama tercinta.

"Lihat Zla, tas kamu." Seru Aland, selalu saja ada keinginan untuk memeriksa tas putrinya ini.

Seraya mengangkat tas kesayangannya itu Hizla melahap suapan pertamanya. Papa-nya mulai membuka satu demi satu retsleting yang terdapat pada tas Hizla, dan mengeceknya.

"Hizla nggak akan bawa petasan Pa, Hizla sekarang takut kan."

"Ternyata Nevin ya, yang berhasil buat Hizla takut sama petasan, patut dapet  penghargaan nih dari Papa."

Ya, Azriel sudah menceritakan kepada orang tuanya, kalau Hizla sudah tak bermain petasan lagi karena gadis itu sudah tak berani mendengar suara ledakan. Dan yang membuat Hizla ketakutan adalah kejutan dari Nevin. Tapi Azriel mengatakan sejujurnya apa tujuan awal Nevin dan orang tuanya malah senang mendengar hal itu.

"Udah bikin anaknya pingsan, malah dikasih penghargaan."

***

"Hai, temenan yuk."

"Kenapa lo masih aja ngajak gue jadi temen lo? Lo nggak capek?" Nevin menatap gadis yang rambutnya di ikat menjadi satu ini dan menyisakan poni di keningnya. Nevin baru saja ingin berjalan santai ke kelas dengan suasana koridor yang masih sepi. Tapi tiba-tiba Steffany muncul dari belakangnya begitu saja. Nevin menatap lurus koridor dengan raut wajah yang terlihat datar sambil terus berjalan.

Steffany tersenyum miris. "Lo bener - bener nggak mau jadi temen gue ya?" Tanyanya dengan nada suara yang berbeda dari biasanya.

Hal itu membuat Nevin menengok ke Steffany yang sekarang, terlihat menunduk. Nevin melihat gadis itu dengan tatapan yang menghangat. "Eng..enggak." Serunya dengan sedikit terbata.

"Tau nggak sih? Alasan gue ngajak lo temenan gini karena apa?" Tanya Steffany yang terdengar seperti tengah menahan emosi.

Nevin hanya diam.

HizlaWhere stories live. Discover now