9. Start from here

1.7K 76 0
                                    

***

"Kak Jel!!!" Panggil tiga orang bocah di depan gerbang rumah Hizla.

"Kak Jeli...taaa"

Gerbang rumah terbuka dan muncul Hizla dengan senyuman di wajahnya. Tangannya membawa petasan yang tidak terlalu banyak dan juga korek api dengan lilin di tangan yang satu.

"Ehh, Iqbal, Bobby, Lena. Udah makan belum?"

"Udah kak."

Hizla meletakkan semua benda di tangannya dibawah. Ia mengambil tiga bungkus cokelat di kantung celana jogger yang ia pakai sekarang.

"Nih kak Jel kasih cokelat satu satu."

Wajah ketiga anak kecil itu tersenyum antusias. "Makasih kak Jel."Ucap mereka bersamaan.

"Sama-sama. Mau main sekarang atau makan cokelat nya dulu?"

"Aku mau makan cokelat dulu kak." Ujar Bobby.

"Lena juga."

"Aku juga deh."

Akhirnya Hizla bersama ketiga anak kecil yang masih berumur lima tahunan ini duduk di depan gerbang.

Hizla mendongak ketika mendengar derum motor besar berhenti didepan rumah tetangga barunya. Nevin, ia turun dari motor dan terlihat membuka gerbang dan kembali naik ke kendaraannya. Ia masuk ke dalam gerbang.

* * *

Nevin masuk kedalam rumahnya. Ia tadi melihat Hizla duduk bersama tiga anak kecil di depan gerbang rumahnya. Entah apa yang cewek itu lakukan. Semoga tidak membuat emosi.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, sholat dulu sana kalo udah turun makan."

Nevin mengangguk  lalu ia berjalan menaiki satu persatu anak tangga dengan pelan. Ia melepas jaketnya. Nevin masuk kedalam kamar dan meletakkan jaket itu di tempat biasanya.

.

Nevin sekarang sudah selesai ia melihat ke rumah Hizla dari balkon. Cowok itu masih di posisi yang sama sedang tertawa. Dengan sedikit lega Nevin berbalik dan ia langsung keluar kamar lalu turun.

"Loh Papa pulang?" Tanya Nevin sambil duduk di depan Mamanya.

"Iya Van, pengen makan siang dirumah."

"Hm." Nevin mengangguk - anggukan kepalanya.

DUAR!!

Raut wajah Nevin seketika berubah. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Hal yang tidak ia inginkan kembali terulang.

"Itu siapa yang main petasan?"

"Hizla Pa." Jawab Charissa sambil terkekeh.

Nevin berdiri hendak menegur Hizla lagi.

"Vano... udah lah biarin aja. Kasihan kamu marahin terus." Seru Charissa dan hal itu membuat Nevin kembali duduk.

"Iya Ma."

DUAR!!

Nevin haniya menahan emosinya. Ia cepat-cepat menghabiskan makanan dipiringnya. Terus menerus siara ledakan petasan korek terdengar, tentu saja disusul dengan suara tawa khas gadis unik dan pasukannya di luar sana.

Nevin berdiri saat makannya sudah habis. Ia hendak berjalan kearah pintu depan.

"Mau kemana Van?"

"Kedepan bentar Ma."

Nevin berlari cepat keluar rumah lalu membuka gerbang. Ia langsung disambut dengan ledakan petasan tepat di depan ujung jari kakinya.

DUAR!

HizlaWhere stories live. Discover now