6. Sisi Baik dan Rasa Takut

2.1K 88 3
                                    

.
Sekarang adalah jam pelajaran terakhir. Guru sudah keluar dan tinggal menunggu bel pulang. Tak ada kegiatan apapun yang penting dikelas ini semua sedang merasa bosan menunggu bel.

Brakkk

"Ah elah! Lama banget sih bel - nya, bisa - bisa gue yang mencet sekarang." Kennan menggebrak meja sambil berdiri, membuat semua terkejut. 

"Santai monyet! Ngegas! kaget gue." Seru Devan yang tadinya sedang menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangan diatas meja.

Teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepala mereka. Oh iya, Hizla tertidur pulas sekarang. Ia merasa bosan sampai mengantuk dan akhirnya tertidur dibangkunya. Nevin sedang mendengarkan musik dengan earphone, sambil memainkan ponselnya. Sekarang suasananya pun gelap diluar, langit mendung membuat jiwa jiwa ngantuk datang.

Murid yang lain di kelas ini ada yang sedang bermain game di ponselnya dan ada yang mengobrol bahkan ada yang sedang foto selfie.

Guru sudah keluar sejak tadi karena ada urusan penting yang mendadak dan kelas ini hanya mendengarkan sedikit penjelasan materi. Lalu guru itu memberi tugas untuk dikerjakan dirumah.

Kring kring kring kring.

Akhirnya! Raut wajah bahagia langsung hadir di wajah murid-murid kelas 11 MIPA 1, tapi saat mau keluar kelas mereka kembali lagi. Tau apa yang terjadi? Hujan turun! Itu hal yang membuat murid-murid kembali duduk.

Tapi ada saja yang nekat dan tetap melanjutkan jalannya ke parkiran untuk pulang.

Hizla terbangun ia melihat ke pintu dan ternyata turun hujan yang belum terlalu deras di luar sana. Ia berdiri.

"Hizla! Lo mau pulang?" Tanya Leo.

"Iya Le, Hizla mau nunggu jemputan di halte aja."

"Lo bawa payung nggak?" Tanya Devan sambil menatapnya.

"Bawa kok Dev."

"Yaudah bareng aja yuk." Ajak Kennan lalu berdiri sambil tersenyum.

"Hizla duluan ya semua."

"Ya hati-hati." Ucap Luna, yang sedari tadi memainkan ponselnya.

"Hati hati jalannya takut kepleset."

"Iya Hizla, be careful."

Kennan melihat Hizla sekilas lalu ia mengikuti apa yang Hizla lakukan, yaitu pamit pulang dengan yang lain.

"Ken duluan ya semua." Teriak sambil melambaikan tangannya.

Hizla terkekeh mendengar Ken.

"Iya Ken, semoga nggak selamat sampe tujuan ya. Awas jangan sampe nggak jatoh." Seru Luna meledek, membuat semua yang mendengar tertawa.

"Kamvret ya anda semua."

"Udah udah, ayo Ken."

.

Sampai di anak tangga terakhir, Ken dan Hizla berjalan menelusuri koridor menuju luar gedung sekolah. Murid di sini tidak begitu ramai, mungkin banyak yang sudah pulang atau masih menunggu hujan reda di kelas.

Saat akan menuju parkiran Hizla mengeluarkan payung lipat yang selalu ia bawa di tas sekolahnya.

"Ken sini sama Hizla biar nggak basah."

"Nggak usah Zla, nanti di motor juga tetep basah. Lo ke halte duluan sana, hati-hati kepleset."

Hizla menurut ia berjalan meninggalkan Kennan di parkiran. Ia keluar gerbang lalu belok ke kiri. Di depan gerbang SMA Garuda ini, memang ada halte yang biasanya selalu penuh dengan siswa dan siswi yang menunggu angkutan umum ataupun jemputan. Tapi sekarang sangat sepi, hanya ada dua orang murid lainnya di sana.

HizlaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant