20. A Sketchbook

1.5K 61 0
                                    


Wah, udah sampe part 20 aja nih🙂 maaf ya kalo makin ga jelas. Maaf juga update nya suka lama.

Aku pengen ngasih yang terbaik buat kalian baca, walaupun mungkin dari kalian ada yang nggak ngerti sama apa yang aku tulis.

Intinya maaf atas segala kesalahan dari awal part, sampai sekarang.

Oh iya, stay safe kalian semua.. nggak usah keluar rumah kalo nggak penting penting banget, ok?!

Okay happy reading!

.

"Feel better?"

Hizla mengangguk pelan. "Makasih semuanya." Ia sudah merasa lebih tenang sekarang. Tadi, dadanya benar - benar berdegup kencang. Tentu saja sejak tadi kelas menjadi senyap, dan mungkin teman sekelas Hizla juga khawatir dengan Hizla.

"Lo kenapa nggak bilang sih?!" Gertak Luna pada Nevin.

"Gue lupa."

"Udah udah, Hizla udah nggak deg-deg-an lagi."

Semua pun terlihat lega, terlihat bagaimana sayangnya teman - teman Hizla kepadanya. Terutama Luna, Kennan, Leo, Devan dan... Nevin. Entah ia akan membalasnya dengan apa. Mungkin hanya ucapan terima kasih yang selalu keluar dari mulut Hizla sebagai balasannya.

"Maaf ya Zla, udah bikin ketakutan pagi -pagi. Dua kali lagi."

Hizla tersenyum. "Nggak papa kok temen - temen, Hizla kan di buat seneng juga dengan kalian kasih surprise. Makasih sekali lagi. Hizla nggak tau mau balas apa lagi selain bilang terima kasih."

"Oh, kalo itu gampang Zla. Lo bisa traktir kita makan - makan." Celetuk salah seorang teman Hizla. Semua mata pun langsung menatap cowok itu.

***

"Tadi yang ngerencanain kalian?" Tanya Hizla, dengan wajah yang masih sumringah.

"Hmm nggak, bukan kita. Tapi Nevin."

Hizla pun langsung menengok ke Nevin. Ia tersenyum menatap cowok itu. Apa dengan ini, Nevin menjadi sangat terlihat akan melakukan apapun untuk Hizla bahagia? Eh, tidak tidak, ini kan untuk Leo juga. Mungkin Nevin hanya ingin mengadakan sesuatu yang baru di dalam kelas ini.

Sebenarnya sudah waktunya untuk pulang sekarang. Murid-murid di kelas ini bahkan kelas lain sudah berbondong - bondong keluar kelas mereka untuk pulang. Tapi mereka ber-enam, entah mengapa ada rasa ingin berkumpul dan mengobrol.

"Kenapa bisa kepikiran bikin acara ginian lo?" Tanya Leo yang duduk di samping Hizla.

"Di SMA gue sebelumnya, kalo gue menang olimp juga mereka ngasih surprise kayak tadi." Jawab Nevin jujur.

"Hmm."

"Eh, by the way. Tadi Devan katanya kecelakaan. Tapi kok sehat-sehat aja?" Hizla mengerutkan dahinya.

Leo dan yang lain terkekeh. "Mereka bohong Zla, biar kita nggak penasaran aja tadi pagi, kok Devan belum berangkat."

"Oo, dasar kalian."

"Kalian sadar nggak sih?" Mereka menengok ke Kennan. "Devan tu dari tadi diem aja."

"Ih iya."

HizlaWhere stories live. Discover now