8. Kantin dan Sebuah Ingatan

1.9K 86 0
                                    






"Nevin kenapa nggak ikut?" Tanya Hizla bingung.

"Kalo di ajak takutnya nggak mau." Jawab Luna.

Hizla berhenti dan membuat ia menjadi pusat perhatian teman-temannya. "Hizla mau ngajak Nevin ah."

Mereka sekarang sedang berada di koridor lantai satu mau menuju kekantin. Hizla berbalik kemudian berjalan menuju tangga yang belum jauh dari mereka. Devan menyusul Hizla dengan cepat.

"Ih... ni anak emang ya!" Bentak Luna saat Devan melewatinya.

"Udah.. udah, ayo kekantin." Ajak Ken lalu menarik tangan Luna. Leo mengangguk kemudian melanjutkan jalannya.

.

"Devan kenapa nggak kekantin duluan?"

"Nggak papa."

Hizla mengangguk lalu masuk ke dalam kelas. Terlihat Nevin sedang memasukan buku kedalam tas. "Nevin." Panggil Hizla sambil berjalan mendekat.

Nevin menatap Hizla dengan tatapan bertanya. "Apa?"

"Ke kantin yuk." Ajaknya antusias.

Devan sekarang sedang bersandar di pintu sambil melipat tangannya dan menatap kedua temannya itu.

Nevin mengangguk lalu berdiri. Hizla tersenyum melihatnya.

Devan berdecak. "Di ajak cewek cantik aja, mau." Ujarnya pelan tanpa bisa terdengar oleh Nevin dan Hizla.

Devan berjalan disamping Hizla dan Nevin mengikuti dibelakangnya. Hizla tau kalau Nevin tak tau dimana letak kantin disekolah ini. Jadi ia ajak saja.

* * *

Nevin merasa sangat lapar sekarang jadi ia mengikuti saja ajakan Hizla. Lagi pula ia belum tau dimana letak kantin disekolah ini. Ia menatap kedua orang yang berjalan didepannya. Seperti biasa mereka terlihat akrab.

Nevin selalu memerhatikan keakraban teman-teman barunya di sekolah ini karena.. yah! Disekolah nya dulu jarang bahkan tidak ada yang bisa akrab seperti ini tanpa ada rasa. Ia melihat Hizla dengan teman-temannya itu bagaikan suatu hal baru yang tidak pernah ia lihat. Nevin ingin merasakan itu, ia ingin mempunyai teman perempuan tanpa ada rasa suka.

"Nevin! Diem aja, kayak orang punya utang." Seru Hizla menatap Nevin.

"Gue nggak ngerti lo berdua ngobrolin apa, ya gue diem lah." Ujar Nevin datar.

"Halah! Kayak orang baru kenal aja." Ungkap Hizla tak percaya.

"Kan emang iya Hizla..." Sahut Devan dengan sabar.

"Oh iya Hizla lupa."

Hizla menunjukkan cengiran kuda lalu tertawa sendiri.

"Udah pikun, gila lagi. Untung pinter."

* * *

Hizla duduk di samping Leo dan Nevin didepannya. Ia sudah memesan jus tomat dan juga siomay.

"Leo."

"Apa Zla?"

"Nanti bawa pulpen loh" Hizla mengingatkan Leo, karena saat latihan tadi Leo tak membawa pena.

"Iya iya..."

Hizla memakan siomay nya dan mengobrol dengan teman-temannya. Penampakan yang sedikit berbeda dengan bertambahnya seorang teman diantara mereka membuat suasana menjadi sedikit lebih ramai. Nevin, ya, Nevin. Hizla tersenyum menatap cowok di depannya ini yang tertawa bersama teman-temannya.

HizlaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant