36. "Nevin.. Hizla baper."

665 40 9
                                    



Hi! Enjoy!

.

Dug dug dug

Suara bola basket yang di pantulkan ke lantai halaman sebuah rumah terdengar berulang kali. Gadis yang duduk di dekat ring menatap kedepan dengan pandangan kosong.

Hizla.

Ia tak bicara apapun sejak tiba-tiba datang ke rumah Nevin tadi.

Pertanyaan dari Nevin, tak ada yang ia jawab satupun.

Jadi, karena lelah menunggu Hizla berbicara, Nevin memainkan bola oranye kesayangannya itu saja.

"Hilza." Panggil Nevin untuk kali ke tujuhbelas.

Hizla menatap mata Nevin. "Iya." Akhirnya, gadis ini menjawab.

"Main basket lagi. Bisa nggak?" Tantang Nevin, lalu ia menggelindingkan bola di tangannya ke Hizla.

Hizla menangkap bola itu lalu berdiri. "Bisa!" Serunya sambil berkacak pinggang dan dagunya terangkat.

"Coba, masukin bolanya." Nevin melipat tangannya di dada.

Hizla mulai memantulkan bola basket ke lantai, ia menghembuskan napasnya panjang. Lalu gadis itu melihat ke ring basket di dekatnya. Ia berjalan sambil menggiring bola itu. Mata Hizla fokus ke ring, dan tangannya masih terus memantulkan bola oranye milik Nevin.

Ia memegang bola menggunakan kedua tangannya sekarang. Hizla melompat dan melempar bola itu ke keranjang. Dan, yah! Ia berhasil melakukannya.

Hizla memicing dan melipat tangannya di atas perut. "Can you see that, Mr. Peter?"

"Hm." Nevin tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya, sambil bertepuk tangan. "Kita tanding." Ujarnya.

"Ayo! Siapa berani?"

"Hah?"

"Ehh, ss–siapa takut?!"

Nevin menyentil kening Hizla pelan, saat hendak mengambil bola yang terletak tak jauh dari gadis itu.

Tuk

"Ya udah, rebut bola ini dari gue."

Hizla mengusap-usap keningnya yang baru saja di sentil oleh cowok didepannya ini. Menyebalkan.

"Gantian dong, kemaren kan Hizla udah. Sekarang Nevin yang rebut bola ini dari Hizla."

"Oke." Balas Nevin dengan sangat yakin.

"Ayo kita mulai!" Hizla mengambil bola.

Mereka mulai  bermain basket seperti waktu itu, senyum ceria terukir indah di paras cantik Hizla. Membuat Nevin menjadi bahagia. Berharap senyuman itu akan terus menghiasi wajah gadis itu.

Soal Azriel, cowok itu sudah pulang ke rumah tadi malam.

Selama kurang lebih lima hari. Nevin menemani Hizla ke rumah sakit, mengantarkannya pulang, dan berangkat ke sekolah bersama.

"Huft! Udah ah, capek."

Nevin tersenyum. "Duduk dulu, gue buatin minum."

Hizla hanya mengangguk dan menuruti perintah Nevin. Cowok itu masuk kedalam rumahnya setelah meletakan bola di samping Hizla.

Hizla menghela napas panjang, kemudian ia menggulung rambut nya yang sejak tadi terurai, menjadi satu. Kenapa Nevin lama sekali? Hizla mengibaskan tangannya di dekat leher untuk mengurangi rasa gerahnya.

HizlaWhere stories live. Discover now