25. Hari Minggu

1.2K 56 6
                                    


Happy Reading...!!!!


.

Ungkapan yang mengejutkan dari Steffany, masih terus Nevin pikirkan. Ia tak menyangka, kalau gadis itu adalah sahabat Meira. Iya Meira, gadis yang dulu mengisi kekosongan hatinya, dan yang pada akhirnya membuat Nevin kecewa. Seingat Nevin, terakhir ia mendengar cerita tentang Meira, gadis itu mengalami kecelakaan. Setelah itu, ia tak lagi mendengar kabar tentang Meira. Ternyata gadis itu koma sekarang.

Waktu itu Nevin sudah pindah sekolah, dan juga pindah rumah. Karena rasa kecewa Nevin terlalu besar, lelaki ini sudah tak peduli dengan gadis itu.

Walau terkadang, Nevin masih memikirkannya.

Nevin memang merasa kecewa, tapi entah mengapa ia masih merindukan Meira.
.

Hari ini adalah hari minggu, hari yang sudah Nevin tunggu - tunggu. Ia tak sabar ingin mengajari Hizla bermain gitar, juga melihat senyuman Hizla lagi. Ia sekarang tengah membereskan kamarnya sedikit. Tak nyaman sekali melihat barang - barang miliknya tak berada di tempat biasanya.

Setelah dirasa cukup rapi, Nevin mengambil gitarnya di sofa dekat balkon. Tempat terakhir dia meletakan gitar itu. Sejenak ia memandang balkon kamar Hizla di seberang sana. Sepertinya gadis itu tak berada di kamarnya.

Nevin menghela napas, kemudian ia berjalan keluar kamarnya. Satu demi satu anak tangga ia lewati perlahan.

"Tumben Van, main gitar." Ujar David yang sepertinya baru saja dari dapur, karena beliau membawa segelas kopi dan berjalan searah dengan Nevin.

"Iya Pa, mau ngajarin Hilza." Balas Nevin seraya berjalan di belakang sang ayah.

"Hizla mau belajar main gitar?" Tanya David.

"Enggak Pa, Vano aja yang mau ngajarin."


"Oh ya udah sana." Ujar ayah Nevin sambil duduk dan meletakkan kopinya diatas meja.


Nevin melanjutkan jalannya ke luar rumah, setiap minggu pagi banyak tetangganya yang berada di luar. Entah itu belanja sayuran, olahraga, ataupun hanya sekedar mengobrol. Ia juga melihat anak - anak kecil yang biasanya bermain bersama Hizla sekarang terlihat tengah bermain sepeda, dengan tawa mereka yang begitu riang.

"Hai kak galak." Sapa salah satu dari mereka-Iqbal.

Nevin hanya tersenyum dengan senyuman yang lebih lebar dari biasanya, sampai gigi putihnya yang rapi terlihat.

"Ihh, Lena, Bobby. Kakak galak senyum." Ujarnya, membuat saudara sepupuan itu menengok ke Nevin.

***

"Abang udah enakan?"

"Udah dek."

"Alhamdulillah." Ucap Hizla dengan kedua tangan mengusap wajahnya. Setelah itu, Hizla berlari keluar dari kamar Azriel. Ia mengambil ponselnya di kamar, kemudian turun ke lantai satu. Azriel hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali bergelut dengan tugas kuliahnya.

Hizla akan menunggu tetangganya yaitu Nevin di teras.

Gadis itu duduk di kursi dekat pintu sambil menatap ke gerbang.

Belum lama ia menunggu, Nevin muncul dan membawa... gitar (?) Sekejap, Hizla langsung teringat dengan buku sketsa kemarin. Gambar pertama pada buku itu, menyuruh Hizla untuk mencoba bermain gitar kan?

HizlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang