42. Kecelakaan kecil

775 50 14
                                    

Misi..

Hi temen temen!! Hehe
Apa kabar..?

Kalian sehat kan?
... masih selalu bahagia kan? Jangan sedih sedih, dan selalu semangat ya.

.

.

.

Iya, iya, aku salah:"
Jangan marah yupp. Apa kalian masih setia nunggu kelanjutan cerita ini? Huhu
Maaf banget... Iya ini terlalu lama.
I'm terribly sorry, udah bikin temen temen nunggu.

Banyak kegiatan, dan mood ku yang naik turun bikin cerita ini lama banget update.

Juga, wattpad ku sempet eror. Cerita ini sempet ilang guis:"

Udah ah, langsung aja yukk.

Enjoy...

.

Pelajaran di kelas 11 MIPA 1 sekarang adalah olahraga. Hizla dan Luna keluar dari toilet, karena baru saja mengganti pakaian. Mungkin hanya tinggal mereka berdua yang belum sampai lapangan. Iya, Hizla dan Luna sedikit terlambat karena tadi mereka di suruh membantu Bu Novita, untuk membawa buku ke ruang guru.

Setelah meletakan baju di loker, kedua gadis itu kembali berjalan menuju lapangan indoor yang letaknya tak jauh dari kelas mereka.

"Oh iya Lun, dari kemaren Hizla lupa mau tanya."

"Tanya apa?"

"Luna jadi beli sendal itu nggak?"

"Gue nggak dapet." Rengek Luna sambil merengut.

Hizla terkekeh. "Oh ya? Kenapa?"

"Kan gue tidur, tapi udah set alarm. Waktu alarm-nya bunyi gue nggak bangun, lima menit kemudian gue sadar dan langsung cepet-cepet mau pesen tuh, tapi size yang tersisa segede kaki gajah semua. Tau ah, ngeselinn."

"Lagian, Hizla kan udah bilang jangan tidur." Seru Hizla, lalu kembali terkekeh.

"Orang ngantuk."

Hizla dan Luna ini sudah hampir sampai di lapangan, namun Hizla melihat seorang gadis berjalan sendirian.

"Meira?"

Gadis itu mendongak, ia tersenyum dan langsung mendekati Hizla. "Hai!"

"Wah ternyata beneran, Meira pindah kesini."

Meira kembali tersenyum dan mengangguk. "Iya Zla."

"Eh kenalin ini Luna."

Mata Meira beralih ke gadis yang berdiri di samping Hizla. Ia mengulurkan tangannya. "Meira."

Luna tersenyum tipis, dan membalas uluran tangan Meira. "Luna," balasnya.

"Masuk kelas mana?"

"11 IPS 1."

"Ohh, deket ya sama Steff."

"Iya, yaudah Zla, gue mau ke toilet dulu ya."

"Eh iya, Hizla juga mau ke lapangan."

Setelah Meira meninggalkan Hizla dan Luna, kedua gadis ini kembali melanjutkan jalannya. "Perasaan gue nggak enak ngeliat dia pindah ke sini."

"Nggak enak kenapa si Lun? Udahlah, ayo masuk."

***

Saat semua sudah berkumpul, pelajaran olahraga pun dimulai. Seorang pria yang sepertinya baru berkepala tiga, berdiri di depan murid kelas 11 MIPA 1. Beliau adalah Pak Gibran, guru olahraga kelas 10 dan 11.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HizlaWhere stories live. Discover now