8. Aku benar-benar mengenalmu.

18.6K 2.2K 84
                                    

Ellina menatap monitor di hadapanya dengan wajah penuh minat. Semangat hidupnya tampak sangat berkobar. Ia tak menyadari, bahwa hal yang di masa lalu ia tinggalkan menjadi hal yang peling dia rindukan saat ini.

"Baiklah, mari kita lihat, ada tantangan apa yang menunggu. Aku harus mengambil semua uang yang mereka tawarkan."

Senyum Ellina terkembang lebar tanpa sadar. Matanya mulai bergerak liar dan mengklik beberapa perlombaan meretas dan yang lainnya. Dia juga mendapati beberapa akun atas nama dirinya, 'White Fox' berkeliaran bebas. Melihat itu dia cukup terkejut.

"Kenapa ada banyak akun White Fox setelah aku tinggalkan. Mereka, apakah mereka pikir bisa main-main dengan nama akunku? Baiklah, ayo tunjukkan pada dunia. Bahwa White Fox yang asli telah kembali."

Tatapan sinis dengan niat yang membara menyulut semangat kian berapi api. Matanya berkedip sesekali sebelum Jari-jarinya bergerak liar dengan sangat cepat. Dalam hitungan menit, beberapa lomba meretas tingkat bawah telah dia hancurkan. Lalu berlanjut hingga ke tingkat berikutnya. Dan malam ini, dunia peretasan kembali mengalami kegemparan. Nama White Fox kembali mencuat dengan sangat cepat.

Bunyi 'ding' selalu bersahutan dengan teratur. Dengan itu juga hadiah uang yang di tawarkan telah masuk ke akunnya. Ellina tersenyum, dia semakin liar dan lebih liar lagi dalam menghancurkan dunia peretasan. Melewati semua tantangan dengan sangat mudah. Tanpa dia sadari, di sudut ruangannya duduk, Irlac telah berdiri sangat lama. Pria itu mengikuti sejak Ellina keluar dari kamar hotel dengan sangat hati-hati.

Irlac memperhatikan semuanya. Bagaimana jari Ellina menari cepat di atas keyboard. Bagaimana istri kecilnya tersenyum penuh kemenangan. Dan bagaimana semua ekspresi kepuasan terlintas. Dia terhibur, terkejut, dan tak bisa menahan rasa bahagianya. Lalu pikirannya hanya satu. Dia segera keluar dari sudut ruangan itu dan menunggu Ellina di luar. Tangannya jelas menghubungi sebuah nomor.

"Kakek, ini aku."

"Irlac, bagaimana kabarmu? Apakah kau telah mendapatkan informasi?"

Sudut bibir Irlac meringkuk tipis. Membuat wajahnya terlihat sangat tampan. "Aku belum memastikannya. Tapi rasanya, akan membutuhkan sedikit waktu. Ini tentang informasi rahasia itu. Kakek, apakah benar, tak ada yang dapat membukanya selain Bibi dan --"

"Semua informasi tentang Bibimu, Elvi memang terkunci. Tak akan ada yang bisa membukanya selain dirinya. Tapi, kau tahu sendiri. Bibimu telah meninggal, anaknya pun tak selamat. Namun aku tak tahu, kenapa informasi terbaru mengatakan bahwa sebenarnya anaknya selamat dari kecelakaan tersebut. Cucuku masih hidup,"

Irlac tersenyum saat mendapati suara serak dengan isakan pelan di ujung sana. "Kakek, jika aku menemukannya, aku akan segera membawa pulang."

"Dia, cucuku, apakah benar-benar masih hidup? Kenapa ada informasi palsu yang mengatakan bahwa dirinya telah tiada? Dan kini, kenapa Cucuku sangat sulit di temukan?"

"Kakek, sabarlah. Apakah kakek percaya padaku? Aku mengenalnya dari kecil."

"Anak baik, aku akan percaya padamu. Aku percaya padamu. Temukan dia, aku percaya bahwa informasi terbaru dari orangku tak akan salah. Dia pasti masih hidup,"

"Kakek tak perlu khawatir. Aku akan menanganinya, juga mencari orang yang memberikan informasi palsu tentang kematiannya. Aku akan memastikan bahwa mereka tak akan dapat hidup tenang. Sekarang, istirahatlah, aku akan mengatur semuanya."

Irlac mematikan teleponnya, lalu menghubungi Damon dengan cepat.

"Apa yang kau dapatkan?" tanya Irlac langsung saat telepon tersambung di ujung sana.

Sweet Dream CinderellaWhere stories live. Discover now