31. Dia adikku?

11.3K 1.6K 41
                                    

Ernest memasuki sebuah ruangan yang tampak sunyi. Matanya meneliti wajah tampan yang masih terlelap dikursi kerja meski matahari mulai menaikkan cahayanya. Tak lama setelah itu, langkah kaki seseorang di belakangnya membuatnya menoleh.

"Tuan, kumohon. Silahkan keluar, Tuan muda masih tidur,"

Ernest menggerakkan punggung tangannya beberapa kali agar orang tersebut menyingkir. Menandakan bahwa dia tak akan keluar meski disuruh berkali kali. Satu jari telunjuknya bahkan terangkat ketengah bibir. "Sshhtt, kau bisa membangunkannya, Lander. Pelankan suaramu, atau dia akan bangun,"

"Apa yang kau lakukan di ruanganku?"

Suara dingin itu tercetus di udara. Membuat kedua orang yang tengah bicara itu menoleh.

"Yah, kini dia benar-benar bangun," ujar Ernest dengan tersenyum.

Sedangkan Lander menunduk sesaat. "Aku sudah menahannya, Tuan. Tapi Tuan Ernest tetap mencoba masuk,"

Kenzie mengedipkan matanya sekali, membuat Lander mengerti dan undur diri. Melihat Lander pergi Ernest langsung tersenyum lebar.

"Wah, dia benar-benar kompeten. Bagaimana jika kita bertukar sekretaris?"

Mendengar itu Kenzie sama sekali tak tergerak. Dia hanya memiringkan kepalanya dengan satu tangan sebagai penyangga. Tampak malas namun tatapan matanya tetap tajam dan tak berubah. Menampilkan ketampanannya yang jelas meski dua kantung hitam itu mulai terlihat di wajah lesunya.

"Apa yang kau butuhkan sampai datang ke ruanganku?"

Ernest memilih duduk di kursi tamu dan mengangkat satu kakinya untuk bertumpu pada satu lututnya. Senyumnya yang ramah masih terlukis, memperlihatkan wajahnya yang segar dan tampan. "Tidak. Aku hanya mengucapkan terimakasih karena kau telah menghancurkan perusahaan Lykaios. Tapi, kenapa kau juga menghancurkan perusahaan Nero? Apa kau tak takut?"

"Kau pikir aku melakukan itu untukmu?" ujar Kenzie tegas dan malas. "Aku tak memiliki urusan denganmu kecuali satu. Jauhi tunanganku!"

"Hahaha, kau terlalu serius." sela Ernest di tengah tawanya. "Bukankah kau sangat berlebihan? Kenapa kau juga melakukan sesuatu pada Ibuku? Dia bukan orang yang bisa kau sentuh, Reegan!" peringatnya dingin dan keras.

Kenzie menegakkan kepalanya dan berdiri. Kemeja putihnya tampak kusut namun tetap tak membuat ketampanan Kenzie berkurang. "Oh, kupikir kau sudah tahu. Aku memang ingin memperingatkanmu, bahwa Tunanganku bukanlah orang yang bisa Ibumu sentuh,"

"Apa maksudmu?" tanya Ernest tiba-tiba saat tersadar kata-kata peringatan Kenzie bukanlah tanpa sebab.

"Katakan pada Ibumu, jika dia sekali lagi mencoba menyentuh tunanganku, dengan tangannya ataupun tangan orang lain, aku tak peduli. Aku tetap akan menghancurkannya," saat ini Kenzie sudah duduk berseberangan dengan Ernest. Tatapan matanya yang tajam dengan wajah datar membuat aura kekejaman terpancar.

"Ibuku tak mungkin menyentuh Ellina," gumam Ernest jelas. Dia melirik Kenzie sesaat dan menurunkan matanya. Lagi pula dia tak tahu hal apa yang dilakukan ibunya pada Ellina. Jadi dia tak akan percaya. "Kenapa dia harus melukai permata perusahaanku. Benar-benar tak masuk akal."

"Menurutmu, kenapa ibumu tertarik pada tunanganku?" balas Kenzie bertanya dengan nada acuh tak acuh.

Ernest tak menjawab. Tapi matanya jatuh pada lembaran-lembaran kertas yang bertanda rumah sakit di atas meja yang tak jauh darinya. Entah kenapa itu menarik minatnya. Tangannya dengan cepat bergerak meraih kertas itu dan membacanya sebelum Kenzie berhasil merebutnya.

"Apa ini?"

Kenzie akhirnya diam dan menunggu reaksi Ernest setelah membaca surat penting yang dia dapatkan semalam. Cepat atau lambat, Ernest akan tahu hal ini. Jadi jika dia tahu lebih cepat itu tak akan membuat perbedaan lebih.

"Kau," tangan Ernest bergetar saat membaca isi surat penting tersebut. Matanya menatap Kenzie tajam karena butuh penjelasan. "Apa yang kau lakukan? Ini ... ini tidak mungkin kan?"

Tubuh Ernest bergetar. Pegangannya pada kertas tersebut mengeras. Dia jelas melihat nama ayahnya di sana dengan nama permata perusahaannya dan hasilnya adalah akurat. 99,99% hasil tes DNA tersebut cocok. Dia sangat terkejut hingga tak dapat mengatakan apapun. Lalu ingatannya berputar pada saat Kenzie menjemput Ellina saat berada di rumah utamanya. Dia ingat, Kenzie memeluk ayahnya saat itu. Yang artinya, hal itu sengaja dilakukan untuk mendapatkan beberapa helai rambut ayahnya untuk sampel ini.

"Kau sengaja, bukan? Kau sengaja memeluk ayahku dan mendapakan rambutnya. Tapi kenapa? Dan ini," ucap Ernest sangat shock. Dia bingung dan tak menemukan kata-kata yang pas. "Ini tak mungkin kan. Dia, dia adikku? Bagaimana bisa? Ibuku hanya melahirkan aku!"

Kenzie sangat tenang melihat kemarahan Ernest yang berapi api. Itu tak sepenuhnya kemarahan. Ada rasa terkejut juga rasa tak percaya yang besar. Bagaimanapun ini akan sangat sulit diterima. Dia ingat, saat menerima hasil tes tersebut, dia juga sangat terkejut. Jadi dia menyadari, kenapa Ernest terlihat sedikit berlebihan.

"Bagaimana bisa, bagaimana bisa dia menjadi adikku. Tidak mungkin. Dia," ucap Ernest sangat bingung. Ingatannya berputar kembali pada pandangan ayahnya yang terlihat minat pada permata perusahaannya
Membuat ibunya cemburu dan yah, dia juga ingat, ayahnya mengatakan bahwa Ellina mirip seseorang. Lalu, foto itu, foto yang pernah dilihatnya, itu sangat akrab, tapi dia lupa pernah melihat dimana.

Tanpa banyak kata, Ernest segera berlalu dari ruangan Kenzie dan pergi. Saat ini dia butuh penjelasan. Tidak, dia harus mencari tahu dan memastikan semuanya. Semua ini terlalu mengejutkan juga membingungkan.

Melihat Ernest yang sangat buru-buru, Kenzie bangun dan meminta Lander masuk. Saat Lander masuk, dia tampak berpikir dalam.

"Tuan, tuan memanggilku?"

"Apa kau sudah menempatkan orang untuk menjaga Ellina? Dia tahu lebih cepat,"

Lander mengangguk. "Tuan tak perlu khawatir tentang hal itu. Tapi tuan, aku juga mendapatkan info, bahwa saat ini, ada orang lain yang juga menjaga Nona Ellina."

"Siapa?" tatapan khawatir Kenzie menyelimuti.

Lander menyadari hal itu dan semakin yakin. Bahwa di masa depan dia harus berhati hati jika berurusan dengan urusan yang menyangkut nona mudanya. Atau nyawanya tak akan selamat.

"Itu, sepertinya dari Tuan Irlac."

Kenzie diam saat nama Irlac disebutkan. Saat ini dia tak akan menarik atau menculik orang-orang Irlac untuk sementara. Karena dia tahu, keadaan bisa saja memburuk. Jika fakta Ernest tahu bahwa dia bukan anak kandung ayahnya, maka keadaan sudah pasti akan memburuk.

"Tuan, apakah itu artinya, tuan ernest tahu bahwa dia bukan anak kandung Tuan Wilton?" tanya Lander ikut khawatir.

Kenzie menggeleng. "Tidak, dia hanya tahu bahwa Ellina memiliki kecocokan dengan ayahnya. Dia tak melihat satu laporan yang tertimpa amplop lain di atasnya. Untuk saat ini, dia berpikir bahwa Ellina adalah adiknya."

"Itu artinya keadaan akan jauh lebih berbahaya jika saat tuan Ernest tahu semuanya."

Kenzie mengangguk. "Biarkan orang-orang Irlac berjaga disana. Kau cukup tempatkan satu orang terpercaya untuk menjaga Ellina dari dekat."

"Tuan," panggil Lander pelan. "Tempat teraman dan orang yang paling aman menjaga nona adalah Tuan sendiri."

Kenzie diam mendengar itu semua. Kata-kata Lander benar, saat ini dia hanya bisa tenang jik Ellina tinggal bersamanya. Tapi itu akan sulit. Karena gadis itu pasti akan menolaknya tanpa pikir panjang. Lalu apa yang harus dia lakukan?

Sweet Dream CinderellaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora