42. Kita akan menikah.

19.3K 1.2K 134
                                    

Pagi ini, Ellina mengendarai mobil sport merahnya menuju E. V. Company setelah Ernest mengirimkan mobilnya kemarin. Dia berniat memulai pekerjaan terakhirnya sebelum esok pergi berlomba bersama tim nya. Namun siapa yang menyangka, bahwa saat dia baru pertama kali datang, lykaios dan Nero telah menunggu kedatangannya, diikuti oleh Ernest yang terlihat tak peduli.

"Apakah kalian baik-baik saja?" tanya Ellina meneliti dua sahabatnya dengan tatapan curiga.

Keduanya menggeleng, dan Ernest maju mendekat. "Tak perlu pedulikan mereka, kau harus menyelesaikan pekerjaanmu untuk yang terakhir," bisiknya dengan nada dingin.

Ellina menoleh, dan mengernyitkan keningnya mendengar nada Ernest yang tak seperti biasa. Namun setelah mengatakan itu, Ernest berlalu menuju ruangannya. Dia duduk dengan tatapan acuh tak acuh dan menatap Ellina yang mulai bekerja dari kaca ruangannya. Senyum sinisnya terukir, dua tangannya mengepal kuat tanpa sadar.

"Aku hanya mengijinkamu untuk mengelola perusahaan sementara. Saat Ellina telah benar-benar kembali, maka seluruh warisanku akan jatuh di tangannya. Ernest, aku berharap kau mengerti kenapa aku melakukan semua ini,"

Itu adalah ingatan dari kata-kata Wilton dua hari lalu setelah dia tahu bahwa ayah dan ibunya akan resmi bercerai satu minggu kedepan. Selama lima hari ini dia juga telah menghabiskan malamnya yang panjang dengan menyusun rencana bersama ibunya. Dia tak bisa menyerah. Tidak dia memang tak akan menyerah. Semua hal yang biasa dia kuasai adalah miliknya sejak lahir. Dan dia tak akan menyerahkannya begitu saja pada Ellina!

"Lalu kenapa? Kenapa jika kau putri sah ayahku? Ayahku membangun perusahaan ini untukku dan aku bekerja keras mengembangkannya. Setelah semua waktu, tiba-tiba kau datang dan melesak masuk dalam keluargaku dan menghancurkan duniaku. Ellina, harusnya aku tak pernah menolongmu saat itu! Harusnya aku membiarkanmu mati dengan cara yang mengenaskan!"

Dua sudut bibir Ernest tersenyum tipis. Selama beberapa hari ini, hatinya menolak semua kenyataan yang ada dan memberintak. Pelan tapi pasti, rasa bencinya pada Ellina melonjak pesat dan kini dendam tengah menggerogoti hatinya.

"Benar, kau harus menyelesaikan pekerjaan terakhirmu untuk membuat perusahaanku meningkat sebelum aku membuangmu dan membinasakanmu untuk selamanya! Ayahku hanya akan memilikiku sebagai putranya. Dan aku akan tetap menjadi pewaris keluarga E. V. satu-satunya." senyum penuh minatnya kian berkembang saat dia melihat sosok Ellina tampak fokus bekerja. "Kau dan Kenzie, memang pasangan yang sempurna! Sangat sempurna hingga neraka menginginkan kalian di sana! Beraninya, tunanganmu membinasakan sekertarisku tanpa ampun. Aku akan membalasnya. Aku akan menghancurkan kalian berdua,"

Tentang Zachheo, satu hari yang lalu, Ernest menerima sebuah kiriman foto lengkap dengan sebuah video ke nomor ponselnya. Dia membuka video tersebut acak dan tertegun saat melihat Zachheo disiksa sedemikian rupa. Video tersebut telah di edit sedemikian rupa hingga tak menampilkan wajah sang penyiksa. Dan darahnya kian mendidih saat melihat Zachheo berkali kali tak sadarkan diri hingga tak bernyawa karena dua tangan dan kakinya telah terpisah secara mengerikan. Dia berteriak bahkan memaki, namun dia tak dapat mnghubungi nomor yang telah mengirinkan semua itu padanya.

Hal yang bisa dia lakakukan adalah menonton video tersebut hingga tuntas. Dan bagian terkahir, membuat seluruh nyawanya seakan di tarik paksa. Dia jelas, melihat tubuh Zachheo terkoyak oleh seekor hewan yang tampak sangat gila dan melahap tubuh Zachheo. Membuat perutnya bergejolak dengan mulut berkali kali bergerak untuk mengeluarkan isi dalam perutnya, tapi Ernest menahannya! Dia mengamati hewan tersebut, dan tertegun saat nama Kenzie terlintas! Lalu nama Bing Bing mengikutinya. Dan dia bisa memasikan, bahwa Kenzie telah menculik bawahannya juga membunuh orang-orangnya seperti Ethan dua tahun lalu. 

Waktu begitu cepat berlalu. Sore ini, Ellina mengendari mobilnya dengan tergesa menuju perusahaan Reegan. Dia tak bisa menahannya saat tugas menyempurnakan perangkat lunak siap, dia melihat Nero berlutut memohon sedangkan Lykaios tampak sangat stress.

Sweet Dream CinderellaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu