34. Aku tidak gila!

10.1K 1.2K 20
                                    


Irlac menepikan mobilnya dan menyusuri lorong rumah sakit. Dia sempat bergidik ngeri saat beberapa orang berusaha menariknya. Langkahnya semakin cepat dan dia berdiri di sebuab pintu kamar berwarna putih. Dari kaca pintu, dia bisa melihat Lexsi tengah duduk diam dengan tatapan putus asa. Ada kantung mata hitam di bawah matanya. Wajahnya terlihat tirus dan kucal tak terurus. Mendapati itu, dia tersenyum tipis, kilatan matanya bahkan tampak puas dan terhibur. Sepertinya, istri kecilnya cukup pintar untuk memilih menyiksa Lexsi di tempat seperti ini.

Seorang perawat yang mengikutinya membukan kunci pintu kamar Lexsi dan tersenyum saat mengijinkannya masuk. Dia mengetukkan tangannya beberapa kali hingga membuat Lexsi yang berada di dalam menoleh.

"Ibu," teriak Lexsi cepat meski belum tahu siapa yang akan masuk keruangannya. Tubuhnya bergerak cepat mendekati pintu, dan dia membeku saat melihat wajah Irlac yang tersenyum padanya saat mata mereka bertemu.

"Maaf, mengecewakanmu. Aku mendengar kau berakhir disini dari Ibumu," sapa Irlac berbohong.

Lexsi tersenyum kaku, dia menunduk sesaat dan menangis sedih."Irlac, aku tidak gila. Aku benar-benar tidak gila." tubuhnya bergerak refleks mendekati Irlac dengan tangan memegang tangan Irlac kuat. Dia tampak sangat ketakutan dan menyedihkan.

Irlac melirik tangan asing yang memegangnya penuh harap. Sekilas bibirnya tertarik keatas dengan ekspresi jijik dan puas. Namun dia dengan cepat menyembunyikan semuanya. Dia menatap Lexsi lembut dan berkata, "Ayo bicara di luar."

Lexsi mengangguk dan tetap menggenggam tangan Irlac kuat. Dia mengikuti irlac dan berakhir duduk di taman setelah berjalan lebih dari lima belas menit. Di bangku taman rumah sakit ini, tatapannya sesekali jijik melihat banyaknya orang gila tengah bermain dan berkali kali mencoba menarik atau mendekatinya. Jika bukan karena Irlac yang menginginkan keamanan agar dapat bicara padanya, mungkin mereka tak akan bisa duduk tenang seperti ini.

"Irlac, keluarkan aku dari sini, kumohon, tolong bantu aku,"

Irlac menatap wajah Lexsi yang benar-benar putus asa dengan tangan memohon padanya. Ada jejak rasa geli di matanya, namun dia memilih mengatakan hal yang mungkin membuatnya mendapatkan informasi.

"Kenapa kau bisa berakhir di sini? Kau tidak benar-benar gila , kan?" tanyanya hati-hati dengan nada menimbang dan mencari kejujuran.

Lexsi menggeleng cepat. Dia kembali mengingat semuanya dan rasa benci yang terkubur di hatinya keluar. Dia menggeram marah dengan mata berapi api. "Semua karena rubah licik itu. Dia, dia sangat mengerikan. Dia yang membuatku berakhir di sini, dan Ayah percaya padanya begitu saja."

Kilatan dingin terlintas di mata Irlac. "Rubah kicik?"

"Dia ellina!" jawab Lexsi jijik dengan nada marah dan benci yang terlihat jelas. Dia tak menyadari bahwa ekspresi Irlac memburuk saat nama Ellina di sebutkan.

"Oh, dia kelihatan lembut dan baik," bela Irlac menyulut kemarahan Lexsi. "Aku sudah bertemu dengannya untuk perihal kontrak itu. Dia, apakah dia benar-benar kakakmu?" tanyanya pura-pura tak tahu.

Lexsi tersenyum sinis."Jangan tertipu padanya. Dia benar-benar jahat. Jika tidak kenapa dia melakukan ini pada Adiknya?" sesaat dia kelihatan tenang dan penuh kebencian, namun detik selanjutnya tangannya bergerak menarik tangan Irlac dengan tatapan penuh permohonan. "Irlac, bantu aku keluar dari sini. Bantu aku, aku tidak gila. Aku benar-benar tidak gila."

Irlac menarik tangannya pelan. Dia tersenyum manis dengan tatapan penuh kelembutan. "Aku bisa saja mengeluarkanmu. Tapi aku harus menjamin bahwa kau tidak gila,"

"aku tidak gila!" bantah Lexsi kesal. Dia menatap Irlac sendu. "Apa kau juga berpikir bahwa aku gila?"

Irlac tak menjawab dan hanya menaikkan kedua pundaknya dengan tatapan tak peduli. Hal itu di sadari Lexsi dengan rasa terkejut yang melintas. Sesaat Lexsi melihat senyum tipis penuh ejekan dan kilatan emosi yang dalam di mata Irlac. seakan mensyukuri kemelangannya. Tapi, itu sangat sebentar. Jadi dia tidak yakin terlebih saat bibir Irlac mengatakan sesuatu yang menunjukkan kepedulian padanya.

Sweet Dream CinderellaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin