20. Dia harus mati.

16.4K 1.8K 124
                                    

Typo bertebaran.
Part blm di perbaiki.

Happy reading.

***

Aldric membanting semua dokumen di tangannya saat baru saja tiba di rumah. Lexsi hanya duduk di sofa dan terdiam. Pikirannya jelas terasa tidak nyaman saat mengingat penglihatannya di lokasi pakir hotel beberapa jam yang lalu. Saat itu dia jelas melihat Irlac tengah berjalan dengan seorang gadis seumuran dengan dirinya. Mereka tampak sangat serasi dari jauh namun saat memperhatikan gadis di samping Irlac, entah kenapa perasananya menjadi buruk.

Itu tak mungkin dia kan? Kenapa gadis itu sangat mirip? Tidak, dia sudah mati. Aku pasti salah. Dan perasaanku pasti juga salah. Itu bukan dirinya.

"Sayang, ada apa? Apa yang terjadi?" Vania yang baru saja menyeduh kopi tercengang saat melihat beberapa surat berserakan di lantai. Dia memengut kertas-kertas itu dan meletakkan di meja.

Lexsi hanya mendesah. "Bu, ini tak semudah yang kita pikir. Aku tak menyangka bahwa dia akan memeriksa surat tanah tersebut."

Aldric yang masih marah ikut duduk di sofa. "Apa yang harus kita lakukan? Mereka tahu sertifikat tanah yang kita ajukan palsu,"

"Bagaimana bisa?" tanya Vania kaget. "Mereka seteliti itu?"

Lexsi mengangguk. "Dia meminta sekretarisnya memeriksanya. Dan aku yakin, bahwa mereka sekarang tahu bahwa tanah tersebut milik Ellina."

"Mereka bahkan mengajukan pembatalan kontrak. Dan jika kita tak dapat menemukan Ellina maka semua hal yang bisa kita dapatkan akan hilang."  Keluh Aldric frustasi.

Vania menggeleng. "Tidak. Itu tak boleh terjadi. Perusahaan kita tak akan bisa bangkit tanpa bantuan mereka. Kita harus mengejarnya agar kita bisa bertahan dan perusahaan tetap stabil."

Lexsi mengangguk dan Aldric setuju.

"Masalahnya, mereka ingin Ellina yang menandatangani kontrak karena sertifikat tersebut atas nama dirinya,"

"Tapi dia telah mati," ucap Vania berapi api. Matanya menatap Aldric yang selalu kukuh membahas Ellina. "Kita bahkan telah mengeluarkan dia dari daftar keluarga."

Aldric diam berpikir. Benar, dia telah mengeluarkan Ellina dari daftar keluarga, juga telah membuat surat pengalihan nama. Mengalihkan surat tersebut atas nama dirinya tapi dia tak percaya jika hal itu sangat tak berguna di mata Irlac. Pemuda itu sangat teliti dan bermata tajam. Dengan mudahnya semua hal yang dia rancang diketahui.

"Bagaimana ini? Apakah kita benar-benar tak bisa bekerjasama dengan mereka? Sayang, lakukan sesuatu. Kita harus mencari Ellina. Kita benar-benar membutuhkan Ellina saat ini. Tapi dimana kita mencarinya? ini sudah dua tahun. Dan dia benar-benar tak kembali. Apa yang akan terjadi pada keluarga kita, jika kita tak dapat menemukannya?" tanya Vania mulai kalut. Dia benar-benar tak menyangka bahwa semua akan seperti ini. Dia tak mengira, bahwa meski telah mati, gadis itu masih saja membawa keluarganya hancur.

Lexsi tampak kosong dan terlihat sibuk dengan pemikirannya sendiri. Dia selalu mengingat gadis yang di bawa oleh Irlac. Bagaimanapun postur wajah itu terlihat sangat mirip dengan Ellina. Tapi apakah mungkin jika itu Ellina?

Itu tidak mungkin! Batinnya kuat. Bagaimana mungkin Ellina mengenal Irlac? Dilihat dari manapun itu tak akan terjadi. Tapi bagaimana jika itu benar? Bagaimana jika gadis itu benar-benar Ellina? Bagaimana jika kekasih Irlac adalah Ellina? Lalu, bagaimana dengan Kenzie? Atau Ernest? Tidak, kenapa semua pria-pria itu bisa mengenalnya dan memperebutkannya? Harusnya tidak seperti ini. Harusnya dia tak bisa mendapatkan semua itu.

Sweet Dream CinderellaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin