36. Kau menculikku?

10.2K 1.3K 83
                                    

Part mentah banget yah.

Mohon maaf, selalu relat update.
Seperti biasa, typo belum di perbaiki.
Happy reading.



***

Keesokan harinya saat kota z terlihat sangat panas, Lexsi berada di dalam sebuah cafe yang tak jauh dari Reegrand World Mall. Dia terlihat sedikit resah saat berkali kali melihat layar ponselnya yang sama sekali tak bersuara. Jelas, dia tengah menunggu seseorang yang sedikit membuatnya kesal. Tiba-tiba sebuah sapaan halus terdengar dan dia membalikkan tubuhnya.

"Nona Lexsi,"

Lexsi menautkan alisnya dan menatap pria di hadapannya dari atas hingga bawah.

"Aku Zaccheo, sekretaris Tuan Muda Ernest. Tapi kali ini aku datang atas perintah nyonya besar."

Setelah mendengar kata terakhir, Lexsi bernapas lega. Tapi raut tidak puas tercetak jelas di wajahnya. "Kenapa dia tak datang sendiri?" tanyanya menahan marah.

"Nyonya memiliki sedikit masalah dan tak bisa keluar. Lalu," ucapnya menggantung. Dia menoleh ke berbagai sisi dan memastikan bahwa semua aman.

"Apa?" tanya Lexsi tak sabar. "Dia bahkan tak bisa menolongku di rumah sakit jiwa dan hanya tau rencana bodoh saja." makinya kesal.

"Aku telah memberikan obat tidur pada Nona Ellina sesuai perintah Nyonya, dan beberapa orang nyonya harusnya sudah membawanya. Selanjutnya, nona Ellina menjadi milikmu dan nyonyaku hanya membantu sebatas itu,"

"Apa? Kapan?" tanya Lexsi berubah menjadi minat.

Zaccheo berbisik pelan. "Baru saja beberapa menit yang lalu. Nona Ellina berada di cafe yang tak jauh dari sini."

Senyum Lexsi terkembang. "Kemana mereka membawanya pergi?"

"Strett Hall Youriko. Lorong B nomor 39."

Awalnya mata Lexsi terbelalak lebar, namun kemudian senyumnya kian terkembang. "Bukankah itu tempat kotor?" tanyanya ambigu.

Zaccheo tak menjawab dan hanya berkata, "Tugasku telah usai. Nona, aku akan pergi."

Melihat Zaccheo yang berbalik, bibir Lexsi tak tertahan. Suaranya terdengar jelas meski itu tidaklah keras. "Apakah Ernest tahu bahwa kau menghianatinya?"

Langkah Zaccheo tertahan. Dia mengeratkan kepalan tangannya tanpa sadar. Menoleh sedikit, dengan raut dingin di wajahnya.

"Jangan lupa, kau menyakiti Permatanya." sambung Lexsi lagi.

"Nona, itu bukanlah hal yang harus kau tanyakan!"

Lexsi tertawa kecil. "Baiklah rahasiamu aman di tanganku."

Zaccheo tak menggubris dan hanya memilih pergi. Jelas, ada raut khawatir di matanya. Dia mengingat beberapa saat lalu. Saat dia melihat Ellina baru saja keluar dari perusahaan dan dia juga memilki urusan di luar. Dia mengikuti Ellina atas perintah Qianzie dan menjalankan semua perintah yang harus dia lakukan.

Awalnya itu hanya membuntuti namun kemudian perintah itu berubah cepat. Dia harus membuat Ellina tak sadarkan diri lalu orang lain akan datang dan membawa permata perusahaan bosnya. Dia tak memiliki pilihan, jadi dia bertindak secara alami. Menemani Ellina keliling dan menahannya untuk menikmati makan siang bersama. Tapi siapa yang tahu bahwa dalam minuman Ellina, dia telah memasukkan obat tidur. Dia memastikan Ellina tak sadarkan diri lalu membawanya dan dua orang asing meminta Ellina sesuai perintah Qianzie. Setelah itu dia menemui Lexsi dan gadis itu haruslah mengambil alih semua rencana.

"Itu hanya obat tidur." batinnya saat ini untuk menekan rasa khawatirnya. Namun jelas, di tangannya kali ini ada obat lain yang dia sembunyikan lalu ia buang. "Aku tak akan memberikan obat perangsang ini. Tidak, aku tak bisa melakukannya. Aku harap, nona Ellina tak mengalami hal buruk lainnya,"

Sweet Dream CinderellaWhere stories live. Discover now