BAB 2

1.1K 50 0
                                    

"Aku ikhlas, aku tak apa, jika kau tak menafkahi ku selama aku pergi."

-----------------------------------------

Saat ini Vela sedang berkemas baju nya juga keperluan nya. Tak banyak karena disini baju yang ia bawa adalah baju pembelian dari sang suami.

Vela ingat disaat awal mereka menikah. Kata orang malam pertama, tapi tidak bagi Vela karena malam pertama mereka yang ia  lakukan dengan sang suami adalah hanya menonton TV sampai menjelang subuh dan di langsungkan dengan sholat malam. Pagi nya pun mereka berdua -Vela dan Mateen- bagun terlambat dan ia dan Mateen di ejek habis habisan. Haha.. kisah yang lucu.

Vela jadi teringat apa kata dokter beberapa hari sebelum mereka melangsungkan ulang tahun pernikahan yang ke-2 dokter bilang ia tak bisa mempunyai keturunan karena perihal kanker rahim. Vela pun tak menyangka kalo ia bisa mempunyai penyakit seganas itu. Vela tak memberi tahu tentang ini kepada suami nya kerana ia khawatir kalo semisal suami nya tau maka gagal lah ia akan keluar dari kerajaan ini. Sungguh Vela tak tau mau kemana ia setelah ini.

Serasa cukup, Vela pun berbaring disamping Mateen dan langsung di peluk oleh sang suami.

Aku pasti akan merindukan mu, suami ku. Jika aku bisa memberikan keturunan apa yang di pinta oleh ayah, pasti! Pasti akan ku berikan. Aku tau kau pasti menginginkan sosok anak itu, tapi kau pendam karena kau tak mau menambah beban ku selama ini, kau pria baik Mateen tapi kenapa kau mau menikah dengan ku? Wanita yang tak sempurna yang hanya bisa menjadi beban kehidupan orang lain. Ayah ibu, Vela kangen. Vela pingin pulang tapi Vela takut kalo Vela pulang ketanah air akan menjadi bahan cacian orang orang. Vela kangen, Vela gak tau harus kemana, hati Vela sakit ibu, hati Vela pedih.. Vela juga pingin jadi wanita yang sempurna tapi Tuhan tak mengabulkan nya. Vela.. Vela pingin punya anak. Vela pingin membahagiakan suami Vela mertua Vela juga seluruh anggota kerajaan, tapi Vela tak bisa, sekarang salah gak sih bu? Vela meng ikhlaskan suami Vela buat perempuan lain? Yang bisa memberikan ka Mateen anak, yang bisa membahagiakan ayah dan bunda mertua Vela. Ujar batin Vela.

Serasa cukup memandangi wajah Mateen ia pun tertidur didalam dekapan Mateen, karena baru ia menaiki Kasur Mateen pun memeluk nya dengan erat.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Pagi pun telah menyapa seluruh umat di dunia ini.

Sama hal nya dengan dua sejoli ini, karena mulai dari malam tadi sampai sekarang sang pria mau pun perempuan nya tak mau melepaskan pelukkan hangat ini..

Tapi tak berlangsung lama karena salah satu diantara mereka ada yang melepas paksa pelukkan itu dan langsung berlari terbirit birit kekamar mandi, seperti menahan sesuatu.

Huek...huek..uhuk..uhuk..huek

Sedangkan yang dikasur masih mengumpulkan nyawa nya. Diraba nya lah tempat sang pasangan nya disamping dan..

Kosong? monolog nya dalam hati.

Setelah itu ia mengedarkan pandangannya diseluruh sudut kamar itu dan tak menemukan siapa siapa, tapi ada satu tempat yang sangat amat berisik.

Ia pun bergegas kesana dan dilihat nya lah sang suami sedang berusaha memuntahkan isi perutnya.

"Kakak.." pekik sang perempuan

Sang laki laki pun tak menghiraukan panggilan itu,karena ia sedang dilanda rasa yang sangat amat mual.

"Kaka? Kaka kenapa? Kaka masuk angin? Kok muntah-muntah si?" Tanya sang perempuan.

"Uhuk..uhuk..akh.. aku tak apa Vela, ukh.. ini sangat menyiksa, aku tak sanggup.. huek...uhuk..uhuk..huek.." kata sang pria itu yang tak lain adalah Mateen.

"Kaka beneran ga papa? Kita panggil dokter aja ya? Aku gak tega ninggalin kaka kalo sakit. Aih kaka ini membuat ku bimbang saja." Ujar Vela sebal.

Sungguh ia tak tega meninggal kan suami nya dalam keadaan Mateen seperti ini.

Sedangkan pangeran Mateen, sungguh mual ini sangat menyiksa. Padahal semalam diri nya baik baik saja, tapi entah kenapa sekarang ia sungguh mual dan juga kepala seperti di tusuk tusuk dengan jarum.

"Vela,ukh.. ini menyiksa ku. Vela aku mau kekasur tapi aku tak sanggup membawa diri, bantu aku." Kata Mateen dengan wajah yang sangat amat pucat.

"Yaudah, tapi kaka harus kedokter atau dokter nya yang kesini? Gimana? Aku jam 10 nanti akan pergi gak papa kan? Tapi.."  ujar Vela.

Sungguh ini sangat membingungkan. Jika ia meninggal kan Mateen dalam keadaan sakit seperti sekarang ia sungguh tak mau, tapi teringat ia tentang rencana nya sekarang.

"Tapi Vela.. suami mu sakit, kamu masih tetap meninggalkan nya? Aih kau ini, aku...huek..uhuk..huek." lagi dan lagi pangeran Mateen muntah lagi.

"Aih ka.. aku... aku udah janji sama ayah kalau hari ini aku keluar dari istana ini, kau dengan ka Tani saja, tak apa kan?"

Mateen pun memandang Vela dengan tatapan sayu. Sungguh ia tak mampu ditinggalkan oleh Vela, lebih baik ia tak usah mempunyai anak dari pada tinggal oleh Vela.

"Kau benar benar pingin meninggalkan aku? Kau tak sayang lagi sama aku? Kau.. hiks..aku..aku tak sanggup jika kau tinggal.. aku leb.." sebelum berakhir kalimat yang ia ucapkan ia pun..

Brukk..

Mateen pun jatuh pingsan.

"KAKA!!" refleks berteriak.

"Ka.. ka Mateen, bangun ka! TOLONG!! AYAH! BUNDA! KAKA! TOLONG!!" teriak Vela dengan sangat kencang.

Tak lama kemudian seluruh anggota kerajaan berdatangan dan terkejut menglihat Mateen yang sudah pingsan dan berada di pangkuan Vela.

"Dia kenapa Vela? Kau apa kan anak ku? Vela jawab!" Bentak raja Brasta.

Sedangkan Vela yang di tuduh seperti itu hanya diam, tak menyahut atau apa pun, air mata sudah sedari tadi mengalir. Ia tau kenapa sang raja menuduh nya, karena emang ia yang berada disini.

Mateen pun di papah oleh kaka tertua nya. Zeylan.
























































































Plak...


"Pergi kau dari sini! Aku tak mau lagi menerima menantu seperti kau! Pergi kau! PENGAWAL! Bawa dia pergi dari istana ini! Kalau perlu.pulangkan.dia.ketanah.kelahirannya. CEPAT!!" Ujar raja Brasta murka.

Ini sangat sakit Tuhan..hiks..aku..aku di usir oleh mertua ku. Maaf kan aku ka, aku gak bisa bertemu lagi dengan kamu. Satu yang ku mohon, semoga kaka gak lupa sama janji kaka, yaitu jangan ceraikan aku. ujar batin Vela

"Tt..tunggu.. ayah.."  ujar Vela.

"Apa kau bilang??? Ayah??"

Raja Brasta terlihat muka nya merah padam.
Dan...







































Plak...

Lagi dan lagi, tamparan yang Vela terima.
Dua kali? Tanya nya dalam hati.

"L..lepaskan a..aku.. a..aku bbisa sendiri." Vela pun menghampiri kholnaliga.

"B..bunda..a..aku pamit, jika ka Mateen..hiks.. udah sadar tolong bilang..hiks.. harus minum obat.. jangan terlalu memforsir diri. A..aku pamit jaga..hiks..kesehatan bunda.. Vela sayang sama bunda.. assalamualaikum."

Vela pun menyalimi tangan seluruh anggota keluarga. Ia pun berjalan ke arah koper yang ia siap kan malam tadi, tapi..

"Kau. Jangan. Membawa. Baju. Atau. Apapun. Yang. Ada. Dikerajaan ini. Satu lagi! Ganti baju kau dengan baju pelayan!" Ujar sang raja dengan kalimat penuh dengan tekanan.

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Udah ya....

FOR MY HUSBAND Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon